Selasa, 30 September 2025

Pilkada Serentak 2024

Cerita Edy Diminta Petinggi PDIP Tak Buat Megawati Menangis: Tangis Pertama Dikhianati Tukang Kayu

Cagub Sumatera Utara nomor urut 2, Edy Rahmayadi, bertemu dengan pengurus PDIP Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Selasa (1/10/2024).

Tribunnews.com/ Fersianus Waku
Bakal calon gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/8/2024). Cagub Sumatera Utara nomor urut 2, Edy Rahmayadi, bertemu dengan pengurus PDIP Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Selasa (1/10/2024). 

Ia mengatakan bahwa Bobby merupakan orang yang dibesarkan oleh PDIP. Akan tetapi, suami Kahiyang Ayu itu justru meninggalkan PDIP.

"Di saat ada yang mengusung saya, ya, sudah niat saya mau jadi gubernur kenapa, saya mau jadi gubernur karena saya tak mau Bobby ini gubernur saya." 

"Siapa yang membesarkan Bobby? PDIP. PDI Perjuangan ini memelihara harimau yang pada akhirnya diterkam harimau sendiri," ucapnya. 

Singgung Hutang

Terpisah, Edy Rahmayadi bercerita mengenai prinsip hutang yang diajarkan oleh guru ngajinya.

Ia mengungkap situasi awal kepemimpinannya sebagai Gubernur Sumut periode 2018-2023.

Saat itu, setelah dilantik, Edy langsung dihadapkan dengan warisan hutang Dana Bagi Hasil (DBH).

Jumlahnya senilai Rp1,7 triliun ke Pemkab/Pemko di Sumut.

"Pada 5 September 2018, saya dilantik dan esoknya saya rapat dengan OPD," ucap Edy saat bertemu tokoh masyarakat, tokoh adat, dan warga Labuhanbatu Selatan, Selasa. 

"Tanggal 23 September 2018, saya disampaikan tagihan hutang Rp1,7 triliun yang harus dibayar segera," imbuhnya.

Ia lantas mengambil kebijakan untuk membereskan hutang DBH.

Tujuannya supaya pembangunan di 33 kabupaten/kota tak stagnan.

"Kalau kata guru ngaji saya, kalau punya hutang itu duluan dibayarkan. Pada tahun 2019, realitif tidak ada kerja. Termasuk bayar utang sama Labusel," ujarnya.

Ia menyebut, hutang tersebut milik Pemprov Sumut, dan pada saat itu tak berhenti di situ. Ternyata ada hutang lain, seperti ke PT Inalum sekitar Rp500 miliar.

"Saya kira sudah selesai, masih utang Rp 500 miliar saya Inalum, kalau saya bayar hutang bagaimana saya membangun. Ini hutang 5 hingga 10 tahun lalu," terangnya.

Lantas, pada tahun 2020, ucap Edy, pembangunan sesuai dengan visi-misi Sumut Bermartabat baru bisa bekerja.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan