Pemilu 2024
Forum BEM se-DIY Suarakan 4 Kejanggalan dan Dugaan Kecurangan Pemilu 2024
Di Jogja, mahasiswa yang tergabung dalam Forum BEM se-DIY (FBD) telah mengumpulkan data-data terkait dugaan kecurangan Pemilu.
Editor:
Theresia Felisiani
2. Kejanggalan data digital ini bukan disebabkan kesalahan yang dilakukan oleh manusia (human error) atau kesalahan sistem, tapi bersifat algoritmik.
Mahasiswa menduga sistem KPU sudah direkayasa sejak awal untuk memenangkan calon tertentu.
Patut diduga, sistem ini sengaja dibuka back door-nya atau disiapkan pintu belakang untuk dibobol oleh pihak tertentu untuk mengubah hasil pemilu/pilpres.
“Jika benar demikian, maka timbul pertanyaan besar untuk KPU. Siapa yang merancang dan mengendalikan semua ini?” lanjutnya.
3. Server di Luar Negeri
Menurut Ketua Komunitas Ciberity Arif Kurniawan, dari hasil tracking telah ditemukan kejanggalan dimana situs pemilu2024.kpu.go.id dan sirekap-web.kpu.go.id menggunakan layanan cloud yang lokasi servernya berada di Cina, Perancis, dan Singapura.
Layanan cloud ini milik layanan penyedia internet (ISP) raksasa Alibaba.
Dengan demikian, menurut mereka penyimpanan data di luar negeri ini melanggar Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2019 Pasal 20 ayat 2 yang menyatakan:
“Penyelenggara sistem elektronik lingkup publik wajib melakukan pengelolaan, pemrosesan, dan/atau penyimpanan sistem elektronik dan data elektronik di wilayah Indonesia”
Baca juga: Rusak Kotak Suara Ubah Data C1, 2 Pemuda Jeneponto Terancam 3 Tahun Penjara dan Denda Rp 36 Juta
Ia mengungkapkan, jika KPU menyatakan server berada di dalam negeri, seharusnya bisa menunjukkan lokasinya dimana dan menyebutkan IP nya.
Jika tidak, maka patut diduga peletakan server di luar negeri merupakan bagian dari desain rekayasa yang disengaja sejak awal.
"Artinya, sejak awal telah ada persekongkolan jahat untuk mengatur hasil Pilpres dan Pileg,” imbuhnya.
4. Temuan lain
Selain kejanggalan dan dugaan kecurangan yang dijelaskan sebelumnya, FBD juga melihat ada temuan dugaan kecurangan lain seperti masih adanya money politik massif di berbagai daerah termasuk keberpihakan pejabat dan aparat untuk menekan masyarakat, hingga penggunaan fasilitas negara.
Atas berbagai kejanggalan dan dugaan kecurangan tersebut, FBD menyatakan bahwa pilpres dan pileg diduga kuat telah direkayasa sejak awal untuk memenangkan capres dan calon legislatif tertentu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.