Selasa, 7 Oktober 2025

Pemilu 2024

Perbandingan Elektabilitas Partai Politik Versi 10 Lembaga Survei, Perindo Diprediksi Geser PAN-PPP

Elektabilitas partai politik berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga menunjukkan begitu ketatnya PPP dan PAN bersaing di papan bawah.

Penulis: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua dan Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) bersama Pimpinan 17 partai nasional dan 6 partai lokal Aceh berfoto bersama usai penetapan nomor urut partai politik peserta Pemilu 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Rabu (14/12/2022). Elektabilitas partai politik berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga menunjukkan begitu ketatnya PPP dan PAN bersaing di papan bawah. 

Pada posisi selanjutnya ada Partai Gerindra 12,1 persen, Demokrat 7,1 persen, Golkar 6,7 persen, dan Nasdem 5,0 persen, dan PKS 5,0 persen.

“Belum banyak perubahan dari survei lsi sebelumnya, dan mungkin juga survei-survei yang lain,” kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dalam rilis yang digelar secara virtual, Minggu (22/1/2023).

“PDIP di survei kali ini didukung oleh 22 persen, kalau Pemilu Legislatif diadakan sekarang,” lanjut dia.

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan di Kantor Tribun Bogor, Kamis (17/11/2022).
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan di Kantor Tribun Bogor, Kamis (17/11/2022). (Mario Christian Sumampow)

Di posisi selanjutnya ada Partai Nasdem dengan 5,0 persen, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 5,0 persen, Partai Perindo 4,8 persen dan Partai Kebangkitan Bangsa 4,7 persen.

Kemudian Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 2,2 persen, Partai Garuda 1,3 persen. Adapun parpol lain seperti Partai Amanat Nasional, Partai Ummat, Partai Hanura, Partai Gelora hingga Partai Buruh mendapatkan angka di bawah 1,0 persen.

Di sisi lain, Djayadi mengatakan meski sejumlah parpol mendapatkan angka dukungan, sebanyak 26,7 persen responden dalam survei tidak menjawab soal pilihan parpol tersebut.

Artinya, kata dia, masih banyak masyarakat yang belum menentukan partai politik menjelang Pemilu 2024.

“Tapi yang menarik kami menemukan kali ini cukup banyak yang belum menentukan pilihan, ada 27 persen. Biasanya ini lebih sedikit, bisa di bawah 20 persen,” katanya.

Djayadi menamabahkan bahwa hal ini bisa saja terjadi lantaran partai politik peserta Pemilu baru saja ditentukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Sehingga, masyarakat melakukan penilaian ulang terhadap partai politik yang akan dipilih pada Pemilu mendatang.

“Tetapi secara umum yang sudah melakukan penilaian tidak berbeda jauh dengan hasil yang kita peroleh selama ini,” tuturnya.

Survei tersebut dilakukan pada 7 sampai 11 Januari 2023.

Target survei tersebut adalah warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon atau ponsel sekitar 83 persen dari total populasi nasional.

Pemilihan sampel dilakukan melalui random digit dialing (RDD) yang merupakan teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.

Dengan teknik RDD sampel sebanyak 1.221 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening.

Margin of error dari diperkirakan sebesar +/- 2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan asumsi simple random sampling.

Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.

4. Voxpopuli Research Center

Voxpopuli Research Center merilis hasil survei elektabilitas partai politik pada awal Januari 2023.

Temuan survei Voxpopuli Research Center menunjukkan Golkar mengalami penurunan elektabilitas.

Jika dibandingkan dengan survei-survei sebelumnya sejak Desember 2021, elektabilitas Golkar stabil pada kisaran 8 persen, kini melemah menjadi 7,3 persen.

Sementara itu tren elektabilitas Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terus naik, dan kini mencapai 5,5 persen.

“Elektabilitas Golkar turun pada momen pergantian tahun 2023, sedangkan PSI naik,” kata Direktur Komunikasi Voxpopuli Research Center Achmad Subadja dalam keterangan di Jakarta, Minggu (8/1/2023).

Sedangkan, posisi puncak masih diduduki oleh PDI Perjuangan (PDIP) dengan elektabilitas 18,4 persen, disusul Gerindra sebesar 13,5 persen.

Kedua partai yang sama-sama penyangga koalisi pemerintahan Jokowi periode kedua tetap memimpin sepanjang 2022.

Pada urutan berikutnya, adalah Golkar dan PKB bersaing ketat memperebutkan posisi tiga besar.

PKB mencatatkan elektabilitas 8,0 persen, menggeser kembali Golkar ke peringkat keempat, disusul Demokrat (5,7 persen), PSI (5,5 persen), dan PKS (4,8 persen).

Menurut Achmad, Golkar sendiri cenderung stabil dan memiliki posisi tawar yang kuat dalam memimpin pembentukan koalisi.

Terbukti, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digagas Golkar relatif solid, tidak mengalami gejolak berarti.

Sebaliknya dengan koalisi antara Gerindra dan PKB yang belakangan terancam pecah.

PKB yang ngotot agar Ketum Muhaimin Iskandar diusung sebagai capres membuka kemungkinan untuk pindah koalisi, bergabung dengan Nasdem.

“Meskipun solid, namun lamanya keputusan Golkar maupun KIB untuk mengumumkan pasangan capres-cawapres berdampak elektoral pada turunnya elektabilitas, lebih-lebih figur Airlangga Hartarto sebagai ketua umum juga elektabilitasnya tetap sangat rendah,” terang Achmad.

Partai-partai politik masih menunggu momentum yang tepat untuk mengumumkan siapa capres dan cawapres yang bakal diusung.

Terutama menyangkut keputusan PDIP, apakah akan mengusung Ganjar Pranowo ataukah Puan Maharani.

“PDIP sebagai satu-satunya partai yang bisa mengusung capres-cawapres tanpa berkoalisi menjadi faktor signifikan dalam peta koalisi, dan jika PDIP maju sendirian terbuka kemungkinan maksimal ada empat pasangan calon,” jelas Achmad.

Sementara itu, Nasdem yang telah resmi mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres juga tidak kunjung berhasil menggalang koalisi.

Elektabilitas Nasdem yang sempat anjlok setelah deklarasi pencapresan Anies belum beranjak, kini masih sebesar 3,3 persen.

Dengan raihan tersebut, Nasdem terancam tidak bisa kembali ke Senayan, bersama partai-partai lain seperti PAN (2,2 persen) dan PPP (2,0 persen).

Ketiganya juga terancam oleh partai-partai non-parlemen dan partai baru, seperti Perindo (1,4 persen) dan Gelora (1,3 persen).

Lalu ada pula Partai Ummat (0,8 persen), Hanura (0,5 persen), PBB (0,3 persen), dan PKN (0,1 persen). Garuda dan Partai Buruh nihil dukungan, sedangkan sisanya menyatakan tidak tahu/tidak jawab sebesar 24,9 persen.

Sebagai informasi, Survei Voxpopuli Research Center dilakukan pada 17-23 Desember 2022, kepada 1200 responden yang dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling) mewakili seluruh provinsi di Indonesia.

Margin of error survei sebesar kurang lebih 2,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.

5. Hasil Survei Algoritma

Lembaga Riset dan Konsultansi Politik Algoritma mencatat bursa elektoral partai politik menjelang Pemilu 2024.

Direktur Riset dan Program Lembaga Riset dan Konsultansi Politik Algoritma, Fajar Nursahid menyebutkan PDI Perjuangan masih memuncaki elektabilitas partai politik nasional dengan angka 22,1 persen.

Di posisi kedua ada Partai Gerindra dengan 12,2 persen, Partai Nasdem 7,9 persen dan Golkar 7,6 persen.

“PDIP dan Gerindra memimpin raihan elektoral sebagai partai papan atas,” kata Fajar Nursahid dalam Rilis Hasil Survei Nasional, yang digelar di kawasan Jakarta Pusat, Senin (23/1/2023).

Di posisi selanjutnya ada Partai Kebangkita Bangsa (PKB) dengan 6,8 persen, Partai Demokrat 5,3 persen, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 4,2 persen.

“Pada umumnya partai-partai yang saat ini memiliki kursi di parlemen seperti PKB, Demokrat, PKS diperkirakan lolos ambang batas parlemen karena mendapat raihan suara di atas 4 persen,” katanya.

Sementara itu, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendapat 2,2 persen, Partai Amanat Nasional (PAN) 1,9 persen, Partai Persatuan Indonesia atau Perindo 1,6 persen.

“PPP dan PAN berpotensi rawan tidak lolos ke parlemen,” tuturnya.

Sementara itu partai lainnya berada di bawah 1,0 persen, yakni Partai Buruh, Partai Bulan Bintang, Partai Gelora, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Partai Hanura.

Adapun survei Algoritma ini mengambil sampel 1.214 responden yang terbagi secara proporsional berdasarkan jumlah pemilih.

Hasil survei mewakili pendapat penduduk usia dewasa (usia pilih) secara nasional.

Margin of error: +/- 3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Pengumpulan data dilakukan pada 19 sampai 30 Desember 2022, melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner, dilakukan oleh 66 enumerator.

6. Hasil Survei Indo Riset

Sementara itu, berdasarkan hasil survei Indo Riset yang dirilis, Selasa (3/1/2022), menempatkan PDIP sebagai partai politik yang memiliki elektabilitas tertinggi.

Survei Indo Riset dilakukan pada 12-17 Desember 2022 melalui tatap muka menggunakan kuesioner.

Berdasarkan survei Indo Riset elektabilitas PDIP sebesar 26 persen, disusul Gerindra 12,6 persen, Golkar 12%, Demokrat 9,6%, PKB 8,7%, NasDem 6,5%, dan PKS 6,4%.

"Posisi 3 partai teratas PDIP, Gerindra, Golkar tidak mengalami perubahan," kata Peneliti Indo Riset Roki Arbi dalam konferensi pers virtual, Selasa (3/1/2023).

Dalam survei itu, partai politik yang terancam tak lolos ambang batas parlemen 4 persen adalah PPP 3,6%, Perindo 3,1%, PAN 2,1%, Hanura 0,8%, PSI 0,6%, Garuda 0,3%, Partai Ummat 0,3%, PBB 0,2%, Gelora 0,2% dan Partai Buruh 0,2%.

Menurut Roki, hanya Perindo yang disebut memiliki potensi untuk lolos ambang batas parlemen.

Sebab, partai besutan Hary Tanoesoedibjo itu mengalami kenaikan suara signifikan setahun terakhir.

"Sementara dari sisi partai non parlemen, Perindo mengalami kenaikan secara konsisten dalam setahun terakhir. Dan dengan pencapaian tersebut, Perindo berpotensi lolos ambang batas DPR 4 persen," katanya.

Diketahui survei Indo Riset dilakukan pada 12-17 Desember 2022 melalui tatap muka menggunakan kuesioner.

Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan memperhatikan jumlah proporsionalitas antara jumlah sampel dengan jumlah pemilih di setiap provinsi. Yakni, sampel survei itu sebesar 1.120 orang.

Adapun margin of error dalam survei ini kurang lebih 2,92% dengan tingkat kepercayaan hingga 95%.

7. Hasil Survei Indikator Politik

Berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia yang dilakukan pada 1 sampai 6 Desember 2022 menyatakan elektabilitas tertinggi dipegang PDIP dengan angka 25,7 persen.

Kemudian disusul Golkar (10,5 persen), Gerindra (9,5 persen), Demokrat (9,0 persen), PKB (7,4 persen), Nasdem (5,1 persen), PKS (4,4%), Perindo (2,8%), PAN (2,3%), dan PPP (2,1%).

Di posisi selanjutnya ada PBB (0,6%), PSI (0,4%), Garuda (0,2%), Partai Buruh (0,2%), Hanura (0,2%), Gelora (0,1%), Partai Ummat (0,1%), dan PKN (0,1%).

Dilihat dari hasil survei tersebut, terlihat Demokrat mulai tempel Gerindra dan Golkar.

Sementara NasDem dan PKS elektabilitasnya cenderung stabil dan bisa melewati ambang batas parlemen 4 persen.

"Jadi PDIP, Golkar, Gerindra, Demokrat, tiga partai teratas tidak terlalu berbeda," kata Burhanuddin dalam rilis survei, Rabu (4/1/2023).

Dilihat dari hasil survei tersebut elektabilitas Golkar, Gerindra, dan Demokrat tak terpaut jauh.

"Golkar secara absolut nomor 2 tapi bedanya tidak signifikan dengan Gerindra dan Demokrat. Nasdem 5,1%," kata Burhanuddin.

Survei tersebut diketahui dilakukan 1-6 Desember 2022.

Populasi survei Indikator Politik adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling.

Jumlah sampel dalam survei tersebut sebanyak 1.220 responden.

8. Hasil Survei SMRC

Kemudian Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dilakukan 3-11 Desember 2022 mengungkap elektabilitas PDIP berada di posisi teratas.

PDIP mengantongi 24,1 persen, disusul Golkar 9,4 persen, Gerindra 8,9 persen, Demokrat 8,9 persen.

Sementara itu, PKS 6,2 persen, PKB 6,1 persen, Perindo 4,6 persen, Nasdem 3,2 persen, PPP 2,9 persen, dan PAN 1,7 persen.

Sedangkan partai-partai lain mendapat dukungan di bawah 1 persen, dan yang belum tahu ada 20,9 persen.

"Dibanding hasil Pemilu 2019 lalu, dukungan kepada PDIP naik dari 19,3 persen menjadi 24,1 persen. Elektabilitas Demokrat juga sedikit naik dari 7,8 persen menjadi 8,9 persen, atau relatif stabil," kata Direktur Riset SMRC, Deni Irvani dalam pemaparannya soal temuan survei terbaru SMRC bertajuk 'Trend Elektabilitas Partai', Minggu (18/12/2022).

Sementara partai-partai lain yang ada di parlemen cenderung menurun. Namun demikian, Deni menambahkan bahwa setiap partai masih punya peluang menaikkan dukungan.

"Sebab masih ada sekitar 20,9 persen warga yang saat ini belum menentukan pilihan," ujar Deni.

Survei melibatkan 1.220 responden yang merupakan WNI berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah.

Proses pengambilan data dilakukan dengan wawancara tatap muka. Margin of error survei itu diperkirakan sebesar ± 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

9. Hasil Survei Charta Politika

Berdasarkan survei Charta Politika yang dilakukan 8-16 Desember 2022 menempatkan elektabilitas PDIP tertinggi dibanding partai lainnya.

Elektabilitas PDIP mencapai 23,5%, meningkat dibandingkan hasil survei pada November 2022 dengan angka 21,7%.

"PDIP memiliki elektabilitas tertinggi sebesar 23,5%. Ada kecenderungan PDIP mulai menapak naik," ujar kata Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya pada konferensi pers virtual, Kamis (22/12/2022).

"Walaupun belum sama dengan angka elektabilitas sebelumnya yang di angka 24%, tetapi setelah dua kali turun di September dan November, PDIP naik kembali," tambah Yunarto.

Sementara posisi kedua ditempati oleh Gerindra dengan angka elektabilitas 13,7%, disusul Golkar 9% dan PKB 8,7%.

Pada survei Charta Politika sebelumnya, elektabilitas Gerindra sebesar 14,5%, Golkar 9,8%, sementara PKB 8,5%.

“Ada stagnasi dari angka Gerinda, juga bisa dikatakan cukup stagnan untuk partai Golkar, dan ada kecenderungan stagnan juga di PKB,” ucap Yunarto.

Charta Politika juga mencatat elektabilitas Partai Demokrat 7,7%, PKS 7,2%, Nasdem 4,3%, PAN 3,5%, Perindo 3,4%, PPP 3,0%.

Elektabilitas partai lainnya, menurut survei Charta Politika masih di bawah 1%.

"Sedikit kenaikan dialami partai Demokrat dan PKS. Namun ada penurunan yang terjadi di Nasdem dari 6,0% menjadi 4,3%. Ini menjadi pertanyaan dan bahan diskusi kenapa kemudian terjadi penurunan," pungkas Yunarto.

Seperti diketahui, survei ini dilaksanakan dengan metode wawancara terhadap 1.220 orang sampel dan memiliki margin of error sebesar 2,82 persen.

10. Hasil Survei Indo Riset

Sementara itu, berdasarkan hasil survei Indo Riset yang dirilis, Selasa (3/1/2022), menempatkan PDIP sebagai partai politik yang memiliki elektabilitas tertinggi.

Survei Indo Riset dilakukan pada 12-17 Desember 2022 melalui tatap muka menggunakan kuesioner.

Berdasarkan survei Indo Riset elektabilitas PDIP sebesar 26 persen, disusul Gerindra 12,6%, Golkar 12%, Demokrat 9,6%, PKB 8,7%, NasDem 6,5%, dan PKS 6,4%.

"Posisi 3 partai teratas PDIP, Gerindra, Golkar tidak mengalami perubahan," kata Peneliti Indo Riset Roki Arbi dalam konferensi pers virtual, Selasa (3/1/2023).

Dalam survei itu, partai politik yang terancam tak lolos ambang batas parlemen 4 persen adalah PPP 3,6%, Perindo 3,1%, PAN 2,1%, Hanura 0,8%, PSI 0,6%, Garuda 0,3%, Partai Ummat 0,3%, PBB 0,2%, Gelora 0,2% dan Partai Buruh 0,2%.

Menurut Roki, hanya Perindo yang disebut memiliki potensi untuk lolos ambang batas parlemen.

Sebab, partai besutan Hary Tanoesoedibjo itu mengalami kenaikan suara signifikan setahun terakhir.

"Sementara dari sisi partai non parlemen, Perindo mengalami kenaikan secara konsisten dalam setahun terakhir. Dan dengan pencapaian tersebut, Perindo berpotensi lolos ambang batas DPR 4 persen," katanya.

Diketahui survei Indo Riset dilakukan pada 12-17 Desember 2022 melalui tatap muka menggunakan kuesioner.

Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan memperhatikan jumlah proporsionalitas antara jumlah sampel dengan jumlah pemilih di setiap provinsi. Yakni, sampel survei itu sebesar 1.120 orang.

Adapun margin of error dalam survei ini kurang lebih 2,92% dengan tingkat kepercayaan hingga 95%.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved