Senin, 6 Oktober 2025

Korupsi di Kutai Kartanegara

Kisah Perkenalan Sonia Wibisono dan Rita , Sang Dokter Tak Tahu Teman Sosialitanya Ini Bupati Kaya

Nama Sonia Wibosono, terseret kasus yang menjerat Bupati (nonaktif) Kutai Kartanegara (Kukar), Rita Widyasari.

Penulis: Abdul Qodir
kolase
Bupati Rita Widyasari dan dokter ahli kecantikan Sonia Wibisono 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nama Sonia Wibosono, terseret kasus yang menjerat Bupati (nonaktif) Kutai Kartanegara (Kukar), Rita Widyasari.

Dokter perawatan kecantikan ini diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena diduga menerima aliran dana dari Rita terkait jasa perawatan wajah sang bupati.

Lantas, bagaimana awalnya perkenalan Sonia dan Rita?

Sonia menceritakan, perkenalanya dengan Rita berawal dari sebuah pertemuan kelompok sosialitanya di sebuah kafe di Jakarta sekitar delapan atau sepuluh tahun yang lalu.

Dokter Sonia Wibisono mendukung gagasan pendidikan seks usia dini gagasan Dokter Boyke untuk cegah pelecehan seksual terhadap anak. Oleh sebab itu ia dan Dokter Boyke meluncurkan buku karyanya bersama Dokter Boyke, tentang pendidikan seks usia dini berjudul
Dokter Sonia Wibisono mendukung gagasan pendidikan seks usia dini gagasan Dokter Boyke untuk cegah pelecehan seksual terhadap anak. Oleh sebab itu ia dan Dokter Boyke meluncurkan buku karyanya bersama Dokter Boyke, tentang pendidikan seks usia dini berjudul "Adik Bayi Datang Dari Mana: A-Z Pendidikan Seks Usia Dini," di Hotel Grand Mahakam, Jl. Mahakam I, Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (19/04/2016). TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN (TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN)

Saat itu, hadir banyak wanita anggota kelompok sosialita yang mengenakan pakaian dan perlengkapan fashion yang terbilang bagus. Seorang di antaranya adalah Rita Widyasari.

Ia sempat berbincang beberapa saat dengan Rita dalam pertemuan itu setelah dikenalkan oleh temannya.

Rita beberapa kali menghubunginya setelah pertemuan itu. Dalam komunikasi itu, Rita bertanya-tanya tentang fashion dan perawatan kecantikan wanita.

"Bu Rita orangnya baik. Tapi, saya enggak dekat karena dia orangnya jarang ngobrol. Mungkin sibuk yah," ujarnya.

Saat itu, Sonia mengaku tidak mengetahui jika Rita merupakan seorang Bupati Kukar yang juga anak bupati terkaya se-Indonesia, Syaukani Hasan Rais.

Ia pun pada saat itu tidak mengetahui pekerjaan apapun yang tengah dilakukan oleh Rita, termasuk proyek tertentu.

Sonia mengaku juga enggan mencari tahu sosok Rita lebih lanjut. Di kalangan sosialita, pertanyaan kerja apa dan dimana, bukan lazim dikatakan.

"Enggak enak dong nanya-nanya. Coba saya nanya, kamu kerja apa? Dimana? Pas lagi acara begitu. Kan enggak enak," kata dia.

Baca: Rekam Jejak Pelarian Pemasok Sabu Jennifer Dunn, Takut Jadi Buron dan Berlindung Pada Orang Pintar

Sonia juga menegaskan, dirinya maupun teman-teman di kelompok sosialitanya tidak tahu-menahu asal-usul uang yang digunakan untuk pembelian barang-barang fashion tersebut.

"Enggak tahu sama sekali lah... Masa' kita tanya-tanya, eh duit ibu dari mana ya? Itu kan kurang sopan," ujarnya.

Sonia berharap tak lagi berurusan dengan penegak hukum, KPK. Meski begitu, ia sebagai warga negara yang baik siap hadir memenuhi panggilan pemeriksaan jika penyidik KPK masih memerlukan keterangannya.

Dokter spesialis perawatan kecantikan, Sonia Wibisono (41), diperiksa oleh penyidik di Gedung KPK di Jakarta, pada Jumat, 26 Januari 2018.

Ia diperiksa sebagai saksi kasus dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) yang menjerat Bupati Kukar, Rita Widyasari, sebagai tersangka.

Dokter Sonia Wibisono.
Dokter Sonia Wibisono. (Istimewa)

Hanya Pilihkan Barang Fashion Kekinian
Ia mengaku sebatas membantu sang bupati dalam memberikan referensi barang-barang fashion merek internasional yang kekinian alias zaman now dan rujukan perawatan kecantikan.

Hal itu disampaikan Sonia dalam wawancara khusus kepada Tribun, Sabtu (27/1).

"Saya cuma bantu memberikan referensi atau merekomendasikan pilihan-pilihan barang lifestyle fashion dan kecantikan yang lagi hits. Karena beliau kan orang Kalimantan, saya orang Jakarta. Jadi, saya bantu kasih petunjuk kecantikan kesehatan dan barang fashion di Jakarta yang lagi in atau kekinian ke dia," jelas Sonia.

Baca: Tak Semua Tas Mewah yang Disita KPK Asli! Kok Mau Sih Pakai yang Palsu? Ini Jawaban Bupati Rita

"Biasa lah kebutuhan wanita kan, itu aja seputar fashion dan kecantikan," jelas Rita seraya menegaskan tidak ada tindakan medis perawatan kecantikan darinya kepada Rita.

Sonia mengaku lupa jenis dan merek barang fashion apa saja yang sempat direkomendasikannya kepada Rita. Sebab, peristiwa tersebut terjadi pada beberapa tahun yang lalu.

Seingat Sonia, Rita pernah menjual sejumlah barang fashion second atau bekas, seperti tas, bermerek internasional kepadanya.

Selain itu, ia juga sempat memberikan penjelasan dan referensi perawatan kecantikan kepada Rita karena memang hal itu bidang keahliannya.

"Sebenarnya, dia yang menjual barang fashion second hand dia ke aku. Jadi, ada uang masuk dari aku ke dia. (Penyidik KPK) konfirmasi itu. Tapi ku bilang, itu barang fashion dan aku enggak ada sangkut-pautnya dengan pekerjaan dia, enggak tahu asal-usul uangnya," ungkap Sonia.

Sonia tak bersedia menjawab saat ditanya tentang jumlah dan harga barang fashion yang dijual oleh Rita kepadanya.

Ia juga menolak menyebutkan nominal dana yang dikirimkannya ke rekening Rita.

"Yang dijual enggak banyak, segitu aja, aku lupa jumlahnya. Waktu ditunjukkan bukti transferan uang (oleh penyidik KPK), aku saja lupa. Jumlahnya aku lupa. Hehehe..," ujarnya.

Sonia tidak mengetahui apakah seluruh barang fashion milik Rita adalah original atau asli, ada yang palsu atau barang bekas alias second.

"Karena saya enggak tahu semua barang beliau kan? Mungkin ada saja yang second karena kan sosialita juga ada yang suka juga barang second, buat menghemat. Hehehe..," ujarnya.

"Sama seperti beli mobil, kalau beli baru kan harga turun, kalau beli second kan barang yang dijual lagi bisa enggak turun jauh. Menurut saya ada juga barang second hand," imbuhnya.

Juru bicara KPK, Frebri Diansyah menyatakan, penyidik memeriksa dokter Sonia Wibisono adalah untuk mendalami dan mengklarifikasi aliran dana Rita Widyasari terkait perawatan kecantikan.

"Dibutuhkan pemeriksaan terhadap saksi dalam kasus dugaan TPPU yang dilakukan RIW (Rita Widyasari) terkait perawatan wajah dan sebagainya," ujar Febri sebelumnya.

Dalam kasus dugaan pencucian uang, Rita Widyasari bersama rekannya, Khairudin selaku Komisaris PT Media Bangun Bersama, diduga menerima gratifikasi berbentuk fee dari berbagai pihak mencapai Rp 436 miliar selama sekitar enam tahun menjabat Bupati Kukar.

Bupati Kukar Rita Widyasari dan contoh tas mewah Louis Vuitton
Bupati Kukar Rita Widyasari dan contoh tas mewah Louis Vuitton (TribunStyle.com/ Kolase)

Keduanya diduga sengaja menyamarkan penerimaan hasil gratifikasi tersebut ke dalam bentuk kendaraan, tanah, uang tunai dan bentuk lainnya. Barang dan aset tersebut diatasnamakan orang lain.

Dari penggeledahan tim KPK di sembilan tempat di Kalimantan Timur pada 11 Januari 2018, termasuk di dua rumah pribadi Rita Widyasari di Tenggarong, tim KPK menyita puluhan tas, sepatu bermerek, jam tangan dan perhiasan bermrek internasional. Barang-barang branded tersebut ditaksir bernilai ratusan juta rupiah. Sejumlah dokumen dan bukti transaksi rekening koran atas pembelian sejumlah tas juga disita.

Ada 36 tas berbagai merek milik Rita yang disita oleh tim KPK. Di antaranya merek Chanel, Prada, Bvlgari, Hermes, Celine, dan Louis Vuitton. Selain itu, ada 19 pasang sepatu, mulai merek Gucci, Louis Vuitton, Prada, Chanel, Hermes, dan merek lainnya milik Rita juga diamankan oleh tim KPK.

Aset lain milik Rita yang disita oleh pihak KPK adalah, tiga unit mobil merek Toyota Vellfire, Ford Everest dan Land cruiser. Dua unit apartemen di Balikpapan, juga disita.

Selain itu, penyidik juga menyita uang tunai dalam pecahan 100 Dolar AS sejumlah 10.000 Dolar AS dan uang pecahan rupiah lainnya. Total uang tunai yang disita setara Rp 200 juta.

Kasus pencucian uang ini merupakan pengembangan atas penyidikan kasus pertama yang menjerat Rita. Sebelumnya KPK telah menetapkan Rita Widyasari sebagai tersangka atas dua kasus.

Pertama, kasus dugaan penerimaan suap Rp6 miliar dari Direktur Utama PT Sawit Golden Prima, Hery Susanto Gun, pada 2010. Dan kedua, kasus penerimaan gratifikasi sekitar Rp6,9 miliar terkait sejumlah proyek dan perizinan selama enam tahun menjabat Bupati Kukar.

Kini, anak dari bupati terkaya se-Indonesia, Syaukani Hasan Rais itu ditahan di Rutan KPK.

Rita melalui kuasa hukumnya, Nouval El Farveisa, membantah bahwa aset-aset dan kekayaannnya, termasuk tas dan sepatu merek internasional miliknya, berasal dari gratifikasi atau tindak pidana korupsi lainnya. Dan Rita mengaku sebagian tas dan sepatu merek internasional yang disita oleh pihak KPK adalah palsu.

"Kami dari penasihat hukum dan Bu Rita sendiri akan membuktikan itu di persidangan. Bu Rita bilang itu dibeli dari uang legal, dia punya banyak perusahaan," kata Nouval pada beberapa waktu yang lalu. (Tribun Network/coz/coz)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved