Kanker Payudara Bisa Disembuhkan Tapi Banyak Pasien yang Terlambat Ditangani karena Biaya
Penyintas kanker payudara Aryanthi Baramuli menceritakan, alasan pasien kanker payudara kerap menunda pengobatan meski sudah menunjukan gejala.
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA -- Penyintas kanker payudara Aryanthi Baramuli menceritakan, alasan pasien kanker payudara kerap menunda pengobatan meski sudah menunjukan gejala.
Kanker Payudara adalah sebuah kondisi penyakit di mana sel-sel payudara abnormal tumbuh tak
terkendali pada kelenjar dan jaringan payudara.
Baca juga: Cegah Kanker Payudara dengan SADARI dan USG Gratis, Perempuan Diajak Peduli Sejak Dini
Pertumbuhan sel yang tidak terkendali ini menciptakan tumor yang menyebabkan benjolan atau penebalan dan membentuk tumor.
Sel kanker ini dapat menyebar ke kelenjar getah bening atau organ lain di sekitarnya (metastasis), yang dapat mengancam jiwa dan berakibat fatal.
Sebagai ketua Cancer Information and Support Center (CISC), dirinya banyak menerima cerita dari pasien-pasien seluruh Indonesia.
Baca juga: Kanker Payudara Stadium Lanjut Bisa Menyebar ke Organ Lain, termasuk Paru-paru
"Pasien kanker payudara di perbatasan dan di Jakarta itu memiliki tantangan yang serupa. Misalnya stigma, finansial, hingga kurangnya informasi akurat," kata dia dalam kegiatan Forum Jurnalis Kesehatan yang digelar Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) dan Roche di Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (30/9/2025).
Aryanthi menambahkan, banyak pasien yang belum teredukasi dengan baik mengenai kanker.
Mereka tidak tahu ke mana harus pergi untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Contohnya, seorang pasien kanker payudara di perbatasan Kalimantan Barat di tahun 2020
Saat itu belum ada dokter onkologi. Ibu I memilih berobat ke Kuching, Malaysia karena lebih dekat, cepat, dan kanker murah.
Pasien I terdiagnosis payudara HER2-positf stadium dini.
Sayangnya pandemi Covid-19 membuat kemoterapi dịjalani dengan dokter non-onkologi, dan obat target terapi didapat dengan titipp via udara.
Asuransi hanya menjamin 11x dan biaya sendiri 7x karena limit sudah habis.
Kemudian pasien di Jakarta. Pada tahun 2022, Ibu Hmenemukan benjolan lalu di MCU.
Membutuhkan waktutunggu 3 bulan untuk menemui dokter lalu pindah Rumah Sakit.
Ia kemudian dioperasi terdiagnosis stadium 3B, HER2- positif.
Di PHK, namun bisa kemoterapi dan radiasi dengan program JKN.
Tantangan terbesar terapi target 18 kali harus ditanggung sendiri.
"Mungkin bisa dibayangkan tantangan apa saja yang dialami pasien bahkan ada pasien yang delay melakukan pengobatan sekalipun lingkungannya dan SDM-nya mendukung," tutur dia.
Ditambahkan dokter onkologi dr. Cosphiady Irawan, Sp.PD-KHOM, diawal-awal kanker payudara seringkali tidak bergejala.
Karena itu dibutuhkan beberapa pemeriksaan seperti USG dan mammografi
"Tidak ada satu pemeriksaan tunggal yang bisa meng-cover semua jenis kanker. Kanker bisa disembuhkan jika ditemukan pada stadium 1 dan 2 atau," ungkap dia.
Pasien kanker payudara yang terdeteksi dini atau pada stadium awal memiliki harapan hidup 5
tahun hingga lebih dari 97 persen.
Sedangkan hanya sekitar 15-47 persem pasien kanker payudara stadium lanjut yang bertahan hidup hingga minimal 5 tahun.
Di tempat yang sama, Direktut Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular P2PTM Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, secara umum pembiayaan untuk kanker sudah ditanggung BPJS Kesehatan.
Tetapi tantangannya terkait jenis obat.
Obat kanker memiliki jenis yang banyak.
Untuk obat yang advance biasanya tidak masuk tanggungan BPJS Kesehatan
Sementara untuk skrining awal dan pemeriksaan lanjutan seperti mammografi, USG payudara, dan biopsi ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang paling sering terjadi pada wanita, dengan 66.271 kasus baru pada tahun 2022, diikuti oleh serviks uteri, ovarium, kolorektum, dan paru-paru.
Sementara itu, untuk kedua jenis kelamin, kanker payudara tetap menjadi kanker yang paling sering terjadi, dengan persentase 16,2 persen dari seluruh kasus kanker baru.
Pada tahun 2022, BPJS menemukan, pengobatan, kanker payudara menempati peringkat pertama kasus kanker paling umum dengan sekitar 16,3 per 100.000 penduduk (>22.500 kasus pada perempuan pada tahun 2022).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.