Sabtu, 4 Oktober 2025

Tribun Jakarta Cover Story

Harmoniskan Hobi Baca dan Nikmati Kuliner di Kafe

Belakangan ini, cukup banyak kafe di ibukota yang menggabungkan gaya hidup dengan sajian kuliner.

zoom-inlihat foto Harmoniskan Hobi Baca dan Nikmati Kuliner di Kafe
TRIBUN JAKARTA/Moch Faizal Rizki
Belakangan ini, cukup banyak kafe di ibukota yang menggabungkan gaya hidup dengan sajian kuliner.

Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Mochamad Faizal Rizki

TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Siapa bilang baca buku dan makanan itu musuhan? Justru keduanya itu sejoli paling intim. Perasaan itu bakal didapat setelah mampir ke beberapa kafe buku di Ibu Kota. Belakangan ini, cukup banyak kafe yang menggabungkan gaya hidup dengan sajian kuliner.

Di kafe macam ini, rata-rata aktivitas pengunjungnya hampir sama. Duduk manis di bangku. Terus jari telunjuk, tengah, dan manis di tangan kiri menopang belakang buku. Sementara jempol dan kelingking menahan lembaran buku yang dibaca. Begitu mulut kosong, tangan kanan otomatis menyorongkan sendok penuh makanan. Artinya, baca buku sambil berdiri itu kuno namanya.

Pemandangan itu jamak ditemui di Buku Kafe di Jl Margonda Raya 477, Depok. Dengan menempati sebuah ruko, kafe satu ini benar-benar gudangnya ilmu dan makanan. Kafe milik warga Jepang bernama Shigetaka Hashi ini tak ubahnya perpustakaan. Deretan rak bercat putih memenuhi seluruh ruangan kafe. Berbagai bacaan buku dari yang ringan sampai berat tersedia di sini. Ada pula jaringan WiFi bagi yang ingin berselancar dunia maya.

"Kebanyakan buku di sini koleksi pribadi Pak Shigetaka Hashi. Ada sekitar 2.000 judul buku yang sebagian masih disimpan di gudang karena tempatnya belum bisa menampung. Jadinya tiap sebulan sekali buku-bukunya di-rolling agar pengunjung tak bosan," kata Widi, manager Buku Kafe.

Buku Kafe bukan satu-satunya kafe baca. Masih ada Zone of Edutainment atau yang akrab disapa Zoe. Sesuai namanya, kafe ini sangat kental sisi edutainment-nya. Selain menyediakan fasilitas ruang baca dan buku-buku bermutu, di tempat ini rutin digelar pentas live music tiap Jumat dan Sabtu malam. "Niat awalnya sih kepengen menularkan hobi membaca kepada orang lain. Nah, dengan menggabungkan konsep kafe dengan perpusatakaan, akan mudah menarik minat orang," terang Eman, si pemilik.

Suasana kafe yang banyak orang membaca juga bisa ditemui di The Reeding Room, Jl Kemang Timur Raya No. 57, Jakarta Selatan. Selain memadukan konsep kafe dengan buku, kafe yang dimiliki Richard Oh ini juga menyediakan fasilitas screening room alias tempat untuk menonton film-film indie lokal.

Boleh disebut, tempat ini surga bukunya di Jakarta. Pengunjung bebas membaca seluruh koleksi yang mayoritasnya adalah buku impor. Dan bila berminat memiliki, tinggal bawa saja ke kasir.  Cukup terjangkau kok. Rata-rata banderolnya berkisar Rp 50-150 ribu.

"Dengan adanya tempat baca yang nyaman seperti milik Richard Oh ini dapat menarik anak-anak muda yang biasa main di mal untuk datang ke sini dan membaca buku," kata Andi F. Noya yang mengaku sering meluangkan waktu ke The Reeding Room.

Menurut pembawa acara program The Kick Andy ini, kehadiran kafe buku membuat pekerjaannya sebagai Duta Baca menjadi mudah. "Sebagai Duta Baca, tugas saya adalah meningkatkan minat baca masyarakat. Nah, kafe ini membuat semuanya jadi mudah," pujinya. 

Berita lengkap di Tribun Jakarta Digital edisi Sabtu (14/4/2012) pagi.

Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved