Sabtu, 4 Oktober 2025

Pilpres 2024

Kata Puan Maharani soal Jokowi Klaim Punya Data Intelijen Arah Parpol di Pemilu 2024

Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, memberikan respons soal perkataan Presiden Jokowi mengenai data intelijen. Jokowi pasti memiliki pertimbangan.

Tribunnews.com/Reynas Abdila
Ketua DPP PDIP Puan Maharani usai acara Munas-Konbes NU 2023 Ponpes Al Hamid Cilngkap Jakarta Timur, Senin (18/8/2023). Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, memberikan respons soal perkataan Presiden Jokowi mengenai data intelijen. 

Peristiwa tersebut terjadi pada 1970-an yang menyebabkan Richard Nixon mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden AS.

Peristiwa itu dimulai dengan ditangkapnya lima laki-laki yang berusaha membobol masuk ke kompleks perkantoran Komite Nasional Demokrat untuk memasang alat penyadap.

Setelah diselidiki, ternyata tindakan yang dilakukan pada masa kampanye itu digawangi oleh kelompok pendukung Nixon, Komite untuk Pemilihan Kembali Presiden.

Elite partai politik merespons pernyataan Jokowi yang mengaku tahu semua data soal arah dan langkah partai politik
Elite partai politik merespons pernyataan Jokowi yang mengaku tahu semua data soal arah dan langkah partai politik (Tribunnews.com)

Senat AS kemudian meluncurkan komite untuk melakukan penyidikan lebih lanjut dan akhirnya menemukan bahwa tindakan tersebut merupakan konspirasi praktik Partai Republik untuk merugikan Partai Demokrat.

Skandal tersebut kemudian berujung pada mundurnya Presiden Nixon pada pada 8 Agustus 1974.

Imbauan agar Jokowi berhati-hati, disampaikan oleh Gubernur Lemhannas, Andi Widjajanto.

Ia menilai, Jokowi sebagai presiden seharusnya tahu persis batas-batas demokratik yang harus digarisbawahi dan harus dibuat pada saat menerima laporan-laporan intelijen tersebut.

"Saya rasa Presiden Jokowi tahu persis batasan demokratis untuk menggunakan data-data intel tersebut," kata Andi, Senin.

"Tentunya data-data intel tidak bisa digunakan untuk melakukan operasi-operasi politik. Kita bisa belajar dari Skandal Watergate-nya Nixon ya misalnya, di Amerika Serikat."

"Ketika Nixon menggunakan aparat keamanan intelijennya demi kepentingan politik pribadinya, kepentingan politik dari parpolnya," sambung dia.

Sementara itu, Politikus PDIP, Masinton Pasaribu, justru menganggap wajar Jokowi memegang data intelijen terkait arah partai politik (parpol) menjelang Pemilu 2024.

Sebab, kata Masinton, Jokowi sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan memiliki banyak instrumen untuk mendapatkan informasi tersebut. 

Instrumen-instrumen negara itu termasuk lembaga-lembaga intelijen. 

"Tentu yang namanya presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan beliau memiliki banyak instrumen kenegaraan," tutur Masinton. 

"Baik itu ada BIN ada intelijen dari kepolisian, kejaksaan dan lain-lain," kata Masinton, dikutip dari tayangan YouTube KompasTV, Minggu (17/9/2023)

Sehingga baginya adalah hal yang wajar jika seorang presiden mengetahui mengenai informasi instansi atau kendaraan politik di bawahnya. 

"Ya, tentu seluruh informasi kan disampaikan ke presiden, ya tentu logis kalau presiden pasti tahu," ujarnya. 

(Tribunnews.com/Deni/Milani Resti/Gita Irawan)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved