Senin, 29 September 2025

Bacaan Doa

Doa Nabi Adam setelah Diusir dari Surga, Taubat yang Diabadikan dalam Al-Qur’an

Doa Nabi Adam adalah doa untuk memohon ampunan Allah dan pertaubatan atas dosa/kesalahan yang dilakukan.

Canva/Tribunnews
DOA NABI ADAM - Gambar dibuat di Canva, Rabu (10/9/2025). Doa Nabi Adam adalah doa untuk memohon ampunan Allah dan pertaubatan atas dosa/kesalahan yang dilakukan. 

Dalam kisahnya, Nabi Adam dan Hawa sempat tinggal di surga, namun keduanya terhasut oleh tipu daya setan yang menyebabkan mereka melanggar perintah Allah, hingga dikeluarkan dari surga.

Ketika berada di Bumi, Nabi Adam berdoa kepada Allah dan memohon ampunan-Nya.

Doa pertaubatan Nabi Adam dapat dibaca sebagai doa untuk memohon ampunan Allah Swt.

Doa Nabi Adam

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Rabbanaa ẓalamnaa anfusanaa wa illam taghfir lanaa wa tarḥamnā lanakụnanna minal-khāsirīn.

Artinya: “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi.”

Kisah Nabi Adam

Dalam skripsi berjudul Kisah Nabi Adam As dalam Tafsir Al-Qurtubiy oleh Achmad Wafiq Nurochman, mahasiswa jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah di Institut Agama Islam (IAIN) Ponorogo tahun 2022, dijelaskan mengenai kisah Nabi Adam yang terdapat di dalam Al-Quran.

Nabi Adam merupakan manusia pertama yang diciptakan oleh Allah dari tanah.

Pada awal kehidupannya, Nabi Adam ditempat di surga dengan segala kenikmatan dan kemudahannya.

“Kami berfirman, “Wahai Adam, tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga, makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu, dan janganlah kamu dekati pohon ini, sehingga kamu termasuk orang-orang zalim!” (QS. Al-Baqarah: 35)

Ulama besar ahli tafsir dan fikih dari mazhab Maliki, Al-Qurtubiy, menafsirkan ayat tersebut dan menjelaskan tempat yang didiami itu hanya berlangsung sampai jangka waktu tertentu, bukan menetap.

Ketika tinggal di surga, Allah mengajarkan nama benda-benda kepada Nabi Adam, seperti dijelaskan dalam Al-Quran.

“Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) seluruhnya, kemudian Dia memperlihatkannya kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama-nama (benda) ini jika kamu benar!” Mereka menjawab, “Mahasuci Engkau. Tidak ada pengetahuan bagi kami, selain yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.” Dia (Allah) berfirman, “Wahai Adam, beri tahukanlah kepada mereka nama-nama benda itu!” Setelah dia (Adam) menyebutkan nama-nama itu, Dia berfirman, “Bukankah telah Kukatakan kepadamu bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi, dan Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang selalu kamu sembunyikan?" (QS. Al-Baqarah: 31-33)

Kemudian, pada ayat-ayat selanjutnya dijelaskan bahwa Allah memerintahkan seluruh makhluk-Nya di surga untuk bersujud kepada Nabi Adam.

”(Ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka, mereka pun sujud, kecuali Iblis. Ia menolaknya dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan kafir.” (QS. Al-Baqarah: 34)

Dalam ayat lainnya dijelaskan bahwa iblis tidak mau bersujud kepada Adam karena merasa dirinya lebih baik daripada manusia, dengan demikian iblis menentang perintah Allah.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan