Rabu, 1 Oktober 2025

Airlangga Hartarto: Bertahan di Tengah Badai COVID-19

Sektor pertanian masih mampu tumbuh positif sebesar 2,19% begitu pula sektor Informasi dan Komunikasi yang tumbuh tinggi sebesar 10,88%

Editor: Content Writer
Tribunnews/JEPRIMA
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto 

Pandemi COVID-19 telah menciptakan krisis kesehatan dan memberikan efek domino terhadap aspek sosial, ekonomi, serta keuangan seiring dengan pembatasan aktivitas masyarakat dalam rangka membatasi penyebaran wabah.

Pada tahun 2020, ekonomi global diproyeksikan kontraksi dan sebagian besar negara di dunia menghadapi ancaman resesi.

COVID-19 berdampak terhadap penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 4,97% pada triwulan 4-2019 menjadi 2,97% pada triwulan 1-2020.

Tekanan perlambatan ekonomi dan efek COVID- 19 terus berlanjut sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan 2-2020 terkontraksi -5,32%.

Sehingga secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia Semester I-2020 dibandingkan dengan Semester I-2019 terkontraksi -1,26%.

Keterbatasan aktivitas ekonomi akibat pembatasan sosial dan fisik, sangat berdampak terhadap faktor pembentuk pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Konsumsi rumah tangga sebagai kontributor terbesar pertumbuhan terkontraksi -5,51%. Kontraksi konsumsi rumah tangga ini menjadi penekan di tengah kinerja investasi dan perdagangan internasional yang juga terbatas.

Dari sisi sektoral, dua sektor utama yang memiliki kontribusi terbesar serta berhubungan dengan aktivitas ekonomi masyarakat adalah sektor perdagangan dan manufaktur.

Kedua sektor ini masing-masing terkontraksi -7,57% dan -6,19%. Mengingat kedua sektor ini merupakan sektor dengan serapan tenaga kerja tertinggi, maka dampaknya terhadap penghasilan dan konsumsi masyarakat semakin besar.

"Perlu kita soroti juga bahwa sektor pertanian masih mampu tumbuh positif sebesar 2,19% begitu pula sektor Informasi dan Komunikasi yang tumbuh tinggi sebesar 10,88%," ungkap Bapak Menko Airlangga Hartarto.

Terlepas dari perlambatan ekonomi, kinerja sektoral di bulan Juni menuju ke arah membaik pada sektor-sektor utama. Pelonggaran PSBB di sejumlah wilayah mulai meningkatkan mobilitas masyarakat sehingga aktivitas ekonomi mulai bergerak. Sejumlah indikator di Juni 2020 memperlihatkan sinyal positif seperti:

  • Peningkatan PMI manufaktur, Indeks Keyakinan Konsumen, Penjualan mobil, Penjualan Ritel, dan Survey Kegiatan Dunia Usaha.
  • Kinerja keuangan beberapa emiten selama Semester I 2020 juga menunjukkan peningkatan dibandingkan Semester I 2019.
  • Dari sektor perdagangan internasional, beberapa komoditas ekpor menunjukkan perbaikan seiring dengan peningkatan ekonomi China. Hal ini membuat ekspor Indonesia di bulan Juni 2020 meningkat mencapai USD 12,01 Miliar.
  • Inflasi inti yang mencerminkan aggregate demand mulai mengalami peningkatan pada Juli 2020.

Pemerintah telah membentuk “Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional” berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2020 yang terdiri dari Komite Kebijakan yang menetapkan program dan kebijakan, Ketua Pelaksana yang mengintegrasikan pelaksanaan kebijakan, dan Satuan Tugas yang melaksanakan dan mengendalikan implementasi di lapangan.

Komite ini membuat semua perumusan dan pelaksanaan program serta kebijakan, dilakukan secara lebih terkoordinasi dan terintegrasi, sehingga bisa mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional dan menyelamatkan perekonomian dari potensi terjadinya krisis ekonomi.

Pemerintah terus berkerja keras dan melakukan langkah extraordinary untuk mendorong pemulihan ekonomi.

Dua fokus utama pemerintah adalah menjaga kehidupan dan menjaga mata pencaharian untuk hidup bagi masyarakat dalam rangka pemulihan ekonomi.

  • Strategi utama dalam mempercepat pemulihan ekonomi adalah melalui peningkatan belanja pemerintah. Optimalisasi belanja pemerintah melalui implementasi Program PEN, peningkatan daya beli masyarakat dan dukungan di sektor diharapkan dapat mendorong pemulihan ekonomi di triwulan III dan IV.
  • Program Penanganan covid 19 yang lebih serius dan terstruktur diharapkan akan memulihkan kepercayaan masyarakat dan rumah tangga untuk melakukan aktivitasnya termasuk belanja/konsumsi/investasi. Penanganan dari aspek Kesehatan, meliputi:
  • Memperbanyak 3T (Testing,Tracing,Treat) dan kampanye 3M (Mencuci tangan, Masker, Menjaga jarak) secara luas kepada masayrakat dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat.
  • Pengadaan obat dan persiapan produksi dan distribusi vaksin hingga satu tahun ke depan harus dilakukan
Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved