Ingin Beli Rumah? Begini Cara yang Benar Tawar Harga Rumah

Saat kamu ingin membeli sesuatu termasuk rumah, pastinya kamu ingin mendapatkannya dengan harga yang sesuai. Bahkan jika perlu kamu akan menawar harganya.

Menawar memang hal yang wajar kalau kamu mau membeli sesuatu termasuk rumah, baik itu rumah baru atau rumah bekas.

Situs Realtor pun memberikan empat tips jitu kalau kamu ingin menawar harga lebih rendah.

Pelajari Pasar Pembeli dan Pasar Penjual

Dilansir dari Kompas.com, menurut Coldwell Banker, pasar pembeli adalah saat pasokan lebih dari permintaan, yakni ketika banyak orang yang ingin menjual rumah ketimbang orang yang ingin membeli rumah.

Sebaliknya, pasar penjual adalah kondisi di mana permintaan lebih besar dari pasokan. Orang-orang memiliki lebih banyak uang untuk belanja properti, sehingga penjual akan sering melihat beberapa pembeli bersaing untuk membeli properti mereka.

Supaya untung, pastikan saat membeli rumah, kamu harus berada dalam posisi pasar pembeli sehingga punya kesempatan untuk menawar harga lebih rendah.

Cari Tahu Berapa Lama Rumah Dipasarkan

Kamu harus mencari berapa lama rumah tersebut dipasarkan, apakah baru sebulan, setahun, atau lebih.

Jika rumah sudah lama dipasarkan, katakanlah hampir setahun, kamu bisa bernegosiasi meminta pengurangan harga. Bisa jadi penjual akan melepaskannya.

Bandingkan Harga Rumah di Wilayah yang Sama

Coba cari tahu rumah lainnya yang sedang dipasarkan di daerah sekitar. Tak boleh ketinggalan, kamu harus memerhatikan posisi jalan, fasilitas, jumlah lantai, luas rumah, dan lainnya saat membandingkan harga rumah-rumah tersebut.

Sebesar Apa Keinginanmu Membeli Sebuah Rumah

Kalau kamu sudah jatuh cinta pada sebuah rumah, mungkin kamu tetap akan menawar rumah tersebut.

Namun, pastikan kamu menawarnya dengan harga yang masih masuk akal. Jangan sampai penjual tidak menerimanya lantaran harga terlalu rendah.

Dengan mempraktikan empat tips di atas, niscaya proses tawar menawar ketika kamu membeli rumah akan berjalan lancar, sehingga impianmu memiliki rumah menjadi kenyataan. (*)