WHO Luruskan Isu Autisme, Tidak Ada Bukti Ilmiah Berhubungan dengan Parasetamol atau Vaksin
WHO menegaskan tidak ada bukti ilmiah konklusif yang menunjukkan adanya hubungan antara penggunaan parasetamol saat kehamilan
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa hingga saat ini tidak ada bukti ilmiah konklusif yang menunjukkan adanya hubungan antara penggunaan asetaminofen (parasetamol) saat kehamilan dengan autisme.
Baca juga: Waspada Jika Anak Belum Bisa Bicara saat Usianya 2 Tahun, Lakukan Skrining, Bisa Jadi Tanda Autis
Pernyataan ini disampaikan WHO menyusul meningkatnya kekhawatiran publik terkait autisme dan penggunaan obat-obatan selama masa kehamilan.
“Penelitian ekstensif telah dilakukan selama dekade terakhir, termasuk studi skala besar. Hingga saat ini, belum ada hubungan yang konsisten antara penggunaan asetaminofen selama kehamilan dan autisme,” demikian pernyataan WHO dilansir dari website resmi, Jumat (26/9/2025).
62 Juta Orang Hidup dengan Autisme
Secara global, diperkirakan ada 62 juta orang atau 1 dari 127 orang yang hidup dengan gangguan spektrum autisme (ASD).
Kondisi ini merupakan kelompok gangguan perkembangan otak yang sangat beragam.
Meski kesadaran dan diagnosis meningkat dalam beberapa tahun terakhir, penyebab pasti autisme masih belum diketahui.
Para ahli menilai ada banyak faktor yang berperan, termasuk genetik dan lingkungan.
WHO juga mengingatkan bahwa obat apa pun, termasuk parasetamol, sebaiknya digunakan secara hati-hati selama kehamilan.
Khususnya pada trimester pertama, dan selalu mengikuti rekomendasi tenaga kesehatan.
WHO: Vaksin Tidak Menyebabkan Autisme
Selain parasetamol, WHO kembali meluruskan salah kaprah terkait vaksin. Lembaga ini menegaskan bahwa vaksin anak tidak menyebabkan autisme.
Bukti ilmiah yang kuat telah dikumpulkan dari berbagai studi berskala besar dan berkualitas tinggi di seluruh dunia.
Semua hasil penelitian menyimpulkan hal yang sama: vaksin aman dan tidak terkait dengan autisme maupun gangguan perkembangan lainnya.
“Studi awal yang pernah menunjukkan adanya hubungan ternyata cacat dan telah didiskreditkan. Sejak 1999, para ahli independen yang menjadi penasihat WHO berulang kali menegaskan bahwa vaksin, termasuk yang mengandung tiomersal atau aluminium tidak menyebabkan autisme,” tulis laporan WHO.
Jadwal Imunisasi Selamatkan 154 Juta Jiwa
WHO menekankan pentingnya jadwal imunisasi anak.
Selama 50 tahun terakhir, imunisasi yang dipandu WHO telah menyelamatkan sedikitnya 154 juta jiwa dan kini melindungi anak-anak, remaja, hingga dewasa dari 30 penyakit menular.
Namun, WHO juga memperingatkan, ketika jadwal imunisasi ditunda atau terganggu, risiko infeksi meningkat drastis.
Bayi yang terlalu muda untuk divaksinasi dan orang dengan sistem imun lemah menjadi kelompok paling rentan.
Autisme dan gangguan perkembangan saraf kini menjadi salah satu prioritas kesehatan mental yang dibahas dalam Pertemuan Tingkat Tinggi PBB ke-4 tentang Penyakit Tidak Menular (PTM) dan kesehatan mental.
WHO menegaskan komitmennya bekerja sama dengan berbagai mitra.
Termasuk organisasi yang dipimpin penyandang autisme, untuk memperluas riset, perawatan, dan dukungan terhadap komunitas autisme.
“Penyandang autisme dan keluarga mereka berhak mendapatkan pertimbangan berbasis bukti dan bebas stigma,” tegas WHO.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.