Penandatangan MoU Wujudkan Bali Bersih dengan Energi Terbarukan Dihadiri Menteri ESDM
Pihak PT PLN sangat menyetujui isi dari MoU tersebut. Di dunia ini tempat wisata harus memiliki lingkungan dan udara yang bersih.
Penandatanganan MoU serta kuliah umum Universitas Udayana dengan tema Energi Berkeadilan, dihadiri oleh Rektor Universitas Udayana, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Gunernur Bali, PT PLN JTBN, PT Pertamina, BPSDM ESDM, PT Indonesia Power, serta kehadiran Bupati se-Bali di Gedung Widaya Sapha Unud, Jimbaran, Bali.
Penandatanganan keempat MoU ini dilakukan oleh Gubernur Bali dengan PT PLN JTBN, PT Pertamina, BPSDM ESDM, dan PT Indonesia Power yang disaksikan langsung oleh Menteri ESDM, Ignasius Jonan.
Keempat MoU tersebut yakni tentang pengembangan SDM bidang ESDM, sinergi pengembangan dan pemanfaatan teknologi berbasis clean energy pada kawasan Bali dalam mendukung program Bali hijau bersih dan indah, dan program pengembangan infrastruktur distribusi gas dan renewable energy untuk mendukung program Pemprov Bali menuju Bali Green and Clean Province, PTSa sampah suwung.
Gunernur Bali, I Wayan Koster menjelaskan, ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan pihaknya dengan Menteri ESDM pada 13 September 2018 lalu untuk mewujudkan energi bersih dan hijau di Bali.
Maka dari itu timbulah nota kesepahaman yakni MoU.
MoU ini nantinya menjadi kebijakan yang bisa dilaksanakan di Bali dengan dukungan Menteri ESDM serta lembaga terkait seperti PT Pertamina dan PT PLN.
Khusus untuk di Bali terkait pembangkit tenaga listrik nanti akan menggunakan bahan bakar energi terbarukan yakni tidak lagi menggunakan batu bara melainkan gas yang akan dipergunakan.
"Dalam waktu dekat kami akan laksanakan, dengan mengeluarkan Perda dan Pergub. Kami juga dorong hotel-hotel untuk menggunakan bahan bakar gas. Ini sesuai visi dan misi yakni membangun Bali yang bersih dan hijau. Agar Bali menggunakan energi yang bersih dan hijau tidak polusi. Ini pertama di Bali. Pembangkit listrik di Bali harus menggunakan energi terbarukan. Dan di Celukan Bawang juga sepakat tidak menggunakan batu baru dan akan beralih ke gas, biar tidak polusi. Saya yakin dengan udara yang bersih dan hijau, maka Bali akan sehat serta akan menjadi simbol nasionalis dan berbudaya," jelasnya.
Pihak PT PLN sangat menyetujui isi dari MoU tersebut. Di dunia ini tempat wisata harus memiliki lingkungan dan udara yang bersih.
"Kami sedang pasang solar tv di Nusa Penida 10 MW dan 1 MW di Bangli dan Karangasem. Serta memasang 50 MW sisi Timur dan Barat Bali. Jadi nanti kita konferensi menggunakan gas dengan harga yang berkeadilan (harga murah)," ujar Djoko Abumanan selaku Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali dan Nusa Tenggara
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (ESDM), Ignasius Jonan menambahkan, penggunaan energi terbarukan di Bali sangat sesuai dan baik untuk lingkungan.
Hal ini dilatarbelakangi Bali sebagai pulau tujuan wisata baik domestik maupun mancanegara.
Tujuan dilakukannya perubahan ini untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan.
"Pemerintah akan berusaha menurunkan tarif listrik dan mengembangkan energi terbarukan yang kompetitif. Kalau income harganya tinggi sekali, saya pasti tidak setuju karena berdampak, jika proposinya 23 persen dari total komposisi primer yang digunakan oleh kelistrikan, itu bisa menimbulkan tarif listrik naik. Pilihan pemerintah nantinya tarifnya akan terjangkau," ujarnya.(*)