Momen Wamensos Agus Jabo Bacakan Puisi Menginspirasi di Peringatan Hari Lahir Pancasila
Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono membacakan puisi yang menginspirasi serta pantun di Peringatan Hari Lahir Pancasila.
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono membacakan puisi yang menginspirasi di Peringatan Hari Lahir Pancasila. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa mengamanatkan untuk mencapai kemakmuran, keadilan, dan kesejahteraan rakyat.
Dalam kaitan ini, tidak boleh ada satu pun anak bangsa yang tertinggal dalam pembangunan. Tugas ini menjadi tanggung jawab bersama.
"Kita masih punya tugas berat, menurunkan kemiskinan, menghapus ketimpangan, menyediakan jaring pengaman sosial yang kuat dan bermanfaat," kata Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono dalam Upacara Hari Lahir Pancasila di kantor Kementerian Sosial, Jakarta, Senin (2/5/2025).
Ia menegaskan tugas di atas harus diselesaikan dengan bekerja dan bukan sekadar berbicara. Tugas itu hanya dapat diselesaikan dengan kolaborasi dan keberpihakan, bukan sekadar koordinasi dan peraturan.
"Mari kita jadikan peringatan Hari Lahir Pancasila bukan hanya untuk mengingat tapi untuk bergerak lebih cepat dan luas," katanya.
Ia mengatakan Pancasila lahir pada 1 Juni 1945 dari rahim perdebatan, penderitaan, dan cinta mendalam kepada Indonesia. Pancasila lahir saat rakyat masih tertinggal dan kemiskinan menjadi bagian dari sistem yang menindas.
"Pancasila lahir sebagai jalan tengah yang bijaksana," katanya.
Baca juga: Wamensos Agus Jabo: 64 Persen Anak dari Keluarga Miskin Terancam Terus Hidup Miskin
Menurutnya, Pancasila tidak hanya mempersatukan perbedaan, tapi juga menjanjikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Meski begitu, kemiskinan masih ada usai 79 tahun kemerdekaan.
"Keterbatasan masih menjadi wajah Sebagian rakyat kita, di sinilah Kemensos selalu ada," katanya.
Ia menegaskan, Kemensos bukan sekadar pelengkap administrasi, tapi sebagai bagian ke depan perjuangan kemanusiaan. Melalui Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN), ia yakin bantuan sosial akan lebih adil dan tepat sasaran. Sekolah rakyat yang menjadi program prioritas juga akan memutus mata rantai kemiskinan antargenerasi.
"Kemensos ada lewat sekolah-sekolah yang memberi harapan baru bagi anak-anak luarga miskin ekstrem yang selama ini hanya bisa melihat sekolah dari jauh," ujarnya.
Agus Jabo melanjutkan anak-anak dari keluarga miskin kini bisa segera masuk asrama dan belajar dengan layak di Sekolah Rakyat. Lalu, mereka juga bisa mengejar masa depan.
"Kami ingin menyampaikan rasa bangga dan hormat kami kepada seluruh ASN serta para pegawai Kemensos yang bekerja dalam diam, namun penuh arti," katanya.
Ia juga mengapresiasi para pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) yang menempuh jalan berlumpur dan jembatan gantung untuk memastikan satu keluarga tidak jatuh lebih dalam ke dalam jurang kemiskinan. Ia juga meyebut Taruna Siaga Bencana (Tagana), Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Karang Taruna, Pelopor Perdamaian (Pordam), dan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) yang dianggap memberikan harapan dan rasa dipedulikan.
"Mereka semua adalah wujud nyata dari Pancasila, yang bekerja, bergerak, dan menyentuh langsung bagi rakyat," katanya.
Mensos Jenguk Korban Banjir Bali dan Berikan Santunan Kematian |
![]() |
---|
Kemensos Gerak Cepat Kirim Bantuan untuk Korban Banjir Bali |
![]() |
---|
Kunjungi SRMA 20 Sleman, Wamensos Bercengkerama dengan para Siswa dan Buka Puasa Bersama |
![]() |
---|
Prihatin atas Wafatnya Affan, Agus Jabo Ajak Pemimpin Lebih Peka |
![]() |
---|
Wamensos: Terima Kasih Presiden Prabowo, Sekolah Rakyat Siap Putuskan Rantai Kemiskinan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.