Kementan Pamer Kopi Boehoen di Taiwan
Kopi merupakan komoditas minuman paling diminati di Taiwan. Hari pertama ajang Taiwan Internasional Coffee Show 2019, itu ramai pengunjung.
TRIBUNNEWS.COM - Selain teh, kopi merupakan komoditas paling diminati di Taiwan. Hal itu tampak dari antusiasme pengunjung hari pertama ajang Taiwan Internasional Coffee Show 2019 di lantai 4 Taipei Nangang Exhibition Hall, Taipei City, Jumat (15/11/2019).
Belum genap satu jam saat dibuka pukul 10.00 waktu setempat, sudah ada ratusan orang datang memadati area pameran. Di situlah tempat pertemuan antara penikmat kopi, pemilik kedai, trader, sampai produsen kopi.
Benar seperti dikatakan oleh Kepala Bidang Perdagangan Kantor Dagang & Ekonomi Indonesia (KDEI) Miftah Farid. Menurut dia, mungkin sebagian orang Taipei punya mesin roasting mini di rumahnya. Gerai Starbucks dan kedai kopi lokal di Taiwan selalu ramai.
Baca: Cara Mengatasi Stretch Marks: Gunakan Bubuk Soda Kue hingga Lulur Kopi
Baca: Mentan SYL Manfaatkan Libur dengan CFD-an di Sudirman-Thamrin
Baca: Hadirkan Bubuk Kopi Latte yang Bikin Rileks dan Nyaman
Kementerian Pertanian (Kementan) RI mencium peluang tersebut, untuk mempromosikan produk kopi dari petani Indonesia, dengan membuka gerai mungil di Taiwan International Coffee Exhibition 2019.
Sulaeman, petani kopi dari kelompok tani Maju Mekar di Sumedang, Jawa Barat, mendapat kesempatan pertama, menggelar produknya di Taiwan, yang difasilitasi oleh Kementan.

Sulaeman sendiri, lanjut Komarudin, dipilih berdasarkan rekomendasi Ditjen Perkebunan. Ia dinilai layak mengikuti pameran di Taiwan karena kualitas produk kelompok taninya sangat baik.
"Kementerian Pertanian mendorong petani Indonesia menjadi pemasok bagi importir dan memperluas pangsa pasar," kata Komarudin Salamun, ketua delegasi dari Kementerian Pertanian untuk ajang ini.
Baca: Mentan Targetkan Penyatuan Data Pertanian Rampung Bulan Ini
Oleh karenanya, Kementerian Pertanian turut aktif mendampingi sekaligus memfasilitasi petani mengikuti pameran internasional.
Tentu keikutsertaan petani di pameran itu, juga diharapkan menambah wawasan mereka mengenai penyajian kemasan sehingga menarik perhatian calon pembeli. Sebab, banyak gerai di ajang tersebut bisa jadi inspirasi membuat kemasan keren dan menarik.

"Mudah-mudahan selama pameran ada kesepakatan bisnis antara petani dengan importir kopi Taiwan, juga pengusaha kafe," ucapnya.
Pada ajang itu, Kementerian Pertanian juga mengenalkan produk gula aren organik merek Hariang, yang merupakan produk dari Kelompok Usaha Bersama Mitra Mandala di Banten.
Baca: Akselerasi Kedaulatan Pangan, Mentan Syahrul Lawan Alih Fungsi Lahan
Baca: BKP Kementan Bahas Rancangan Inpres untuk Perkuat Cadangan Beras Pemerintah Daerah
Baca: BKP Kementan Optimalkan Pengembangan Industri Pangan Lokal

Dapat Perhatian
Sulaeman memperkenalkan Kopi Boehoen sebagai merek dagangnya kepada publik Taiwan.
Ia menyajikan kopi arabika hasil olahan berbeda, di antaranya honey, natural, full wash, semi wash, serta kopi luwak.
Tak butuh waktu lama sejak pameran dibuka, gerai yang diberi nama "NGOPI KOPI" di bawah naungan Kementerian Pertanian, dikerumuni pengunjung.
Baca: Mentan dan Mendag Perkuat Sinergi, Terkait Ketahanan Pangan dan Pertanian
Baca: Mentan SYL Dukung Pengembangan dan Ekspor Buah Indonesia
Baca: Mentan Syahrul Tegaskan Membangun Pertanian Tanggung Jawab Semua Pihak
Sebagian orang Taiwan yang mampir, sejenak terbengong karena melihat nama gerai ditulis menggunakan huruf besar dan bukan berbahasa Inggris atau bahasa Mandarin. Meski di bawahnya ada kalimat huruf kecil bertuliskan specialty coffee of Indonesia.

Sulaeman melayani mereka secara telaten menggunakan satu ketel listrik untuk memanaskan air dan satu alat seduh Kalita Wave. Kopi disajikan di paper cup ukuran kecil.
Namun, pria 52 tahun itu, kelimpungan setelah banyak pengunjung mampir. Pernah ia lebih satu jam empat kali harus memanaskan air dan menyeduh terus-menerus, agar pengunjung yang lewat di depan gerai bisa menyeruput Kopi Boehoen, tanpa dipungut biaya alias gratis sebagai salam kenal.
"This is a good one," kata seorang pengunjung perempuan.
Ada pun yang lain memuji Kopi Boehoen yang diseduh Sulaeman dengan acungan jempol atau anggukan dan senyum. Maklum, bahasa jadi kendala.
Beberapa pengunjung tampak mengeluarkan uang membeli Kopi Boehoen dalam kemasan 250 gram.