Tak Lagi Kerja Setrika Baju Tetangga, Shallom Berjuang Meniti Asa di Sekolah Rakyat
Shallom Alleanore (13) selama dua pekan merasa beruntung dengan kehidupan barunya dengan bersekolah di Sekolah Rakyat
Editor:
Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 10 Kabupaten Bogor telah mengubah keseharian siswanya, Shallom Alleanore (13) selama dua pekan. Ia merasa beruntung dengan kehidupan barunya.
"Kalau di rumah biasanya makan juga nggak tentu. Kadang satu kali, kadang-kadang nggak makan. Kalau di sini maksimal sehari tiga kali terus dapat snack juga. Jadi, beruntung banget aku bisa sekolah di sini," kata Shallom di SRMP 10 Kabupaten Bogor, Sentra Terpadu Inten Soeweno, Selasa (29/7/2025).
Ia menceritakan ibunya berprofesi sebagai tukang masak catering. Sementara ayahnya sudah meninggal sejak ia masih berada di kandungan.
"Kalau bapak (sambung) serabutan, kadang-kadang pijet orang," katanya.
Untuk membantu perekonomian keluarga, ia kerap menerima permintaan setrika baju tetangganya sejak kelas 5 SD. Tiap menyetrika, ia diupah Rp25 ribu sampai Rp50 ribu bergantung kuantitas.
"Kalau dikasih upah, kasih mamahku buat biayain sekolah adik," katanya.
Anak kelima dari enam bersaudara ini memiliki tiga kakak yang menetap bersama neneknya di Papua. Kakak nomor tiga ternyata mendapatkan beasiswa ke Australia dan menjadi arsitek. Sementara itu, ia dan adiknya tinggal bersama ibu dan ayah sambungnya.
Baca juga: Seskab Teddy dan Gus Ipul Salat Berjamaah Bersama Siswa Sekolah Rakyat di Bogor
"Aku pengen kayak kakak jadi arsitek," ujarnya.
Kini, Shallom tak lagi menyetrika baju untuk membantu ekonomi orang tuanya. Ia memulai kesehariannya dengan lebih teratur. Para siswa sudah bangun pukul 04.30 WIB untuk salat subuh.
"Habis salat subuh, mandi, sarapan, lalu belajar," katanya.
Selama proses belajar, ia mengatakan matematika dan bahasa inggris menjadi mata pelajaran favoritnya. Saat menemui kesulitan saat belajar, ia tak memilih menyerah.
"Namanya belajar, kadang susah, kadang gampang. Kalau pengen sukses ya sudah, lanjutin aja," katanya.
Usai kegiatan belajar, Shallom mengikuti jadwal asrama untuk tidur pukul 9 malam. Selama berasrama dua pekan di Sekolah Rakyat, ia mengaku sudah betah.
"Yang bikin betah karena punya lingkungan yang bagus, punya banyak teman, baik semua teman-temannya," katanya.
Tinggal berasrama, ia menuturkan sudah memiliki banyak teman baik sekamar maupun sekelas. Biasanya saat di luar jam belajar atau akhir pekan, ia suka bermain dengan mereka di lingkungan asrama.
Gus Ipul Ajak Kepala Daerah Kolaborasi Sukseskan Sekolah Rakyat hingga Pemberdayaan |
![]() |
---|
Bertugas untuk Negara, Merangkai Kata: Kisah Briptu Alim Menjadi Penulis |
![]() |
---|
Menteri LH di Sekolah Rakyat: Cetak Penjaga Bumi dari Anak Asrama |
![]() |
---|
Wamensos Agus Jabo Ungkap Target Presiden Prabowo untuk Siswa Sekolah Rakyat |
![]() |
---|
Seleksi PPPK JF Guru Sekolah Rakyat Tahap 3 Tahun 2025 Dibuka, Ini Syarat dan Tahapannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.