Makan Bersama Keluarga Tumbuhkan Rasa Percaya Diri Pada Anak
Meski terdengar sepele, ritual makan bersama ternyata memberikan banyak manfaat. Tidak berhenti pada membangun relasi antar anggota keluarga saja.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapan terakhir Anda menikmati hidangan bersama keluarga di rumah?
Meski terdengar sepele, ritual makan bersama ternyata memberikan banyak manfaat. Tidak berhenti pada membangun relasi antar anggota keluarga saja.
Menurut psikolog keluarga Ratih Andjayani Ibrahim, kegiatan ini turut berdampak besar pada kesehatan jiwa dan kecerdasan anak-anak.
Kuncinya terletak pada komunikasi yang terjadi di meja makan. Dalam suasana yang hangat, masing-masing anggota keluarga terdorong untuk saling bertukar cerita.
"Dari kegiatan yang simpel ini, anak-anak belajar untuk mengungkapkan isi hatinya. Rasa percaya dirinya pun terasah," terang Ratih di sebuah acara yang digelar Royco, Selasa (7/4/2015).
Rasa percaya diri tersebut dikatakan Ratih sebagai bekal utama anak-anak menjadi pribadi yang cerdas dan kreatif.
Bonus manfaat jika semua anggota keluarga ikut menyiapkan hidangan, mulai dari menyiapkan bahan hingga proses memasak.
Berdasarkan pemaparan Ratih, aktivitas tersebut dapat melatih kerjasama tim, kekreativitasan, dan manajemen emosi setiap anggota keluarga.
Lantas apa yang terjadi jika anak Anda jarang makan bersama keluarganya?
"Besar kemungkinan mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang selalu merasa kesepian, haus eksistensi. Perkembangan kemampuan kognitifnya juga ikut terganggu," jelas Ratih.
Dengan segala kesibukan masing-masing anggota keluarga, duduk bersama di meja makan tampaknya terasa mustahil.
Kendati begitu, Ratih menyarankan para orang tua dan anggota keluarganya tetap meluangkan waktu sedikitnya sekali dalam seminggu untuk menikmati hidangan bersama di rumah.
"Make time! Atur waktu sesuai kenyamanan bersama. Bisa saat sarapan setiap hari atau akhir pekan saja," saran dia.