Minggu, 5 Oktober 2025

Desainer Indonesia Tampilkan Batik dan Wayang dalam Fashion Art Toronto 2022

ISK merupakan satu dari dua desainer yang terpilih dari Montreal mengikuti even mode bertaraf internasional itu.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Erik S

"Awalnya saya tidak punya mesin jahit, (pembuatan) masker pun saya jahit pakai tangan, jarum dan benang," kata ISK.

Setelah beberapa saat melakukan penjahitan karya secara manual, ia pun menemukan mesin jahit bekas melalui aplikasi jual beli.

Benda inilah yang mengawali upayanya dalam menghasilkan gaun pertama yang dijahitnya selama bermukim di negara tersebut.

"Suatu hari saya dapat mesin jahit bekas yang dijual murah oleh pemiliknya lewat aplikasi, ini awal saya membuat satu gaun," papar ISK.

Namun hal itu tidak mudah, karena yang ia beli merupakan barang bekas dan tentunya tidak memiliki performa yang optimal seperti barang baru pada umumnya.

Terlebih dirinya tidak bisa begitu saja mengunjungi tempat service untuk memperbaiki mesin jahitnya, karena aktivitas sosial yang dibatasi masa pandemi.

"Dari mesin bekas ini, saya menemui banyak masalah dan membuat saya belajar bagaimana cara memperbaikinya sendiri. Bisa dibayangkan, saya sendiri, tidak bisa ke showroom untuk memperbaikinya, masih masa-masa pandemi," kata ISK.

Menariknya, gaun rancangan pertamanya yang dijahit menggunakan mesin jahit bekas itu ternyata dilirik seseorang untuk dikenakan dalam parade pada Agustus tahun lalu.

Dari momen inilah, ia akhirnya bisa memiliki mesin jahit baru dan melanjutkan pembuatan karyanya.

"Dari gaun yang pertama saya bikin itu, dikasih kesempatan disewa oleh seseorang untuk parade di bulan Agustus 2021. Dari ini saya bisa membeli mesin jahit baru dan mulai menjahit," tegas ISK.

ISK mengaku tidak pernah mengikuti sekolah menjahit, baik saat masih di Indonesia maupun setelah menetap di Kanada.

Ia hanya pernah tergabung dalam kelas design online dan memulai usahanya pada Mei 2021.

"Saya join pertama kali sekolah design online dengan kelas Billy Tjong pada Agustus 2021. Saya tidak sekolah di sekolah jahit atau fashion di Indonesia ataupun Kanada, semua skill ini, (saya) bisa jahit dari lihat di Youtube dan belajar lewat online. Saya baru mulai menjahit Mei 2021," kata ISK.

Lalu bagaimana ia bisa terpilih untuk menampilkan karyanya di Fashion Art Toronto 2022 ?

ISK menyampaikan bahwa saat dilirik oleh tim panitia event tersebut dam melakukan sesi interview, mereka mengetahui bahwa dirinya bekerja di restoran, bukan di fashion industry, tidak pernah menjahit dan bukan merupakan jebolan sekolah mode.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved