Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Memanfaatkan Ruang Terbatas di Rumah untuk Berkebun Selama Pandemi Covid-19

Waktu selama berdiam di rumah dapat dimanfaatkan untuk tetap produktif misalnya dengan berkebun untuk menanam tanaman yang disukai dan bisa dikonsumsi

Editor: Dewi Agustina
Tim Komunikasi Publik GT Nasional
Pegiat Indonesia Berkebun, Winartania mendorong masyarakat untuk memanfaatkan ruang terbatas di rumah untuk berkebun atau menanam tanaman termasuk sayuran untuk memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga selama pandemi Covid-19. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pegiat Indonesia Berkebun Winartania mendorong masyarakat untuk memanfaatkan ruang terbatas di rumah untuk berkebun atau menanam tanaman termasuk sayuran untuk memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga selama pandemi Covid-19.

"Bisa mencoba menanam di rumah dengan tanaman simpel, mudah tapi bisa menghasilkan dan mencukupi kebutuhan pangan di rumah," kata Winartania dalam konferensi video yang bertema Urban Farming Saat Pandemi Covid-19 yang diadakan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Kantor Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Jakarta, Senin (4/5/2020).

Waktu selama berdiam di rumah karena pandemi COVID-19 dapat dimanfaatkan untuk tetap produktif misalnya dengan berkebun untuk menanam tanaman yang disukai dan bisa dikonsumsi.

"Kita menyarankan tanaman sayuran yang kita suka, banyak dikonsumsi warga di sekitar," tutur Winartania.

Menurut dia, warga bisa menanam tanaman yang bisa menghasilkan untuk kebutuhan dapur termasuk sayuran yang banyak digemari seperti kangkung, bayam, pepaya Jepang, cabe, tomat dan tanaman herbal seperti basil dan kemangi.

Pegiat Indonesia Berkebun, Winartania_1
Pegiat Indonesia Berkebun, Winartania mendorong masyarakat untuk memanfaatkan ruang terbatas di rumah untuk berkebun atau menanam tanaman termasuk sayuran untuk memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga selama pandemi Covid-19.

Bahkan jika sudah mencukupi kebutuhan dapur, kelebihan dari panen sayuran itu bisa dijual misalnya ke tetangga sekitar.

Jika ruang terbatas di rumah, warga tetap dapat berkebun dengan membuat pertanian vertikal dengan instalasi hidroponik dengan sistem tetes, dan berkebun di atap.

"Kita bisa menanam ke atas vertikal, tidak perlu lahan yang luas tapi bisa menanam ke atas, bisa di tanam di dinding," tuturnya.

Baca: Wajib Coba Resep Donat Kentang Glaze untuk Menu Buka Puasa Hari Ini! Pasti Diserbu Seisi Rumah

Ketika menanam tanaman di rumah, harus dipastikan posisi letak tanaman agar mendapatkan sinar matahari yang cukup untuk proses tumbuh kembang tanaman.

Sayuran butuh sekitar enam jam paparan sinar matahari.

"Yang baru belajar bekebun bisa menanam dari tanaman yang mudah dulu, pokoknya jangan takut gagal dulu dari awal," tuturnya.

Saat berkebun, juga harus dipastikan media tanam bernutrisi bagi pertumbuhan tanaman. Tanaman termasuk sayuran butuh unsur hara.

Warga melihat buah-buahan yang ditanam dengan konsep urban farming di atas Sungai Cilimus, di sela-sela acara Launching Kampung Berkebun Bandung Juara Peduli Inflasi oleh Wali Kota Bandung, Oded M Danial, di Kelompok Tani Kampung Berkebun RW 04, Kelurahan Pajajaran, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, Jumat (5/12/2019). Konsep Kampung Berkebun Peduli Inflasi ini merupakan bentuk pengembangan dari konsep Bandung Berkebun, dengan lebih menekankan pada penanaman tanaman pangan yang rawan memicu inflasi di Kota Bandung, seperti menanam cabai merah, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, dan sebagainya. (TRIBUN JABAR/GANI KUTNIAWAN)
Warga melihat buah-buahan yang ditanam dengan konsep urban farming di atas Sungai Cilimus, di sela-sela acara Launching Kampung Berkebun Bandung Juara Peduli Inflasi oleh Wali Kota Bandung, Oded M Danial, di Kelompok Tani Kampung Berkebun RW 04, Kelurahan Pajajaran, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, Jumat (5/12/2019). Konsep Kampung Berkebun Peduli Inflasi ini merupakan bentuk pengembangan dari konsep Bandung Berkebun, dengan lebih menekankan pada penanaman tanaman pangan yang rawan memicu inflasi di Kota Bandung, seperti menanam cabai merah, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, dan sebagainya. (TRIBUN JABAR/GANI KUTNIAWAN) (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Tanah yang menjadi media tanam bisa dicampur dengan pupuk kandang, kompos dan sekam bakar untuk membuat tanah bernutrisi.

Warga bisa memanfaatkan sampah organik rumah tangga untuk membuat kompos misalnya dengan memanfaatkan lubang biopori atau tong komposter.

"Kalau media tanah tidak bernutrisi tanaman tidak bisa tumbuh maksimal," ujarnya.

Indonesia Berkebun adalah salah satu komunitas yang menaungi jejaring di seluruh Indonesia untuk gerakan berkebun.

Komunitas ini memiliki jejaring di 48 kota dan kampus di Tanah Air.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved