Bacaan Doa
Doa Bepergian agar Dijauhkan dari Bahaya dan Celaka di Perjalanan
Doa bepergian dibaca ketika seseorang hendak meninggalkan suatu tempat ke tempat lainnya. Doa orang yang bepergian adalah doa yang mustajab.
TRIBUNNEWS.COM - Doa bepergian dibaca ketika seseorang hendak meninggalkan suatu tempat menuju tempat lainnya.
Umat Islam dianjurkan untuk selalu berdoa sebelum melakukan aktivitas apa pun, termasuk ketika bepergian.
Tujuan membaca doa bepergian agar Allah selalu melindungi kita dari segala marabahaya selama perjalanan.
Doa bepergian juga berisi permohonan agar kita selalu berada dalam iman dan takwa kepada Allah.
Kementerian Agama menjelaskan bahwa doa dari orang yang sedang dalam perjalanan termasuk salah satu doa yang mustajab.
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: "Ada tiga doa mustajabah yang tidak disangsikan lagi, yaitu doa orang teraniaya, doa orang dalam perjalanan, dan doa orang tua untuk anaknya.” (HR Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
Sementara doa bepergian disebutkan dalam sebuah hadis riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi:
“Barang siapa yang ketika keluar rumah membaca: Bismillahi, tawakkaltu ‘alallahi, la haula wa la quwwata illa billah, maka akan dikatakan kepadanya: Engkau diberi petunjuk, dicukupi dan dilindungi.” (HR. Abu Dawud, no. 5095; Tirmidzi, no. 3426 – hasan)
Dalam buku Doa dan Zikir Manasik Haji dan Umrah Tahun 2020, Kementerian Agama menyebutkan ada beberapa doa bepergian yang dapat dibaca.
Doa Bepergian
بِسْمِ اللَّهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
Bismillāhi, tawakkaltu ‘alallāh, wa lā ḥawla wa lā quwwata illā billāh.
Artinya: "Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah."
Baca juga: Doa Sayyidul Istighfar, Dibaca Pagi dan Sore agar Dapat Jaminan Surga
Doa Keluar Rumah
بِسْمِ اللَّهِ آمَنْتُ بِاللَّهِ، بِسْمِ اللَّهِ تَوَجَّهْتُ لِلَّهِ، بِسْمِ اللَّهِ اعْتَصَمْتُ بِاللَّهِ، بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ
Bismillāhi amantu billāhi, Bismillāhi tawajjahtu lillāh, Bismillāhi ‘tasamtu billāh, Bismillāhi tawakkaltu ‘alallāh wa lā ḥawla wa lā quwwata illā billāhil ‘aliyyil ‘aẓīm.
Artinya: "Dengan nama Allah aku beriman kepada Allah. Dengan nama Allah aku hadapkan diriku kepada Allah. Dengan nama Allah aku berlindung kepada Allah. Dengan nama Allah aku berserah diri kepada Allah, tiada daya upaya dan tiada kekuatan melainkan atas izin Allah yang Maha Luhur lagi Maha Agung." (HR. Abu Daud)
Doa Naik Kendaraan Darat dan Udara
سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ
وَإِنَّا إِلَىٰ رَبِّنَا لَمُنقَلِبُونَ
Subḥāna alladzii sakhkhara lanā hāżā wa mā kunnā lahu muqrinīn. Wa innā ilā rabbinā lamunqalibūn.
Artinya: “Maha Suci Allah yang telah menundukkan kendaraan ini untuk kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.” (QS. Az-Zukhruf: 13–14)
Doa Naik Kendaraan Laut
بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا ۚ إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
Bismillāhi majrāhā wa mursāhā. Inna rabbī laghafūrun raḥīm.
Artinya: “Dengan nama Allah, berlayarnya dan berlabuhnya kapal ini. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Hud: 41)
Doa setelah Duduk di dalam Kendaraan
بِسْمِ اللَّهِ الْمَلِكُ الْرَّحْمَٰنُ الرَّحِيمُ
لَا أُكَبِّرُكَ حَقَّ تَكْبِيرِكَ فَقَدْ أَحَطْتَ بِالْأَرْضِ وَلَا بُحُوثِ السَّمَاءِ
تَسْجِيدَكَ، وَالْأَرْضُ فِي كَفِّكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَالسَّمَاءُ أُطْوِيتْ بِقُدْرَتِكَ
سُبْحَانَكَ وَتَعَالَيْتَ عَمَّا يُشْرِكُونَ
بِسْمِ اللَّهِ تَحَرَّكْتُ وَبِاسْمِ اللَّهِ أَعْلَوْتُ، وَبِاسْمِ اللَّهِ وَلَجْتُ،
إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
Bismillāhil‑maliku r-raḥmānir‑raḥīm
lā ukhabbiruka ḥaqqa takbīrika faqad aḥṭta bil‑arḍi walā buḥūṭis‑samā’i
tasjīduka, wal‑arḍu fī kaffika yawmal‑qiyāmah, wassamā’u uṭwiyat bi qudratika
subḥānaka wataʿālayta ʿammā yush'rikūn
bismillāhi taḥarraktu wabismillāhi aʿlawtu, wabismillāhi walajtu
inna rabbī laghafūrun raḥīm
Artinya: " Dengan Nama Allah Yang Maha Penguasa lagi Maha Pengasih. Tiada mengagungkan Allah sebagaimana semestinya, padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan kekuasaan-Nya. Maha Suci dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan. Dengan Nama Allah di waktu berangkat dan berlabuh. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (HR. At-Tabrani)
Doa Sewaktu Kendaraan Mulai Berjalan
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ
سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَىٰ وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَىٰ
اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ
اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالْأَهْلِ
Bismillāhir‑raḥmānir‑raḥīm
Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar
Subḥānalladhī sakhkhara lanā hādhā wa mā kunnā lahu muqrinīna, wa innā ilā rabbinā lamunqalibūn
Allāhumma innā nas’aluka fī safarinā hādhā al‑birra wat‑taqwā, wa mina l‑‘amali mā tardā
Allāhumma hawwin ‘alaynā safaranā hādhā wa athwi ‘annā bu‘dah
Allāhumma anta aṣ‑ṣāḥibu fis‑safari wal‑khalīfatu fil‑ahl
Allāhumma innī a‘ūdhu bika min wa‘tsā’is‑safari wa kā’batil‑manẓar wa sū’il‑munqalabi fil‑māli wal‑ahl
Artinya: "Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Maha Suci Allah Yang telah menggerakkan untuk kami kendaraan ini padahal kami tiada kuasa menggerakkannya. Dan sesungguhnya kepada Tuhan, kami pasti akan kembali. Ya Allah, kami memohon kepada-Mu dalam perjalanan ini kebaikan dan takwa serta amal perbuatan yang Engkau ridai. Ya Allah, mudahkanlah perjalanan ini dan dekatkanlah jaraknya bagi kami. Ya Allah, Engkaulah teman dalam bepergian dan pelindung terhadap keluarga yang ditinggalkan. Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari kelelahan dalam bepergian, pemandangan yang menyedihkan, dan kepulangan yang menyusahkan dalam harta benda, keluarga, dan anak." (HR. Muslim)
Doa Ketika Mendekati Tempat Tujuan
ٱللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ هَذِهِ الْأَرْضِ وَخَيْرِ مَا جُمِعَتْ فِيهَا وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا جُمِعَ فِيهَا،
ٱللَّهُمَّ ٱرْزُقْنَا حِمَاهَا، وَأَعِدْنَا مِنْ وَبَاهَا، وَحَبِّبْنَا إِلَى أَهْلِهَا، وَحَبَّبْ صَالِحِي أَهْلِهَا إِلَيْنَا
Allahumma innī as’aluka min khairi hadhihil ardhi wa khairi mā jumi’ati fīhā wa a’ūdhu bika min sharrihā wa sharri mā jumi’ati fīhā. Allahummarzuqnā ḥimāhā, wa a’idnā min wabāhā, wa ḥabbibnā ilā ahlihā, wa ḥabbab ṣāliḥī ahlihā ilaynā
Artinya: "Ya Allah, aku mohon yang terbaik dari bumi ini dan segala kebaikan yang terhimpun di dalamnya dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya dan segala keburukan yang terhimpun di dalamnya. Ya Allah, berilah kami perlindungan, dan lindungilah kami dari wabahnya, buatlah kami dapat menyintai penduduknya dan penduduknya yang solih menyintai kami." (HR. Ibnu Sinni)
Doa Ketika Tiba di Tempat Tujuan
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ أَهْلِهَا وَخَيْرَ مَا فِيهَا، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ أَهْلِهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا
Allâhumma innî as‑aluka khairahâ wa khaira ahlihâ wa khaira mā fîhâ, wa a‘ûzubika min syarrihâ wa syarri ahlihâ wa syarri mā fîhâ
Artinya: "Ya Allah, aku memohon pada-Mu kebaikan negeri ini dan kebaikan penduduknya serta kebaikan yang ada di dalamnya. Dan aku berlindung pada-Mu dari kejahatan negeri ini dan kejahatan penduduknya."
Adab Bepergian
Dalam ajaran Islam, ada etika yang sebaiknya ditaati ketika hendak bepergian.
Agar perjalanan aman dan dilindungi oleh Allah, seorang muslim dapat menerapkan etika ketika bepergian, sebagaimana dikutip dari laman Kemenag.
1. Disunnahkan Berangkat pada Hari dan Waktu yang Baik
Dalam sunnah Rasulullah ﷺ, dianjurkan berangkat perjalanan pada hari Kamis dan pagi hari.
“Jarang sekali Rasulullah ﷺ bepergian kecuali pada hari Kamis.” (HR. Bukhari & Muslim)
2. Berpamitan dengan Orang Tua/Keluarga
Sebelum pergi, hendaknya berpamitan kepada keluarga dan meminta doa restu.
“Aku titipkan agama-mu, amanah-mu, dan akhir dari amalanmu.” (HR. Abu Dawud no. 2233)
3. Membaca Doa
Seorang muslim dianjurkan untuk membaca doa keluar ketika rumah, naik kendaraan, dan saat perjalanan.
Doa-doa ini sangat dianjurkan: mulai dari doa keluar rumah, Naik kendaraan, hingga selama perjalanan sebagai bentuk tawakal dan meminta perlindungan dari berbagai bahaya.
Hal ini disebutkan dalam hadis riwayar Tirmidzi, Muslim, Abu Dawud seperti yang disebutkan sebelumnya.
4. Mengingat Allah selama Perjalanan dengan Dzikir
Umat Islam dianjurkan untuk mengingat Allah ketika dalam perjalanan dan memohon perlindungan Allah dari segala bahaya.
Ini karena ketika berada di perjalanan, kita menyerahkan diri dan keselamatan hanya kepada Allah.
Hal ini sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah.
“Rasulullah ﷺ dan pasukannya apabila mendaki, mereka bertakbir; bila turun bertasbih.” (HR. Abu Dawud)
5. Menjaga Syariat Ibadah
Bagi muslim yang bepergian jauh hendaknya selalu menjaga ibadahnya.
Dalam keadaan safar, diperbolehkan menjamak dan meng-qashar sholat, seperti menjamak Dzuhur–Ashar atau Maghrib–Isya’ saat memungkinkan.
Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadis:
“Salat yang difardhukan bagi penduduk adalah empat raka’at, bagi musafir dua raka’at.” (HR. Abu Dawud)
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.