Sabtu, 4 Oktober 2025

Pilpres 2024

Pengamat Kritik Hasto: Serangan ke Jokowi Bisa Picu Antipati Publik hingga Rugikan PDIP

Pernyataan Hasto membuat publik menjadi antipati terhadap PDIP, kata Haidar Alwi, tindakan Hasto ini dapat merugikan PDIP

Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto saat konferensi pers di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Senin (5/2/2024). 

TRIBUNNEWS.COM - Pengamat yang juga pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R. Haidar Alwi, mengkritik serangan-serangan Sekjen PDI-Perjuangan Hasto Kristianto terhadap Presiden Jokowi (Jokowi).

Selain membuat publik menjadi antipati terhadap PDIP, kata Haidar Alwi, tindakan Hasto ini dapat merugikan partai berlambang banteng itu.

Penilaian itu disampaikan Haidar Alwi untuk menanggapi pernyataan Hasto mengenai ketidakhadiran Jokowi saat acara open house Megawati.

"Akhir-akhir ini Hasto memang gencar sekali menyerang pribadi Presiden Jokowi dan keluarga, sadar atau tidak, omongan Hasto dapat merugikan PDIP."

"Publik justru akan semakin simpati terhadap Presiden Jokowi dan semakin antipati terhadap PDIP," kata Haidar Alwi, Kamis (11/4/2024).

Pasalnya, Jokowi memiliki magnet yang lebih kuat daripada Ketua Umum PDIP Megawati.

Karena itu, keberadaan Presiden Jokowi menjadi salah satu alasan terbesar masyarakat memilih PDI Perjuangan.

Menilik ke belakang, pada Pemilu 1999, PDIP sebagai partai pendatang baru berhasil menempati posisi pertama perolehan suara terbanyak sebesar 33,75 persen.

Namun, pada Pemilu 2004 dan 2009, perolehan suara PDIP anjlok.

Pada Pemilu 2004 PDIP berada pada posisi dua dengan perolehan suara 18,53 persen.

Partai berlatar merah ini kalah oleh Partai Golkar di posisi pertama yang meraih suara 21,57 persen.

Baca juga: Jokowi Tak Bisa Langsung Bertemu Megawati, Hasto Ungkap Syarat, Sebut soal Abuse of Power

Pada Pemilu 2009, PDIP turun ke posisi tiga dengan perolehan suara 14,01 persen.

Posisi pertama adalag Partai Demokrat dengan 20,85 persen dan Golkar di posisi dua dengan 14,45 persen.

"Padahal, 2004 dan 2009 Megawati mencalonkan diri sebagai presiden."

"Alih-alih menang pilpres atau menang pemilu, suara PDIP malah anjlok lebih dari setengahnya dibanding tahun 1999," kata Haidar Alwi.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved