3 Manfaat Bonding Time Bagi Anak
Menyambut Hari Anak Nasional yang diperingati setiap 23 Juli, para orang tua diajak untuk lebih memprioritaskan waktu berkualitas bersama buah hati.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menyambut Hari Anak Nasional yang diperingati setiap 23 Juli, para orang tua diajak untuk lebih memprioritaskan waktu berkualitas bersama buah hati.
Momen kebersamaan ini bukan sekadar kegiatan menyenangkan, tetapi juga punya dampak besar terhadap tumbuh kembang anak.
Psikolog Pritta Tyas, M.Psi., menegaskan bahwa bonding time antara orang tua dan anak sangat penting dilakukan secara rutin.
Baca juga: Aktivitas Bonding Time yang Ideal untuk Anak, Orang Tua Wajib Tahu
Bonding time, menurutnya adalah momen ketika anak merasa diterima, aman, dan dicintai oleh orang tuanya.
"Aktivitas ini sangat penting karena dapat membangun rasa aman secara emosional, mendukung perkembangan fungsi otak, serta menanamkan nilai dan keterampilan sosial yang positif," jelas Pritta pada Konferensi pers Jakarta Family Walk 2025, di Jakarta Selatan, Kamis (27/6/2025).
Menurut Pritta, idealnya bonding time dilakukan setiap hari minimal 30 menit untuk anak usia 0–5 tahun, 20 menit untuk anak usia 6–12 tahun, dan 15 menit untuk remaja usia 13–18 tahun.
Aktivitas pun tidak harus rumit. Ia menyebut bahwa permainan sederhana.
Seperti sensory play, pretend play, hingga puzzle play bisa menjadi sarana yang efektif untuk meningkatkan kemampuan sensorik, imajinasi, ketekunan, dan interaksi sosial anak.
Tiga Manfaat Bonding Time
Ada tiga manfaat utama dari bonding time, baik bagi anak maupun orang tua. Pertama, terbentuknya attachment yang kuat.
Konsep ini mengacu pada seberapa dalam anak mengenal dirinya sendiri dan orang-orang yang melindunginya.
“Dengan orang tua ada untuk anak, itu tuh anak akan mempersepsikan bahwa dunia ini aman untuk aku dan kalau pun aku mendapat kesulitan nantinya ada orang yang aman untuk membantuku,” jelas Mbak Brita.
Manfaat kedua berkaitan dengan perkembangan kognitif.
Aktivitas sederhana seperti bermain bola dengan anak ternyata bisa membangun pola interaksi yang disebut serve and return.
Pola ini membantu anak memahami konsep bergiliran, menunggu, dan membaca ekspresi lawan bicara, kemampuan yang sangat penting saat anak mulai masuk dunia sekolah.
Ketiga, bonding time membantu anak memahami dan meregulasi emosinya.
Anak yang terbiasa diajak berinteraksi secara emosional akan lebih mampu mengenali perasaannya sendiri dan tidak mudah meledak-ledak.
“Oh itu namanya kecewa, itu namanya frustasi, itu namanya sakit hati. Emosi kan bukan cuma marah, sedih sama happy gitu ya, tapi ada emosi spesifik yang perlu kita kenalkan ke anak,” ujar Pritta.
Jakarta Family Walk: Ruang Bonding Orang Tua dan Anak
Sebagai bagian dari perayaan Hari Anak Nasional, Jakarta Family Walk (JFW) akan kembali digelar pada Minggu, 20 Juli 2025, di Hutan Kota Gelora Bung Karno, Jakarta.
Acara ini mengajak sekitar 1.000 keluarga untuk merasakan momen kebersamaan dalam format yang menyenangkan dan edukatif melalui tema “Learn, Play, Action”.
Selain family morning walk sepanjang 4 km, Jakarta Family Walk juga menyuguhkan berbagai aktivitas seru yang mendukung perkembangan anak.
Di antaranya Magic Science Show, Sensory Play Area, Children’s Market, hingga playground dan mini water play.
Semua kegiatan dirancang untuk mengasah kemampuan motorik, sosial, dan emosional anak secara menyenangkan.
Co-Founder Malo Enterprise, Felicia Debora, menyebut bahwa acara ini dihadirkan untuk memperkuat relasi antar anggota keluarga.
“Jakarta Family Walk kami hadirkan sebagai ruang bagi keluarga untuk membangun kebiasaan baru yang lebih sehat dan berkualitas. Jalan pagi bersama keluarga menjadi wujud nyata dari semangat Learn, Play, Action,” ujar Felicia pada kesempatan yang sama.
Pendaftaran Jakarta Family Walk bisa dilakukan melalui Loket.com
Acara akan berlangsung pukul 07.00–10.00 WIB dan terbuka untuk seluruh keluarga yang ingin merayakan Hari Anak Nasional dengan cara yang sehat, aktif, dan menyenangkan.
Penuhi Kebutuhan Gizi Anak, SPPG di Balikpapan Didorong Gerakkan Roda Ekonomi Kota |
![]() |
---|
Kok Bisa Kakak-Adik Kompak Bobol Sekolah di Bekasi? Uang Rp25 Juta Habis Buat Foya-foya |
![]() |
---|
Polisi Gagalkan Perdagangan Anak di Bekasi: Korban Dijanjikan Kerja di Malaysia, Gaji Rp30 Juta |
![]() |
---|
Pimpinan Komisi X DPR Kecam Kekerasan Anak Polisi terhadap Guru di Sinjai |
![]() |
---|
Dapa, Bocah asal Bandung Selamatkan Wanita dari Percobaan Bunuh Diri di Rel |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.