Minggu, 5 Oktober 2025

Marak Unggahan Akun yang Mengaku sebagai Pelakor, Psikolog Ungkap Alasan Wanita Tega Menjadi Pelakor

Marak unggahan akun media sosial yang blak-blakan mengaku sebagai pelakor. Psikolog ungkap alasan yang membuat wanita tega menjadi pelakor.

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Daryono
lovedignity.com
ILUSTRASI selingkuh - Inilah empat zodiak yang berpotensi dan gemar merebut pasangan orang lain. Hati-hati dan jangan kenalkan pasanganmu dengan mereka. 

"Lain dengan yang bukan pelakor, itu kan seolah-olah memang hubungan pernikahan antar dua keluarga."

"Nah menurut saya pelakor ini, dia ingin mencari eksistensi diri bahwa dia ingin intinya 'saya itu ada, saya juga ingin dinomor satukan'. Makanya dia tampil lah di sosmed, misal di TikTok," sambungnya.

Melihat fenomena tersebut, Adib berpendapat, orang-orang yang mengakui dirinya sebagai pelakor ingin hubungan yang ia jalani dianggap normal seperti pasangan lainnya.

Adib pun menilai, hal tersebut termasuk bentuk perlawanan karena selama ini masyarakat menganggap pelakor sebagai sesuatu yang tak normal.

Oleh karena itu, Adib melanjutkan, mereka pun ingin mengungkapkan bahwa mereka pantas bahagia dengan caranya tersebut.

"Dia dengan PD (Percaya Diri) menceritakan apa yang dia alami karena dia berharap yang dialami itu sesuai yang normal."

"Apalagi selama ini pelakor seolah-olah dianggap tidak normal begitu, jadi dia menyatakan bahwa ini perlawanan dari pelakor. Istilahnya (menyatakan) ini adalah sesuatu yang normal, ini sah-sah saja, bahwa setiap manusia berhak untuk bahagia," kata Adib.

Baca: Marak Postingan Viral Pelakor, Bolehkah Membagikan Aib Pasangan di Media Sosial? Ini Jawabannya

Baca: Wanita Pelakor Ini Kirim Video Mesra Dengan Oknum PNS ke Istrinya, Saat Digerebek Hanya Menunduk

Menurut Adib, orang-orang yang mengakui dirinya sebagai pelakor tersebut juga ingin dinomorsatukan oleh pasangannya.

Pasalnya, Adib mengakatakan, pada dasarnya, setiap manusia ingin diprioritaskan dan dihargai.

Oleh karena itu, Adib menilai, fenomena tersebut terjadi karena mereka ingin mencari penghargaan dan eksistensi diri.

"Jadi dalam rangka mencari penghargaan, dalam rangka mencari eksistensi diri, dalam rangka bahwa apa yang dilakukan itu sesuatu yang wajar-wajar saja, kira-kira seperti itu," ujarnya.

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved