Pengamat: Baju Garis-garis Ganjar Serupa dengan Tren Baju Kotak-kotak Jokowi di Pilkada DKI 2012
Philips J Vermonte mengatakan setiap calon pemimpin harus mencari autentisitas sebagai penandanya di hadapan pemilih.
Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Philips J Vermonte mengatakan setiap calon pemimpin harus mencari autentisitas sebagai penandanya di hadapan pemilih.
Hal ini terkait calon presiden yang diusung PDI Perjuangan Ganjar Pranowo memamerkan baju motif garis-garis vertikal berwarna hitam putih di hadapan para relawannya.
Konteks baju sebagai simbol penanda itu, menurut Philips, serupa dengan apa yang dilakukan Joko Widodo (Jokowi) melalui baju kotak-kotaknya, di Pilkada DKI 2012.
"Yang lebih autentik dilakukan Pak Jokowi di 2012. Belakangan kan ada yang berusaha juga, bukan hanya Pak Jokowi, Ganjar berupaya," kata Philips kepada awak media saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, dikutip Jumat (21/7/2023).
"Poinnya Pak Jokowi bukan kotak-kotak atau garis-garis tapi autentisitasnya," sambungnya.
Baca juga: Pengamat Sebut Baju Garis-garis Ganjar Pranowo Sebagai Bentuk Autentikasi
Philip menjelaskan calon pemimpin membutuhkan penanda.
Sebab masyarakat memiliki keterbatasan untuk mengenali setiap calon.
Tak hanya sebagai penanda, menurutnya, politik baju tersebut juga bisa memberikan efek.
"Kalau dilakukan secara masif mungkin orang ini juga kan, baju kotak-kotak itu selain jadi penanda, juga bisa ada efek," ucap Philips.
Ia menjelaskan politik baju tersebut berpotensi memberikan efek deteren terhadap lawan politik.
"Kekhawatiran nih di hari H pencoblosan ada kecurangan atau ada misalnya usaha menghalangi masuk TPS (tempat pemungutan suara). Ketika orang ramai-ramai pakai baju kotak-kotak, siapapun yang merencanakan (penghalangan masuk TPS) akan merasa, 'wah ini banyak sekali lawannya'. Ada efek deteren," jelasnya.
Meski demikian, Philip mengatakan penggunaan baju sebagai penanda tersebut saat ini lebih dipandang sebagai gimmick politik.
"Sekarang kan lebih ke gimmicknya. Seiring waktu berjalan saya pikir mungkin akan banyak juga (melakukan strategi politik baju)," ucap Philips.
Sebagai informasi, Ganjar Pranowo mamerkkan bajunya saat menghadiri acara Silaturahmi 1 Muharram 1445 H di Wisma Serbaguna, Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Rabu (19/7/2023) lalu.
Gubernur Jawa Tengah itu mengaku ada peran Presiden Joko Widodo (Jokowi) di balik kemeja yang dikenakannya.
Capres Ganjar mengatakan, baju garis lurus yang ia kenakan saat itu merupakan hasil rancangan Jokowi.
Dokter Tifa Tawarkan Obat Manjur untuk Sembuhkan Penyakit Jokowi |
![]() |
---|
Karier Moncer Bibit Waluyo, Eks Gubernur Jateng yang Diberi Pangkat Jenderal Kehormatan oleh Prabowo |
![]() |
---|
Sosok Bibit Waluyo yang Diangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan, Pernah Berkonflik dengan Jokowi |
![]() |
---|
Soal Data Pendidikan Gibran Rakabuming Raka di Singapura, Profesor NTU Heran Kok Bisa Masuk MDIS |
![]() |
---|
Roy Suryo Cs Belum Tersangka, Relawan Jokowi Ultimatum Mabes dan DPR |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.