Sabtu, 4 Oktober 2025

Hari Perempuan Internasional

Hari Perempuan Internasional, Kaum Hawa di Indonesia Buktikan Berdaya Secara Finansial 

Perempuan di Indonesia telah membuktikan dirinya mencapai kemajuan menjadi sosok berdaya, termasuk dalam keuangan di Hari Perempuan Internasional.

Tribun Pekanbaru/Theo Rizky
PEREMPUAN BERDAYA FINANSIAL - Ilustrasi transaksi dana di perbankan. Perempuan di Indonesia telah membuktikan dirinya mencapai kemajuan menjadi sosok berdaya, termasuk dalam keuangan saat Hari Perempuan Internasional. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tepat hari ini, 8 Maret 2025, kaum hawa di seluruh dunia memperingati International Women’s Day 2025 atau Hari Perempuan Internasional 2025.


PBB merilis tema resmi peringatan Hari Perempuan Internasional 2025.

PBB mengangkat tema Hari Perempuan Internasional 2025 yakni "For ALL women and girls: Rights, Equality, Empowerment".

Baca juga: Hari Perempuan Internasional, Menag Ingatkan Masih Banyak Penafsiran Agama yang Bias Gender

Tema tersebut memiliki arti "Untuk SEMUA perempuan dan anak perempuan: Hak, Kesetaraan, Pemberdayaan".

 

Melalui tema ini masyarakat di seluruh dunia diajak untuk bersama mewujudkan hak, kesetaraan, dan kesempatan yang sama bagi setiap orang.


Perempuan di Indonesia telah membuktikan dirinya mencapai kemajuan menjadi sosok berdaya, termasuk dalam bidang keuangan. 

Ya, kaum hawa di negeri ini secara signifikan telah berdaya dalam hal keamanan finansial, meski masih menghadapi berbagai tantangan dalam mengelola kekayaan dan perencanaan keuangan mereka.

Baca juga: Peringati Hari Perempuan Internasional, Sekjen PBB: Saat Perempuan Bangkit, Semua Akan Berkembang


Menurut survei terbaru Sun Life Asia berjudul Women’s Wealth in Focus: Building Confidence and Security, yang dikutip Tribunnews.com dari Kontan, mayoritas perempuan Indonesia merasakan peningkatan dalam kesejahteraan finansial mereka dibandingkan generasi sebelumnya. 


Namun, tekanan finansial dari tanggung jawab keluarga dan kurangnya akses terhadap produk keuangan yang sesuai masih menjadi kendala utama.


Lebih dari tiga perempat (78 persen) perempuan di Indonesia merasa bahwa kondisi keuangan mereka lebih baik dibandingkan saat ibu mereka seusia mereka. 

Namun, beban finansial yang muncul dari tanggung jawab multi-generasi tetap menjadi tantangan utama.

Sebanyak 32 persen ibu melaporkan stres akibat harus mengatur kebutuhan anak dan orang tua secara bersamaan, mencerminkan tanggung jawab finansial yang signifikan dalam keluarga. 

Meskipun 65 persen perempuan telah menabung untuk perawatan lansia orang tua mereka, hanya 11 persen yang mengharapkan dukungan penuh dari anak-anak mereka di masa depan.

Hal ini menunjukkan keinginan perempuan untuk membangun ketahanan finansial secara mandiri tanpa harus bergantung pada generasi berikutnya.

Masalah kesehatan menjadi faktor dominan yang mempengaruhi keputusan finansial perempuan, dengan 59 persen menyebutnya sebagai pemicu utama dalam mengambil keputusan besar, diikuti oleh pembelian rumah (46 persen) dan perubahan signifikan dalam pendapatan (38 persen).

Kurangnya literasi keuangan menjadi hambatan besar bagi masa depan finansial yang lebih cerah bagi lebih dari setengah responden (56 persen). Hambatan lainnya termasuk pendapatan perempuan yang sering lebih rendah dibandingkan laki-laki dalam profesi yang sama (45 persen) serta tingginya biaya kesehatan (43 persen).

Bagi para ibu, aspirasi finansial utama mereka adalah memastikan keamanan jangka panjang. 

Tujuan yang paling umum meliputi menabung untuk pendidikan anak (69 persen), membangun dana darurat (53 persen), dan mengajarkan literasi keuangan serta konsep investasi kepada anak-anak mereka (50 persen).

Ketika ditanya arti dari keamanan finansial, sebagian besar perempuan menyebut memiliki tabungan yang cukup untuk pengeluaran tak terduga (74 persen), bebas dari utang (68 persen), dan memiliki pendapatan pasif yang stabil (48persen).

Perempuan di Indonesia terus berupaya menyeimbangkan kebutuhan finansial mereka dengan tanggung jawab terhadap keluarga. Sebanyak dua pertiga (66 persen) perempuan secara rutin mengutamakan kebutuhan finansial anggota keluarga, seperti kerabat lansia dan anak-anak, dibandingkan kebutuhan pribadi mereka sendiri.

Lebih dari tiga perempat (78 persen) perempuan mengorbankan perawatan medis pribadi, termasuk perawatan rutin seperti pemeriksaan gigi dan cek kesehatan tahunan, untuk membiayai pengobatan keluarga mereka.

Hampir setengah (44persen) perempuan menilai pengetahuan mereka tentang produk keuangan dan investasi sebagai tingkat dasar atau pemula. 

Meskipun mayoritas mampu menyebutkan saldo pensiun saat ini (75persen), rata-rata hasil tahunan investasi mereka (65 persen), dan suku bunga terkini di Indonesia (59 persen), masih terdapat kesenjangan dalam pemahaman finansial mereka.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved