Mengenang Sudjana Kerton: Warisan Seniman Revolusioner dalam Lintasan Seni Rupa Indonesia
Karya-karya Sudjana Kerton kembali dihadirkan lewat pameran bertajuk The Hidden Treasures of Sudjana Kerton yang berlangsung di Jakarta
“Pameran ini adalah ajakan untuk membuka ruang—ruang belajar, ruang apresiasi, dan ruang untuk meninjau ulang posisi sejarah seni kita,” pungkasnya.
Baca juga: Guntur Soekarnoputra Gelar Pameran Fotografi Saat Momen Bulan Bung Karno, Ini Alasannya
Putri Sudjana Kerton, Tjandra Kerton, mengenang sang ayah sebagai sosok bersahaja yang tak henti membimbing generasi muda.
“Di akhir hayatnya, beliau membimbing mahasiswa seni secara informal, mendorong mereka untuk setia pada jati diri sebagai seniman Indonesia. Bagi beliau, integritas jauh lebih penting daripada ketenaran atau uang,” kenang Tjandra.
Dikatakannya, Sanggar Luhur, studio sekaligus galeri yang kini ia kelola, kembali mengangkat karya-karya sang ayah ke panggung seni nasional—termasuk melalui partisipasi dalam ArtMoments Jakarta 2025.
Seni sebagai Suara Bangsa
Wakil Menteri Kebudayaan RI Giring Ganesha turut mengapresiasi pameran ini sebagai momentum penting untuk meninjau ulang posisi Sudjana Kerton dalam sejarah seni nasional.
“Menjelang 80 tahun Indonesia merdeka, karya-karya Kerton kembali mengingatkan kita pada pengorbanan dan harapan generasi terdahulu,” ujarnya saat konferensi pers jelang pembukaan pameran.
Menurut Giring, karya-karya Kerton tidak hanya menggambarkan sejarah, tapi juga menghadirkan kehidupan yang terus berjalan—pernikahan, perdagangan, percakapan rakyat—di tengah suasana revolusi.
“Anak muda harus datang dan menyaksikan sendiri bagaimana seorang seniman di usia 20-an merekam revolusi dengan cahaya dan semangat yang luar biasa,” tegasnya.
Giring juga menyebut pembentukan Kementerian Kebudayaan oleh Presiden Prabowo sebagai peluang strategis untuk memberi ruang lebih besar bagi seni dan warisan budaya.
“Pameran ini bukan hanya untuk mengenang, tapi untuk meneruskan. Dari Sudjana Kerton, kita belajar bahwa seni bisa menjadi suara, perlawanan, dan penanda integritas bangsa,” tandasnya.
Sketsa Revolusi, Potret Emosional Perjuangan
Sudjana Kerton dikenal sebagai seniman sekaligus reporter yang mengabadikan intensitas Revolusi Indonesia dengan ketajaman emosional. Saat berada di Yogyakarta, ia bekerja untuk surat kabar Patriot bersama Usmar Ismail, tokoh perfilman nasional.
Sketsa-sketsa Kerton menggambarkan wajah-wajah pejuang, suasana perundingan, serta momen keseharian rakyat di tengah perang. Dengan tinta dan garis ekspresif, ia menghadirkan dokumen visual yang menggugah kesadaran akan nilai kemerdekaan.
Perjalanan artistik Kerton kemudian membawanya ke Eropa dan Amerika selama lebih dari dua dekade, memperkaya teknik dan perspektifnya. Sekembalinya ke Indonesia pada 1976, ia memasuki fase paling produktif—menggabungkan pendekatan seni Barat dengan narasi lokal yang intim.
Konser PM Toh 2025, Apresiasi Seniman Bertutur Indonesia |
![]() |
---|
Gelar Pameran di Tengah Kota, Anjasmara Berharap Semakin Banyak Penghobi Tanaman Hias Indonesia |
![]() |
---|
Cerita Amelia Budiman Tuangkan Kisah Ikhlas Perempuan Mastektomi ke dalam Kanvas |
![]() |
---|
Hadir di Pameran Foto Timnas Indonesia, Sumardji Kenang Saat Dirinya Kena Tinju di Kamboja |
![]() |
---|
Ragam Foto dan Artikel Timnas Indonesia Karya Jurnalis Dipamerkan di Mal Sarinah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.