Cover Story Tribun Jakarta Digital
Curhat Manusia Gorong-gorong: Botol Bekas jadi Harta Karun
Malik kaget karena hanya sekejap mata, orang itu langsung membawa KTP berikut dompetnya.

Baca juga: Curhat Manusia Gorong-gorong: Kalau Sakit, Gaji Dipotong
Ungkapan Hati Manusia Gorong-Gorong: Perhatikan Saya
Curhat Manusia Gorong-gorong: Rindu Ibu di Kampung
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Tidak sedikit pengalaman buruk dialami Abdul Malik sewaktu mencari nafkah berburu botol bekas air kemasan. Dua kali Malik ditakut-takuti orang yang mengaku aparat dari bagian narkoba.
Kejadian pertama, Malik diberhentikan di atas jembatan Casablanca. Sang penanya meminta Malik menunjukkan KTP. Karena percaya saja, KTP ia keluarkan. Malik kaget karena hanya sekejap mata, orang itu langsung membawa KTP berikut dompetnya.
Kejadian kedua, dialami Malik di tikungan dengan Kedutaan Besar Malaysia. Lagi-lagi modusnya sama. Kali ini pelaku menunjukkan pistol, entah betulan atau tidak, untuk meyakinkan Malik bahwa dirinya berhadapan dengan seorang polisi.
Pria tersebut, kata Malik, tiap menanyakan KTP kerap membiarkan mesin motornya menyala. Daripada terjadi apa-apa, KTP ia keluarkan dari dompetnya. Malik tertipu lagi.
"Kejadian pertama di dompet saya ada Rp 200 ribu. Yang kedua di dompet saya ada uang gajian Rp 400 ribu. Tapi orang itu tak membuang jauh dompet saya. Kemarin saya temukan dekat Wisma Bakrie. Saya bersyukur, Alhamdulillah KTP enggak hilang. Sekarang, kalau cari botol bekas saya cukup membawa KTP saja," ujar Malik yang tak mau mengalami kejadian semacam itu untuk ketiga kalinya.
Di ujung gorong-gorong yang disumbat, tersimpan harta karun Abdul Malik. Di ujung lorong itulah tempat Malik menyimpan botol-botol bekas air minum kemasan yang ia cari jelang malam sampai dini hari.
Usaha sampingan ini sumber lain pemasukan Malik di luar kerja hariannya sebagai pembersih saluran air. Sehari, jika beruntung, Malik bisa mendapat 10 kilogram botol bekas air mineral. Jika ditimbang onggokan plastik itu bisa menghasilkan uang Rp 25.000.
Hasil uang mencari botol bekas, selain disisihkan, juga untuk membeli obat-obatan jika kelak Malik sakit. Malik sadar bekerja sebagai pembersih saluran air dekat dengan bakteri.
"Sekali menimbang botol bekas, dua karung saya sisakan. Uang dari dua karung ini untuk jaga-jaga jika saya sakit. Kalau atasan enggak mau tahu," tutur Malik di gorong-gorong pembuangan air proyek apartemen Coral & Sand, di Rasuna Epicentrum, Jakarta Selatan, yang menjadi rumah tinggalnya, kepada tribun.
Sambil tersenyum simpul, menyimpan kegalauan hidupnya, Malik kemudian mengungkap trik untuk mendapat banyak botol bekas. Waktu istirahatnya, katanya sambil kembali tersenyum, selama satu jam, digunakan nongkrong di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi. Pukul 12.00 WIB, adalah waktu orang berdemo.
Saat itu, banyak demonstran minum air kemasan botol yang ditinggalkan seusai demo.
Malik kemudian memungut botol kemasan itu. Keuntungan lainnya, Malik bisa tahu kondisi bangsa ini belum merdeka karena masih banyak orang yang teriak agar koruptor dibabat.