Menakar Kandungan Nutrisi Beras Cokelat dan Beras Putih, Mana Lebih Baik?
Tak sedikit orang mengonsumsi nasi dari beras cokelat karena alasan hal itu mendukung program diet mereka.
Adapun beras cokelat lebih kaya antioksidan. Studi yang dimuat dalam jurnal Antioxidants pada 2018 mengungkap, beras cokelat mengandung banyak jenis senyawa fenolik.
Senyawa ini diketahui dapat melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan terkait risiko penyakit diabetes tipe 2, obesitas, kanker, dan penyakit jantung.
Mengelola gula darah
Nasi cokelat terbukti dapat mengendalikan gula darah secara lebih baik pada penderita diabetes, serta membantu mencegah diabetes tipe 2.
Sejumlah studi pun menemukan, beralih dari nasi putih ke nasi cokelat dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2.
Baca juga: CARA Mudah Menurunkan Berat Badan: Kurangi Karbohidrat, Olahraga, Konsumsi Protein, dan Sayuran
Efek lain mengonsumsi nasi cokelat dikaitkan dengan kemampuannya untuk memberi makan bakteri baik di usus seperti lactobacillus dan bifidobacterium.
Kedua bakteri baik tersebut terkait dengan pencegahan diabetes dan obesitas.
Dalam satu studi, para ilmuwan meneliti efek nasi cokelat terhadap faktor risiko peradangan dan penyakit jantung pada 40 wanita yang mengalami obesitas.
Seluruh wanita yang terlibat dalam studi itu diketahui belum memasuki masa menopause.
Para peserta diminta mengonsumsi sekitar 140 gram nasi cokelat atau nasi putih selama enam minggu, dengan jeda waktu dua minggu sebelum mereka beralih ke jenis nasi lainnya.
Ditemukan, asupan nasi cokelat mampu mengurangi penanda peradangan --termasuk protein C-reaktif, serta faktor risiko penyakit jantung lain.
Sementara itu, studi yang meneliti para mahasiswi sehat mengungkap, mengonsumsi nasi cokelat secara rutin selama 10 minggu dapat memperbaiki kondisi kesehatan dan mencegah kolesterol tinggi.
Dengan mencegah kolesterol tinggi, risiko penyakit jantung secara keseluruhan juga berkurang.
Mengendalikan berat badan
Studi juga menemukan konsumsi nasi cokelat dapat membantu mengendalikan berat badan, serta memperbaiki indeks massa tubuh dan ukuran pinggang para peserta dalam studi tersebut.