Kesalahan Pola Asuh yang Bisa Bentuk Pribadi Negatif Anak
Psikolog Johana Rosalina K, PhD ungkap pola asuh yang salah dapat membentuk pribadi yang negatif dalam diri anak.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Psikolog Johana Rosalina K, PhD ungkap pola asuh yang salah dapat membentuk pribadi yang negatif dalam diri anak.
Menurutnya, ada empat jenis pola asuh orangtua.
1. Authoritative
Pola asuh dengan kehangatan, tanggapan, kontrol dan ketegasan tinggi.
2. Indulgent
Orang tua memanjakan anak, tapi tidak ada kontrol.
3. Neglectful
Tidak ada kontrol dan dingin.
4. Authoritarian
Kontrol dan ketegasan tinggi, tapi dingin.
Menurut Johana, orangtua perlu belajar menjadi jenis yang pertama atau authoritative.
“Mari kita belajar menjadi orangtua yang authoritative. Ini sebagai pola asuh kepada anak-anak kita," ungkap Johana pada Zoom Meeting dan disiarkan langsung melalui kanal Youtube BKKBN Official pada Kamis (14/3/2024).
Pola jenis ini bersifat demokratis dengan mengajak anak aktif berdiskusi. Kemudian dengarkan anak dan berikan tanggapan yang responsif.
Jangan menjadi orangtua yang abai dan cuek, apalagi otoriter.
"Karena akan berdampak negatif dan membuat anak terluka, nantinya anak akan menjadi pendendam,” papar Johana.
Menurut Johana, pada dasarnya prinsip membuat remaja bertanggung jawab adalah dengan mengajarkan konsep diri yang positif.
Selain itu perlu pula diajarkan cara bertanggung jawab.
Dengan mmbantu remaja independen dapat memecahkan masalahnya sendiri, dan menetralisir argumen dengan tenang.
“Cara orangtua bicara pada anak, menjadi 'inner voice' anak, misal ketika orangtua bicara dengan nada tinggi maka dalam benak anaknya akan merasa tidak berharga karena orangtuanya hanya marah-marah dan tidak puas pada pencapaian anaknya,” kata Johana.
Lebih lanjut, hal tu akan membentuk konsep diri anak yang minder, pemalu, penakut, dan tidak percaya diri.
Sebaliknya, jika orang tua mendukung anaknya dan memberikan afirmasi positif pada pencapaian anaknya, maka akan membentuk anak yang percaya diri dan merasa kagum pada dirinya.
Hal ini akan mempengaruhi pencapaian anak di masa mendatang.
Hambatan komunikasi dari sisi orangtua, kata Johana, meliputi kritik yang berlebihan dengan membandingkan antar anak.
Tidak mendengarkan cerita anak, menggunakan ‘power’ orangtua, serta terlalu banyak nasihat.
Menteri Wihaji Harapkan Orang Tua Salurkan Energi untuk Perhatikan Pola Asuh Anak |
![]() |
---|
Menstruasi Bukan Halangan, Ini Tips untuk Remaja Tetap Aktif Saat Tamu Bulanan Datang |
![]() |
---|
EQ, Faktor Penting yang Tak Terlihat di Rapor tapi Menentukan Masa Depan |
![]() |
---|
Kenapa Orang Sekarang Gampang Baper? Ada Luka Lama yang Belum Sembuh |
![]() |
---|
Cara Mengasah Potensi Anak dengan Down Syndrome: Hindari Stigma, Beri Ruang Ekspresi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.