Jumat, 3 Oktober 2025

Why Let the Chicken Run?, Jadi Pameran Tunggal Pertama Melati Suryodarmo di Dalam Museum

Pameran ini menampilkan karya-karya performans terjadwal, fotografi, video performans, serta dokumentasi yang bersifat historis

Editor: Eko Sutriyanto
ist
Museum MACAN memamerkan karya Melati Suryodarmo bertajuk Why Let the Chicken Run? Performans Melati mulai 28 Februari 31 Mei 2020. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTAMelati Suryodarmo, salah satu seniman Indonesia yang namanya telah diakui secara internasional menggelar pameran bertajuk ‘Why Let the Chicken Run?’ di di Museum MACAN, Kebun Jeruk, Jakarta Barat  mulai 28 Februari 2020-31 Mei 2020 mendatang,

Pameran tunggal pertama Melati di dalam museum ini menampilkan karya-karya penting dari lebih 20 tahun praktik keseniannya.

Pameran ini menampilkan karya-karya performans terjadwal, fotografi, video performans, serta dokumentasi yang bersifat historis.

"Dalam periode tersebut, praktik seni performans telah menjadi bagian penting dari seni kontemporer," kata Melati.

‘Why Let the Chicken Run?’ melakukan pelacakan terhadap  praktik  artistik  Melati  dengan meng hadirkan karya-karyanya yang berdurasi panjang.

Karya-karya berdurasi panjang Melati dalam pameran ini berdurasi mulai dari tiga hingga dua belas jam.

Melalui karya-karya seperti I’m A Ghost in My Own House (2012) (performans selama duabelas jam) dan The Black Ball (2005) (dilakukan selama empat hari berturut-turut dengan durasi antara delapan hingga sepuluh jam setiap harinya), sang seniman menantang ketahanan tubuh baik secara fisik maupun psikologis, dan berada dalam pencarian kesadaran spiritual yang lebih dalam.

Baca: SBY Akan Bangun Museum dan Galeri Seni SBY-Ani di Pacitan Jawa Timur

Baca: Berpenghasilan Rp 67 Miliar, Nagita Slavina Kenakan Jepit Rambut Seharga Rp 100 Ribu

Baca: Kompetisi Sepakbola di Malaysia Tetap Berjalan Meski Ada Virus Corona Meski Nantinya Tanpa Penonton

Praktik kesenian Melati terpengaruh oleh Butoh – sebuah bentuk tari radikal yang muncul pasca perang dunia di Jepang; hubungan yang mendalam dan berkelanjutan dengan seniman lain; pendidikan seni di Eropa, serta penyelidikannya terhadap tradisi budaya Jawa.

Pengaruh yang kaya dan beragam ini dieksplorasi dengan beragam pilihan arsip pribadi yang ditampilkan juga dalam pameran ini.

Melati telah berpameran dan menampilkan karya-karyanya secara luas di seluruh dunia.

Saat ini ia tinggal di Indonesia dan Jerman.

Salah satu hal mendasar bagi praktik kesenian Melati adalah keinginannya untuk memupuk praktik kesenian yang merespon lingkungan budaya Jawa tempat ia berada, seraya melibatkan percakapan global tentang kekuatan dan sifat seni seraya mempertahankan percakapan global mengenai peran seniman dan kesenian di masyarakat.

Aaron Seeto, Direktur Museum MACAN, mengatakan, karya Melati Suryodarmo: Why Let the Chicken Run? akan  berlangsung dari 28 Februari 31 Mei 2020.

"Melalui pameran karya Melati, kami ingin menunjukkan Museum Macan bisa menyuguhkan seni modern dan kontemporer dengan konsep serta tatanan artistik kelas dunia," katanya.

Selain itu,  juga mampu memberikan pengalaman seni yang relevan, ramah dan holistik bagi pengunjungnya.

Berbagai fakta ini mendorong Nippon Paint untuk berkolaborasi melalui implementasi warna cat sebagai kanvas atau latar untuk memfasilitasi pengalaman pengunjung di Museum MACAN.

Jon Tan,  CEO (Decorative Paints) Nippon Paint Indonesia mengatakan, komitmen Nippon Paint k mendukung Museum akan memungkinkan para exhibition designer Museum MACAN untuk lebih meningkatkan pengalaman pengunjung.

"juga menyediakan lingkungan yang memperkaya secara visual dan memungkinkan para desainer inhouse Museum untuk bereksperimen dan memamerkan karya-karya seniman secara optimal," katanya.

Melalui kolaborasi dengan Museum MACAN kami berharap dapat berkontribusi pada seni kontemporer yang berkelanjutan di Indonesia.

"Kami sangat mengapresiasi komitmen Museum untuk pameran dan lingkungan yang berkualitas," kata John.

Aaron Seeto menambahkan, banyak komponen yang digunakan untuk membuat pameran yang kompleks, dan desain pameran adalah salah satu bidang utama tersebut sehingga kemitraan dengan Nippon Paint dinanti-nantikan oleh para perancang pameran kami.

Dukungan perusahaan cat ini dilakukan melalui implementasi warna cat sebagai kanvas atau latar untuk memfasilitasi pengalaman berkunjung di Museum MACAN saat pameran Melati Suryodarmo: Why Let the Chicken Run?.

Warna sebagai latar untuk pameran Melati Suryodarmo: Why Let the Chicken Run? yaitu: White (145), Smoking Gray (NP N 2045T), Torrents (NP BGG 1758D), Black (D1) dan Pearl Gold (RAL 1036).

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved