Sabtu, 4 Oktober 2025

Pilpres 2024

Menghitung Kemungkinan Jokowi dan Megawati Saling Berhadap-hadapan di Pilpres, Ini Analisis Pengamat

Banyak isu-isu di luar yang disebut menjadi faktor alasan ketidakharmonisan kedua tokoh tersebut.

dok. Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo saat bertemu dengan Presiden ke-5 RI yang juga Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri di Istana Negara pada Selasa (7/6/2022). Hubungan keduanya belakangan disebut kurang harmonis. 

"Bagaimana kemudian mengamankan beberapa proyek strategis nasional yang digarap oleh pemerintahannya. Ia harus memastikan itu semua bisa terus berjalan setelah dirinya tak lagi menjadi presiden."

"Dugaan saya bahwa Jokowi siap berhadap-hadapan dengan Mega karena ini persoalan bagaimana keberlanjutan program. Misalnya ada sikap keragu-raguan Jokowi jika Ganjar berkuasa, karena orientasi kekuasaan akan berpindah di tangan Mega secara tidak langsung. Hal ini juga secara tidak langsung mengancam posisi Jokowi dan kepentingan politik keluarganya," kata Herry.

Menyinggung soal Gibran, ia menilai peluang putra sulung Jokowi menjadi cawapres adalah sebuah kemungkinan.

"Sama halnya ketika Kaesang secara political career cepat melejit duduk menjadi Ketua Umum parpol, saya kira ini sah-sah saja di kemudian hari."

Wacana Jokowi gantikan Megawati

Belakangan muncul wacana Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi penerus Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDIP.

Wacana tersebut pertama kali digulirkan oleh Mohammad Guntur Soekarnoputra, putra sulung Presiden pertama Indonesia Soekarno sekaligus kakak dari Megawati.

Guntur menuangkan pikirannya itu dalam artikel yang berjudul Indonesia, Jokowi, dan Megawati Pasca-2024 di Harian Kompas pada Sabtu (30/9/2023).

Sebagaimana diketahui, masa kerja Jokowi sebagai presiden akan berakhir pada 2024 mendatang.

Melihat situasi tersebut, Guntur berpendapat, ke depan Jokowi tetap dibutuhkan untuk berada dalam lingkaran kekuasaan dan pemerintahan, paling tidak sebagai ketua umum partai politik.

"Mengingat pemikiran dan pengalamannya yang tentu masih sangat dibutuhkan oleh bangsa dan negara ini, hal itu perlu dipertimbangkan," kata Guntur dalam opininya.

Ia pun mengusulkan Jokowi untuk menjadi Ketua Umum PDIP mengingat usia Megawati tidak lagi muda.

"Apakah tak mungkin Jokowi meneruskan estafet kepemimpinan di PDIP sebagai ketua umum PDIP dan Megawati menjadi ketua dewan pembinanya?" ucap Guntur.

Guntur melanjutkan, menurutnya, Jokowi merupakan anak ideologis Bung Karno karena selama menjabat di pemerintahan mampu melaksanakan ide-ide Bung Karno.

"Yang berarti selama 22 tahun di pemerintahan, Jokowi konsisten melaksanakan ide-ide Bung Karno," ungkap Guntur.

Karenanya, Guntur menilai langkah Jokowi untuk menjadi ketua umum PDIP sangat dimungkinkan dan sudah barang tentu kalau mau dilakukan melalui suatu kongres luar biasa yang benar-benar demokratis.

"Dalam hal ini, jika nanti disetujui Megawati akan menjadi ketua dewan pembina, dapat saja kepada Megawati diberikan lagi hak prerogatif layaknya sebelumnya. Masalahnya adalah, apakah Megawati, Jokowi, dan partai mau?" imbuhnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved