Mengenal Lebih Dekat Benoit, Cicit dari Founder Rumah Mode Ternama Dunia Louis Vuitton
Tinggi, tampan, menawan, stylish, dan keturunan generasi ke-6 Louis Vuitton, pasti tidak ada yang akan menolak berkenalan dengan Benoit-Louis Vuitton
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Tinggi, tampan, menawan, stylish, dan keturunan generasi ke-6 Louis Vuitton, pasti tidak ada yang akan menolak berkenalan dengan laki-laki rupawan dan mapan seperti Benoit-Louis Vuitton.
Pria yang kini berusia 44 tahun itu menjawab sebagai Direktur perusahaan Seni, Budaya dan Patrimoni Louis Vuitton.
Tugasnya tidak hanya mewakili serta mewujudkan warisan dan nilai-nilai perusahaan, namun juga menangani hubungan klien untuk pelanggan kelas atas.
Termasuk mengelola Asnieres Family House yang merupakan rumah mewah bergaya klasik yang menjadi tempat tinggalnya hingga usia 7 tahun, serta galeri dan konten pameran perusahaan.
Baca juga: Kritikan Pedas Bintang Emon soal Rencana Baju Dinas DPRD Kota Tangerang Pakai Louis Vuitton
Baca juga: Kejar Hidup Hedon, 2 Wanita Larikan Uang Perusahaan Rp 600 Juta: Beli Mobil hingga Tas Louis Vuitton
Untuk menandai 200 tahun setelah kelahiran kakek buyutnya, Louis Vuitton, Benoit pun baru-baru ini mengadakan tur virtual secara intim ke rumah dan studio Asnieres yang dibangun Louis Vuitton di dekat Paris, Prancis.
Lalu seperti apa Asnieres Family House dan apakah rumah itu begitu penting bagi keluarga dan dirinya?

Dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (27/10/2021), Benoit mengatakan bahwa rumah keluarganya ini sebenarnya dibangun beberapa saat setelah atelier Asnieres dibangun pada 4 atau 5 tahun setelah Louis Vuitton mendirikan maison di Paris pada 1854.
"Itu karena ia (kakek) membutuhkan ruang yang lebih besar untuk membuat koper tradisionalnya. Rang makan pun didekorasi dengan sangat sederhana, ada pajangan kecil koper pernikahan yang dikumpulkan Gaston, cucu Louis Vuitton," kata Benoit, memulai cerita terkait kisah sukses keluarganya.
Koper-koper ini berasal dari Timur Tengah dan dihiasi dengan motif seperti sejoli, yang mewakili cinta dan kekayaan kehidupan keluarga.
"Gaston adalah kolektor yang menggilai segala sesuatu dan apapun, karena dirinya, kami mulai mengumpulkan arsip, dengan lebih dari 100.000 dokumen dan 20.000 objek, tidak hanya dari kakek kami Louis Vuitton saja," jelas Benoit.
Sedangkan ruang tamu di rumah itu bergaya tahun 1900 dan merupakan interior yang dibuat oleh George, putra Louis Vuitton.
"Ini Art Nouveau yang tampak bergaya dan lebih kaya dalam hal dekorasi, dengan aksen di langit-langit, lukisan, jendela kaca patri, perapian keramik hijau dengan motif bunga, patung perunggu Louis Vuitton, dan salah satu koper Louis Vuitton sebelumnya di kanvas bergaris dijadikan sebagai meja kopi," papar Benoit.
Ia pun menjelaskan bahwa lingkungan yang kaya ini diciptakan untuk menyambut pemasok dan menunjukkan betapa kreatif dan suksesnya bisnis tersebut.
"Saat ini ruangan ini memiliki nuansa kuno, vintage, namun sangat modern dan inovatif pada masanya," tegas Benoit.
Lalu kenangan apa yang anda miliki saat tumbuh besar di rumah tersebut?
Ia mengaku sangat senang pernah tinggal di rumah itu yang kemudian berpengaruh pada hidupnya hingga saat ini.
"Sangat menyenangkan tumbuh di tempat seperti itu. Tidak hanya di rumah keluarga saja, tapi berlarian di sekitar bengkel. Lingkungan ini mempengaruhi nilai-nilai dan cara hidup saya, manufaktur, keahlian, inovasi, bagaimana segala sesuatunya terlihat," papar Benoit.
Benoit pun menceritakan kisah masa kecilnya bersama sang adik yang sama saja seperti anak kecil pada umumnya.
"Adikku dan aku juga menghabiskan banyak waktu bermain di taman, kami merasa lucu untuk membuang barang-barang dan memecahkan panel kaca kecil dari jendela kaca patri ruang tamu. Kami juga mengadakan barbeque tahunan di musim panas dan pesta Natal dengan semua karyawan," tutur Benoit.
Lalu di mana anda tinggal saat ini?
Benoit mengaku kini tinggal di apartemen bergaya modern di kota Paris, kendati demikian, ia tetap membawa kenangan ayahnya ke dalam huniannya saat ini.
"Di sebuah apartemen di Paris, yang modern, namun penuh dengan barang-barang antik dari almarhum ayah saya, Patrick Louis Vuitton. Saya menghabiskan akhir pekan di rumah pedesaan ayah saya, yang sedang saya renovasi saat ini. Di sana, saya mempertahankan bingkai kayu tua namun menggabungkannya dengan desain rumah kaca kontemporer, dan membeli karya seni modern untuk itu," jelas Benoit.
Ia bahkan mengakui dirinya merupakan sosok manusia yang mewarisi sejarah, tradisi hingga inovasi dan sisi modern.
Sehingga semuanya ia gabungkan untuk menghasilkan karya yang sesuai dengan sejarah hidupnya.
"Saya adalah campuran antara sejarah dan tradisi, inovasi dan modernitas, jadi saya suka mencampuradukkan banyak hal. Itu sejalan dengan DNA saya, dan dengan rasa ingin tahu yang kami miliki di Louis Vuitton untuk tetap inovatif," kata Benoit.
Lalu seperti apa perjalanan karir anda?
Laki-laki ini sebelumnya menempuh studi Manajemen dan Pemasaran di sekolah bisnis Prancis-Amerika di Paris, kemudian melakukan magang di Paris, London dan Jepang untuk Louis Vuitton dan Chaumet.
"Saya adalah manajer jam tangan dan perhiasan di sebuah toko di New York dari 2003 hingga 2005. Lalu dari 2005 hingga 2015, saya menjadi Kepala Produk untuk Watches, kemudian Kepala Pengembangan Komersial Pembuatan jam tangan berkualitas tinggi, saya juga terlibat dalam pengembangan komersial High Jewellery," kata Benoit.
Selanjutnya dari 2015 hingga 2019, ia menjabat sebagai Direktur Canadian Toronto Maison.
"Kemudian dari 2019 hingga 2020, saya menjadi Direktur Pengalaman Pelanggan untuk Louis Vuitton Atelier. Tahun ini, saya menjadi Direktur Perusahaan, Seni, Budaya, dan Warisan Louis Vuitton," tegas Benoit.
Apakah anda seorang penggemar jam tangan?
Benoit pun mengakui bahwa dirinya seorang penggemar jam tangan, namun ia tidak mengetahui berapa banyak jumlah jam tangan yang telah ia miliki saat ini.
"Ya, tapi saya tidak menghitung jumlah jam tangan yang saya miliki. Bahkan sebagai anak laki-laki, saya dan saudara laki-laki saya menyukai jam tangan dan perhiasan. Kami dulu sering bertengkar, jadi ayah saya mengatakan kepada kami 'Jika kalian berperilaku baik, kalian masing-masing akan mendapatkan koin 10 franc di malam hari'. Kami menghasilkan 270 franc Prancis setiap bulannya, bukan 310 hari penuh, karena ada hari-hari di mana kami bertengkar Kami menggunakan uang itu untuk membeli Swatch saat kami berhasil mengumpulkan uang," papar Benoit.
Ia pun kembali menceritakan bahwa hingga usia remaja, ia dan adik laki-lakinya itu meminta hadiah yang sama, yakni jam tangan.
Menurutnya, bagi kaum laki-laki, jam tangan dianggap sebagai permata yang tidak aneh saat dipakai.
Sehingga ia pun merasa ketagihan untuk terus mengumpulkan aksesoris ini.
"Ketika saudara laki-laki saya berusia 18 tahun, dia meminta sebuah jam tangan sebagai hadiah, saya pun melakukan hal yang sama. Bagi pria, itu satu-satunya permata yang bisa anda pakai, selalu ada cerita di balik jam tangan. Itu sebabnya saat anda mulai mengumpulkannya, anda tidak akan pernah berhenti," tutur Benoit.
Hobi mengumpulkan jam tangan inilah yang akhirnya memberikannya ide untuk memasukkan aksesoris ini sebagai salah satu produk dalam kelanjutan kerajaan bisnis kakeknya.
"Sebelum saya mulai bekerja untuk bisnis keluarga, ayah saya meledek dan mengatakan bahwa setiap generasi harus membawa sesuatu yang baru ke bisnis ini. Saya bilang saya akan memperkenalkan jam tangan dan perhiasan kepada Louis Vuitton," kata Benoit.
Ia pun mengaku bangga telah menjadi bagian dari kerajaan bisnis mode kakeknya itu dan bertemu serta bekerja sama dengan banyak tokoh besar di dunia mode.
"Apa yang kami lakukan dalam 15 hingga 20 tahun terakhir, bisnis telah berkembang, dan saya bangga menjadi bagian dari itu. Saya beruntung bisa bekerja dengan master pembuat jam kami Michel Navas dan Enrico Barbasini, yang masih bekerja di Jenewa di La Fabrique du Temps Louis Vuitton," tegas Benoit.
Saat menjalani minggu yang tenang, seperti apa akhir pekan bagi anda?
Benoit mengaku baru saja menyelesaikan fashion show untuk produk Louis Vuitton dan momen yang ia tunggu adalah saat melakukan pengecekan produk bersama kliennya.
"Ini gila, karena kami baru saja menyelesaikan fashion show. Yang paling saya sukai dari show ini adalah lusa nanti kami akan melihat dan menyentuh produk, di mana kami akan melihat kualitas, kreativitas, dan memperhatikan detailnya bersama klien kami," jelas Benoit.
Ia mengatakan bahwa hari-harinya selalu dipenuhi kesibukan dari satu tempat ke tempat lainnya dan membahas atau melakukan satu hal ke hal lainnya.
Kendati demikian, ia menikmatinya karena ini merupakan pekerjaan yang sangat ia sukai yakni bertemu banyak orang.
"Tidak ada minggu biasa, lebih seperti hanya jam biasa. Saya selalu berpindah dari satu topik ke topik lainnya, berpindah dari satu pertemuan ke pertemuan lainnya, melintasi gedung-gedung karena kantor kami terletak di dua gedung yang berbeda. Ini gila tapi menarik. Ada begitu banyak energi, melihat orang yang berbeda, saat saya bekerja dengan semua departemen, komunikasi, hubungan klien, dan sebagainya," kata Benoit.
Pada akhir pekan, ia akan mengunjungi rumah pedesaan untuk beristirahat secara mental.
Namun ternyata, di sana ia pun memiliki tetap memiliki banyak kegiatan.
Apa item Louis Vuitton favorit yang anda pakai sehari-hari?
Benoit mengaku sering memakai black and white varsity jacket koleksi menswear Spring/Summer 2021 (SS21) dengan detail alphabet patches dan hand knitted crochet flowers.
Lalu Keepall Bandouliere 50 in Damier Distorted Canvas dari koleksi Spring/Summer 2021 dengan detail black and white Damier checks.
"Saya suka itu karena bentuk tasnya tradisional yang dibuat bertahun-tahun lalu, namun dengan interpretasi modern, dan dompet Monogram dengan detail colorful," kata Benoit.
Ada pula jam tangan Louis Vuitton Escale Spin Time Meteorite, dengan detail casing titanium, bezel emas mawar, dan permukaan yang terbuat dari meteorit asli.
"Anda memakai 'miliaran tahun' di pergelangan tangan anda," tegas Benoit.
Sedangkan untuk sepatu, ia menyukai sepatu kets yang terbuat dari kulit python, dan sepatu bot kulit dengan patina yang indah berwarna hitsm dengan detail warna hijau.
Apa hobi dan minat anda di luar pekerjaan?
Benoit mengaku sebagai orang yang suka beraktivitas di luar ruangan.
"Saya suka pergi ke gym, menunggang kuda, bersepeda, berlari, berada di luar, dan berada di alam dengan binatang," kata Benoit.
Apa yang akan anda lakukan selanjutnya?
Ia mengatakan bahwa dirinya ingin melakukan perjalanan ke Afrika Selatan, karena ia ingin merasakan sensasi jauh dari sorotan media dan hanya dikelilingi hewas khas Afrika.
"Saya suka ide dikelilingi oleh singa besar dan hewan lain, tidak terhubung ke media, diberitahu untuk tidak meninggalkan kamar di malam hari untuk pergi ke kamar mandi luar yang hanya berjarak 10 meter, karena ada hewan liar di sekitar anda," kata Benoit tertawa.
Benoit ingin merasakan 'menjadi orang yang kecil' di depan orang lain dan sesekali keluar dari kehidupannya saat ini yang sangat mudah mendapatkan sesuatu yang diinginkannya.
"Saya ingin melihat gorila juga. Saya suka gagasan di mana saya menjadi seorang manusia kecil di depan keluarga besar gorila yang dapat menghancurkan saya hanya dengan tangan kosong. Dalam keluarga saya, kami hidup dengan banyak hak istimewa, maka dari itu saya senang jika sesekali menjadi sesuatu yang kecil di dunia yang besar," pungkas Benoit.