Harunya Ibu saat Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah : Mengulang Masa Lalu

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari pertama sekolah selalu menyimpan cerita, baik bagi siswa maupun orang tuanya. 

Baca juga: Momen Unik yang Pernah Terjadi di Hari Pertama Sekolah, Anak Nangis hingga Rebutan Bangku Keramat

Bagi Desi Susilawati, seorang ibu dari siswa baru di sebuah SMP negeri di Jakarta, pagi ini tak hanya menjadi awal perjalanan pendidikan sang anak, tapi juga membawa memori masa remajanya kembali.

Anak Desi dijadwalkan hadir pukul 06.00 pagi di hari pertama sekolah. 

Tak ada alasan khusus mengapa begitu pagi, hanya karena memang itulah permintaan dari sekolah. 

Baca juga: Manfaat di Balik Imbauan Mendikdasmen Orangtua Antar Anak di Hari Pertama Sekolah

Tepat pukul 06.30 WIB, seluruh siswa baru mengikuti upacara pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

“Anak kami diminta datang pukul 06.00,” kata Desi pada Tribunnews, Senin (14/7/2025). 

Desi mengaku tak keberatan dengan jadwal pagi tersebut. 

Tidak ada drama atau kendala berarti dalam persiapan. 

Bahkan, ia merasa proses mengantar anak ke sekolah berjalan lancar, tanpa hambatan.

Namun yang membuat momen ini terasa istimewa bukan hanya karena sang anak menginjak jenjang pendidikan baru.

Melainkan juga karena sekolah tersebut adalah tempat Desi pernah mengenyam pendidikan di masa remajanya.

“Pengalaman tentu saja ada, kebetulan anak saya sekolah di sekolah SMP saya dulu, jadi saya seperti mengenang kembali masa-masa SMP. Dan tidak menyangka, anak saya bisa sekolah di tempat yang sama,” kisahnya.

Tak seperti sebagian orang tua lain yang datang lebih awal demi mengamankan tempat duduk terbaik untuk anaknya, Desi memilih santai. 

Ia sepenuhnya menyerahkan urusan teknis pada pihak sekolah, apalagi belum ada pembagian kelas.

“Tidak sama sekali, karena hari pertama masuk masih masa pengenalan sekolah, belum ada pembagian kelas. Baru dibagi per kelompok untuk Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) saja. Untuk kursi, saya menyerahkan ke sekolah bagaimana kebijakan sekolah,” tuturnya.

Selain mengenang masa lalu, momen ini juga menjadi pengingat bahwa sang anak kini mulai beranjak besar. 

Desi melihat langsung transformasi dari anak SD ke jenjang remaja, perubahan kecil yang membuat hatinya menghangat.

“Pengalaman seru lainnya saya melihat perubahan anak dari SD menuju SMP yang sangat mengharukan,” tambah Desi.

Sebagai ibu, tentu ada harapan yang tumbuh bersama langkah sang anak menapaki gerbang sekolah baru. 

Desi hanya ingin putranya bisa beradaptasi dengan baik, menikmati proses belajar, dan tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan berprestasi.

“Harapannya anak saya bisa mengikuti pelajaran dengan baik di sekolah barunya, mendapatkan prestasi dan pengalaman hidup yang baik," tutupnya.