Kamis, 2 Oktober 2025

Pandemi Covid-19 Mengubah Dinamika di dalam Keluarga, Beban Hidup Perempuan Menjadi Semakin Besar

Jika dalam kondisi normal pekerjaandi luar rumah bisa menjadi refreshing dari tugas-tugas rumah tangga, di masa pandemi hal ini sulit untuk dilakukan.

Shutterstock
Ilustrasi: Pandemi Covid-19 membawa dampak dan beban besar bagi perempuan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 membawa dampak dan beban besar bagi perempuan.

Kepala Pusat Studi Wanita UGM, Dr Widya Nayati MA menerangkan, pandemi mengubah dinamika di dalam keluarga, peran perempuan besar dalam pengelolaannya.

Di masa pandemi ini banyak keluarga, baik yang memiliki penghasilan tetap atau tidak, mengalami persoalan ekonomi.

Ketika suami atau istri yang menghidupi keluarganya harus kehilangan pekerjaan atau pengurangan penghasilan, sang istri harus mengelola keuangan dan pengeluaran rumah tangga sedemikian rupa, agar kebutuhan setiap anggota keluarga tetap dapat terpenuhi.

"Semua perempuan tangguh dengan caranya masing-masing, dan di masa pandemi ini kita melihat banyak perempuan bekerja keras dan adaptif dengan situasi yang ada," kata Dr Widya Nayati MA dalam keterangannya.

Perempuan di dalam keluarga Indonesia juga lebih banyak menjalankan tugas rumah tangga seperti memasak, membersihkan rumah, hingga mendampingi anak belajar.

Baca juga: Ahli Tumbuh Kembang dan Pediatri Ungkap Selama Pandemi Covid-19, Kasus Kekerasan Terhadap Anak Naik

"Kalau melihat seperti apa peran perempuan dalam pengelolaan rumah tangga, itu energinya luar biasa. Di Indonesia beban rumah tangga lebih banyak pada perempuan, dan ini belum berubah dengan kondisi pandemi," terangnya.

Tanggung jawab yang banyak, menurut Widya, memberikan beban mental bagi perempuan.

Jika dalam kondisi normal pekerjaan atau aktivitas di luar rumah bisa menjadi refreshing dari tugas-tugas rumah tangga, di masa pandemi hal ini menjadi sulit untuk dilakukan.

"Situasi seperti ini bisa menimbulkan kekacauan dalam kehidupan keluarga. Belum lagi kalau suami yang bekerja meninggal karena Covid-19, ini banyak terjadi terutama saat peningkatan kasus gelombang 2 dulu," ucapnya.

Kondisi-kondisi ini, menurutnya, menunjukkan perempuan bisa bersikap tangguh dalam berbagai situasi.

Ia mengingatkan agar masyarakat menyadari ketangguhan para perempuan yang ditunjukkan dalam cara mereka menghadapi persoalan sehari-hari.

"Dengan pandemi ini kita betul-betul babak belur. Tapi bagi saya masing-masing orang punya ketangguhannya, bahkan orang yang mudah menangis itu juga tangguh, kita tidak tahu beban apa yang dia tahan sampai akhirnya dia menangis," ucapnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved