Selasa, 30 September 2025

Pemilu 2024

Okky Asokawati: Publik Figur Tak hanya Mendulang Suara, Tetapi harus Bisa Bersuara

Okky Asokawati tak menampik jika kehadiran selebriti di partai politik sangat dibutuhkan menjelang Pemilu.

Tribunnews/Irwan Rismawan
Politisi Okky Asokawati berpose usai wawancara khusus di Kantor Tribun Network, Jakarta Pusat, Kamis (4/3/2021). Tribunnews/Irwan Rismawan 

"Saya menyikapinya bahwa oke artis sebagai vote getter, karena memang ibaratnya sebuah badan itu ada yang fungsinya di kepala, fungsi di tangan, ada yang di ekor, jadi masing-masing punya fungsi," katanya.

Namun demikian, Okky menyadari jika dirinya masuk ke politik sebagai fasion dirinya.

"Tetapi saya sekarang bisa katakan passion saya sebagai politisi, kenapa karena saya menikmati betul ketika membahas satu pasal, untuk memperjuangkan seperti kata CEO Tribun ini, menjadi mata lokal semua provinisi itu perlu pemikiran, waktu, perlu energi," jelasnya.

Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra (keempat kiri) bersama Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Krisdayanti (ketiga kiri), Anggota DPR RI Fraksi PKB, Arzeti Bilbina (kanan, belakang), Wakil Sekjen Partai Gelora, Dedi Gumelar (kanan, depan), Politisi Partai NasDem, Okky Asokawati (kedua kiri), Founder dan CEO IT Reasearch And Politic Consultant (IPOL Indonesia), Petrus Haryanto (kanan, tengah), Dokter Nugroho Setiawan (kiri), dan Politisi Partai Golkar, Tantowi Yahya via daring menjadi pembicara dalam Diskusi Tribun Series II di Studio Kompas TV, Jakarta, Selasa (14/2/2023). Diskusi tersebut bertemakan
Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra (keempat kiri) bersama Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Krisdayanti (ketiga kiri), Anggota DPR RI Fraksi PKB, Arzeti Bilbina (kanan, belakang), Wakil Sekjen Partai Gelora, Dedi Gumelar (kanan, depan), Politisi Partai NasDem, Okky Asokawati (kedua kiri), Founder dan CEO IT Reasearch And Politic Consultant (IPOL Indonesia), Petrus Haryanto (kanan, tengah), Dokter Nugroho Setiawan (kiri), dan Politisi Partai Golkar, Tantowi Yahya via daring menjadi pembicara dalam Diskusi Tribun Series II di Studio Kompas TV, Jakarta, Selasa (14/2/2023). Diskusi tersebut bertemakan "Partai Politik Berebut Suara Selebritas: Membaca Konstelasi Politik Nasional Setahun Menjelang Pemilu 2024". TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Okky juga mengatakan, bahwa menjadi anggota dewan bisa menjadi 'Mata Lokal' bagi masyarakat. Tak hanya itu, segudang pengalaman dan karakter juga ditempa selama menjadi wakil rakyat di parlemen Senayan.

"Tapi karena saya merasa ini amanah, dan saya suka. Kenapa saya suka, karena dengan menjadi anggota DPR itu, sebagai wakil rakyat, sebagai pembantu publik yang sekarang harus mempunyai mata lokal, itu ada pengembangan wacana, pengembangan leadership, mengembangkan dalam berargumentasi, mengembangkan dalam publik speacking, dan itu saya nikmati sebagai sesuatu hal yang mungkin tidak semua orang dapatkan," paparnya.

Maka dari itu, Okky menyebut bahwa tidak salah kemudian partai meminta selebriti untuk tampil. 

"Tapi saya yakin, biasanya setiap orang kalau sudah pernah sukses di suatu dimensi, atau bidang, dia pasti punya etos kerja yang bagus, dia pasti punya energi yang baik," ujarnya.

"Biasanya kalau dia pindah ke panggung lain, etos kerjanya, staminanya akan dilakukan," jelas Okky.

Baca juga: Cerita Dedi Miing Gumelar Disepelekan Masuk Parlemen karena Label Artis, Dianggap Tak Bisa Kerja

Lebih lanjut, Okky juga mengatakan bahwa kehadiran para selebriti sebagai anggota dewan itu memang harus untuk kepentingan orang lain.

Pasalnya, publik figur sudah merasakannya berpuluh-puluh tahun kesuksesan di dunia entertaiment.

Terkait repersentasi, bahwa di politik legislasi memang repersentasi sebagai selebritas, yang mendulang suara dan bisa bersuara yaitu menghadirkan UU. 

Sementara, bicara mengenai peran publik, pejabat publik sebagai anggota dewan, menurutnya, memang tidak bisa hanya untuk 5 tahun saja. 

Karena masalah dan program Undang-undang yang dibuat itu ingin dikawal terus bagaimana bisa berjalan. 

"Kadang-kadang akte kelahiran belum di urus, atau misalnya ditolak Puskemas atau Rumah Sakit. Karena memang periode ini saya tidak duduk di parlemen tapi selama saya tidak  jadi anggota DPR itu konsituen tetap datang. Tetap minta tolong," ungkapnya.

"Sampai orang rumah bilang, 'Bu kan udah bukan anggota DPR lagi'. Tapi buat saya, tetaplah berbuat baik aja, mungkin itu juga bagian merawat konsituen," jelasnya. (Tribun Network/ Yuda).

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan