Rabu, 1 Oktober 2025

Pamulang Berdenyut Saat Musik, Kuliner, dan Solidaritas Bersatu di Panggung Komunitas

Para musisi tampil total, seolah berada di panggung festival berskala besar—membuktikan bahwa musik lokal memiliki kualitas dan daya pukau.

|
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
IST
HIBURAN RAKYAT - Pagelaran musik di D’Jajan Kopi, tepatnya di Gang Mahid, seberang lobi IGD RSU Pamulang, Sabtu malam menjelma menjadi panggung perayaan yang hangat dan merakyat. Event itu menyatukan musik, kuliner dan solidaritas di panggung komunitas. 

TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG – Di salah satu sudut kawasan Pamulang, Tangerang Selatan, menjelma menjadi panggung perayaan yang hangat dan merakyat.

Musik berdentum, aroma kuliner menggoda, dan suasana keakraban memenuhi udara—menyatukan warga dari berbagai latar belakang dalam momen yang penuh energi dan kebersamaan.

Acara digelar di D’Jajan Kopi Social Space, tepatnya di Gang Mahid, seberang lobi IGD RSU Pamulang malam itu berubah menjadi titik temu lintas generasi dan selera.

Di sana lebih dari 11 musisi lokal tampil bergantian sejak pagi hingga larut malam dari alunan akustik yang syahdu hingga distorsi penuh energi dari band Pamulang Distorsick, semuanya berpadu membentuk simfoni yang membangkitkan semangat.

Baca juga: Dorong Musik Keroncong Jadi Warisan Budaya Unesco, ASETI dan LINI Ciptakan Terobosan Tari Pergaulan

“Rasanya kayak festival dadakan, tapi vibes-nya rapi dan hangat banget,” ujar Andin (22), seorang mahasiswa yang datang bersama teman-temannya, ditemui, Sabtu (31/5/2025).

Namun yang membuat acara ini benar-benar berkesan bukan hanya deretan musisinya, melainkan atmosfernya yang inklusif. 

Anak muda, keluarga, hingga orang tua larut dalam suasana santai. 

Ada yang berbincang ringan, menyeruput kopi, atau menyantap steak rumahan dengan harga terjangkau. Semuanya terasa akrab dan membumi.

Warga sekitar pun ambil bagian. Ada yang membantu membuka lahan parkir, menata tempat duduk, bahkan menyumbangkan sofa. 

Semangat gotong royong inilah yang menjadikan malam itu terasa seperti festival rakyat, namun tetap tertata profesional.

Salah satu momen puncak terjadi saat Pamulang Distorsick naik panggung. 

Sorotan lampu menyala, penonton bersorak, dan suasana berubah menjadi konser mini penuh euforia.

Para musisi tampil total, seolah berada di panggung festival berskala besar—membuktikan bahwa musik lokal memiliki kualitas dan daya pukau yang tak kalah.

“Kita mulai dari dapur, tapi malam ini kita ada di spotlight,” ujar Okta Surya Riadi, penggagas acara sekaligus pendiri ODAC Corp.

Bagi Okta, acara ini bukan sekadar pertunjukan, melainkan ruang bersama di mana semua orang merasa punya peran.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved