Ibu Tewas Terikat
Diduga Melawan Perampok, Kepala Sri Mariana Dibenturkan Hingga Tewas
Sri Mariana diduga melawan perampok sehingga kepalanya dibenturkan hingga tewas lalu tangannya diikat.
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Bintang Pradewo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suryanto (41), terkejut ketika mendengar kabar kalau kakaknya, Tji Ah Wah alias Sri Mariana (48), warga Utan Jati, Cengkareng yang ditemukan tewas di sebuah ruko di komplek Duta Harapan Indah blok RR No 8 Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara mengatakan bahwa korban baru bekerja selama 3 bulan di gudang kabel itu.
Pasalnya, sebelum ditemukan tewas, menurut Suryanto, kerap menelpon handphone milik korban karena tidak ada kabar selama satu hari.
"Cici saya (korban-red), baru kerja 3 bulan sebagai penjaga gudang, tapi baru digaji selama 2 bulan. Saya bersama sanak keluarga lainnya, sempat menelpon korban berkali-kali sebelum kejadian itu (Sabtu 28/7)," kata Suryanto kepada Warta Kota di RSCM, Salemba, Jakarta Pusat, Minggu (28/7).
Suryanto menjelaskan bahwa korban ditemukan oleh kedua adiknya bernama Adi (34) dan Gunawan (31) bersama dengan manajernya dan pihak keamanan yang membawa kunci ruko tersebut.
Saat ditemukan, korban mengalami luka lebam di muka sebelah kanan. Tak hanya itu, menurut dia, korban ditemukan tewas dalam keadaan telungkup dengan keadaan terikat dibagian tangan dan kaki korban dan ada luka bekas jeratan tali di bagian leher. Handphone korban sendiri, menurut dia tidak ditemukan, tapi cincin korban masih ada di tangannya.
"Kakak saya mungkin melakukan perlawanan, sehingga kepala dia dibenturkan oleh pelaku. Tidak ada darah sih, pelaku ini maennya bersih," kata Suryanto.
Kemudian, Suryanto menambahkan bahwa dirinya mempunyai firasat sebelum korban Sri Mariana meninggal dunia. Menurutnya, dalam 2 minggu terakhir dia selalu mendapatkan mimpi kalau ada yang meninggal dunia dari keluarga korban. Namun, mimpi itu selalu dia hiraukan.
"Setelah mendapatkan kabar saya, langsung menenangkan ibu saya. Ibu saya selalu mengatakan ingin menyusul karena kakak saya anak pertama dari 9 bersaudara," kata Suryanto.
Anak ke 5 dari 9 bersaudara itu menjelaskan bahwa korban memiliki 2 orang anak yang berkuliah di UBM. Biasanya, setiap Sabtu, biasanya korban selalu menjemput kedua anaknya di universitas. Namun, pada hari Sabtu kemarin, korban tidak menjemput anaknya.
"Itu suatu hal yang mencurigakan sehingga kami terus menelpon korban, tapi tidak diangkat. Dia (korban-red) tidak memiliki musuh, dikalangan tetangga dan keluarga dia dikenal sebagai orang yang baik. Saya binggung siapa yang tega membunuh," katanya.
Rencananya, korban akan dikremasi di rumah duka di Rumah Duka Heaven Funeral Home, Jalan Gedong Panjang N0. 47, Pluit, Jakarta Utara. Saat ini, korban masih berada di RScvM untuk menjalani otopsi.
Dalam kesempatan itu, Suryanto juga sedikit curiga dengan pembunuhan yang menewaskan kakaknya itu. Pasalnya, ruko tempat korban kerja dikunci dari luar. Seharusnya, ada orang dalam yang mengetahui kejadian itu, terlebih ada cctv yang dipasang di ruko tersebut.(M17)