Jumat, 3 Oktober 2025

Tahun Baru 2011

Syukuri Datangnya Tahun Baru, Warga Klenteng Lepas Burung

Di sela syukuran umat Khonghucu menyambut tahun baru 2011 di Kelenteng Siu San Teng, Kampung Manggis Jambi, warga beramai-ramai melepas burung.

zoom-inlihat foto Syukuri Datangnya Tahun Baru, Warga Klenteng Lepas Burung
banjarmasin post
Ilustrasi melepas burung.
Laporan wartawan Tribun Jambi, Ridwan Junaidi

TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Ada acara unik yang dilakukan di sela syukuran umat Khonghucu menyambut tahun baru 2011 di Kelenteng Siu San Teng, Kampung Manggis Jambi.  Warga beramai-ramai melakukan pelepasan burung.

Penjual burung sudah standby di samping kelenteng. Ada seratusan lebih burung manyar dan burung pipit dalam san gkar yang dibawa Ramli sengaja untuk dijual. Harga satu ekor burung  tergantung jenisnya. Burung manyar yang berwarna kuning dan sedikit garis-garis hitaman, dijualnya Rp 4.000 per ekor, sedangkan burung pipit Rp 2.500 per ekornya.

Atik salah seorang pengunjung, pelepasan burung hanya boleh dilakukan oleh orang yang tidak makan burung. Atik bahkan mewanti-wanti, bagi yang suka makan burung tidak boleh melakukan pelepasan burung. "Anda yang hobi makan burung apapun jenis burungnya, tidak boleh melepas burung. Karena Anda bisa mendapat dosa, dan kesulitan termasuk juga keluarga Anda," ucapnya kepada Tribun.

Menurut Ramli, pelepasan burung ramai pada saat Imlek dan Capgo Me-an. Biasanya para tua- tua tengganai etnis Tionghoa yang beragama Khonghucu ataupun agama lainnya sampai membeli seratus ekor burung hanya untuk dilepaskan di depan kelenteng. "Kalau perayaan Imlek dan Capgo Me sangat ramai. Burung-burung yang saya jual laris manis diborong," ungkapnya.

Ny Ani, yang membeli empat ekor burung pipit seharga Rp 10 ribu mengatakan bahwa melepas burung sebagai simbol melepas kepergian tahun 2010, dan menyambut tahun 2011. Selain itu melepas burung adalah bagian dari membebaskan diri dari kesulitan, dan keterpurukan. "Kesulitan dan keterpurukan harus dihilangkan, dan sambut tahun yang lebih baik dan lebih berjaya lagi di tahun 2011. Tahun lalu adalah tonggak untuk menatap ke depan," tutur Ny Ani penganut Khonghucu sedikit puitis.

Kegiatan melepas burung bukan saja milik orang tua, tapi  anak muda dan remajapun tidak mau kalah turut membeli burung pipit dan manyar. Seperti yang dikatakan, Lily bahwa dia membeli burung dan melepaskannya tidak ada kaitannya dengan acara syukuran tahun baru di Kelenteng Siu San Teng. Melainkan karena rasa iba saja melihat ratusan burung pipit dan manyar terkurung dalam sangkar.

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved