Sabtu, 4 Oktober 2025

Dulu Tak Dilirik karena Dianggap Ribet, Dari Tangan Vivi Zubedi , Abaya Jadi Fashion yang Ngetren

Tak seperti dari negara asalnya Timur Tengah, peminat abaya di tanah air masih minim. Tapi tangan dingin Vivi mampu menyulapnya

Penulis: Ria anatasia
kolase/instagram/dok Tribunnews.com
Vivi Zubedi dan koleksi abaya rancangannya 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak seperti dari negara asalnya Timur Tengah, peminat abaya di tanah air masih minim.

Setidaknya itulah yang dirasakan desainer modest-wear Vivi Zubedi.

Dengan potongan sederhana, longgar atau pakaian yang lebar masih dianggap sebagian pecinta fashion lokal bukanlah kostum yang ready-to-wear, dan ribet dikenakan saat berpergian.

Baca: Perjalanan Vivi Zubedii Jadi Desainer Fashion Muslim, Rancangannya Tembus New York Fashion Week

"Tahun 2011-2012 aku rugi. Dulu jual Abaya katanya orang juga bingung pakai kemana," kata Vivi saat menjadi pembicara di Hijup Ramadan Festival, Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Sabtu (26/5/2018).

Tak lantas menyerah karena belum bisa mengikuti arus pasar yang saat awal-awal karirnya di dunia fashion banyak yang melirik Kaftan atau gamis, Vivi tetap fokus mendedikasikan dirinya membuat abaya.

Vivi nekad terus mencari model kekahasan dalam busana yang dideseainnya.

Tangan dingin Vivi mampu menyulapnya.

Baca: Miss Universe 2017 Puji Hijab Rancangan Desainer Vivi Zubedi di New York Fashion Week 2018

Meski karena abayta, ia sempat mengalami kerugian sebab belum menemukan ciri khas produknya.

Vivi pun cari cara strategi baru. Hingga akhirnya menantu mantan Guibernur Kalsel Rudy Arifin ini pun menemukan trik yang bisa mengangkat abaya di pasar fashion Indonesia.

"Setelah dilihat, ternyata masyarakat Indonesia suka motif etnik dan vintage. Inilah yang ku angkat," ungkapnya.

Perjuangan Vivi pun berbuah hasil. Koleksinya semakin banyak diminati.

Desainer asal Indonesia, Vivi Zubedi.
Desainer asal Indonesia, Vivi Zubedi. (instagram/Nakita.id)

Tak hanya itu, Vivi berhasil mencuri perhatian pecinta fashion dunia berkat koleksi Abayanya di New York Fashion Week pada September 2017 lalu.

Koleksinya yang bertajuk "Makkah, Madinah, Jannah" dipamerkan di ajang peragaan busana bergengsi, New York Fashion Week, disandangkan dengan karya desainer dunia lainnya.

Tidak hanya di Indonesia, koleksi Abaya dari brand Vivi Zubedi pun diminati masyarakat dari Inggris, Afrika Selatan, Jerman Dubai, dan Qatar.

"Saya pikir semua yang saya capai saat ini adalah atas izin Allah. Setiap apapun yang kita lakukan semua Lillahitaala. Saya lakulan apapun, Allah yang tentukan," pungkasnya.

Desainer hijab kenamaan tanah air Vivi Zubedi melalui karya-karyanya, fashion hijab memukau di panggung NYFW.
Desainer hijab kenamaan tanah air Vivi Zubedi melalui karya-karyanya, fashion hijab memukau di panggung NYFW. (Istimewa)

Akunting yang Banting Setir
Vivi Zubedi tak pernah punya dasar ilmu tata busana. Aktivitasnya dulu jauh dari dunia fashion.

Ya, tak disangka Vivi yang dulunya punya dasar ilmu akuntansi justru nekat terjun ke dunia fashion sebagai desainer meski belum menimbah ilmu di bidang tata busana.

"Saya awalnya akuntan. Dulu masuk sekolah akutansi dari beasiswa. Bahkan dulu ditawarkan dari Bank Indonesia jadi dosen," cerita

Siapa sangka wanita asli Medan ini awalnya adalah seorang akuntan? Vivi menceritakan dirinya adalah lulusan sekolah akutansi di Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pikirannya untuk menjadi desainer saat harus patuh pada permintaan sang suami.

Vivi tak menerima tawaran menjadi dosen.

"Setelah menikah, suamiku tidak mengizinkan. Akhirnya aku berpikir mau apa, jadilah fashion designer," ucap istri Aditya Mufti Arifin ini.

Vivi Zubedi saat menjadi pembicara di Hijup Ramadan Festival, Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Sabtu (26/5/2018).
Vivi Zubedi saat menjadi pembicara di Hijup Ramadan Festival, Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Sabtu (26/5/2018). (TRIBUNNEWS.COM/RIA ANASTASIA)

Karena ketekunannya belajar pula akhirnya membawanya ke dunia fashion.

Dikisahkan Vivi, ia sempat kursus privat belajar membuat pola busana. Ia memfokuskan diri untuk membuat pola ciri khas dari produknya.

"Ketika ada yang diingini, digenggam cari dulu apa yang mau difokuskan. Kita tidaj bisa fokus di berbagai aspek, kita harus fokus. Saya belajar pola, jadi keunggulan brand di cutting dan coloring," ucapnya.

 Wanita berdarah Arab itu memulai karirnya dari bawah. Ia memelajari segala jenis busana dari yang paling murah dengan kualitas rendah, melihat dari segi bahan, jahitan, motif, dan aksen-aksen pada busana.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved