Cegah Kanker Payudara dengan SADARI dan USG Gratis, Perempuan Diajak Peduli Sejak Dini
Perempuan diajak untuk lebih peduli dan waspada terhadap kesehatannya dengan melakukan deteksi dini, baik secara mandiri
Penulis:
Choirul Arifin
Editor:
Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kaum perempuan menjadi kelompok masyarakat yang paling berisiko terkena kanker payudara. Penanganan yang terlambat, terutama ketika kanker sudah memasuki stadium lanjut, dapat meningkatkan risiko kematian.
Karena itu, perempuan diajak untuk lebih peduli dan waspada terhadap kesehatannya dengan melakukan deteksi dini, baik secara mandiri maupun melalui pemeriksaan medis.
Gerakan Indonesia Goes Pink (IGP) 2025 kembali menggencarkan kampanye kesadaran ini melalui rangkaian aktivitas di sembilan kota sepanjang tahun 2025.
Dede Gracia, Ketua Yayasan Lovepink—organisasi yang fokus pada edukasi kanker payudara sejak 2014—menyatakan bahwa pihaknya terus berupaya menekan angka kasus kanker payudara stadium lanjut di Indonesia.
Upaya tersebut dilakukan melalui edukasi, skrining, pendampingan, dan dukungan kepada pasien yang tengah menjalani pengobatan.
“Deteksi gejala kanker payudara bisa dilakukan dengan pemeriksaan mandiri maupun pemeriksaan klinis seperti USG,” ujar Dede dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (25/9/2025).
Baca juga: Empat Rumah Sakit Ini Jadi Pusat Pelatihan Penanganan Kanker Serviks
Lovepink menyediakan layanan Pink Screening menggunakan mobile van hasil donasi, yang memberikan fasilitas USG payudara gratis.
“Mobil ini bisa dipanggil ke berbagai lokasi secara gratis untuk melakukan skrining,” tambahnya.
Selain itu, Lovepink memiliki program CSR 10.000 Skrining Payudara Gratis yang sudah berjalan sejak pandemi Covid-19 pada 2021. “Hingga kini, sudah 17.000 perempuan yang mengikuti skrining gratis,” ungkap Dede.
Gerakan Nasional yang Semakin Luas
Bulan Oktober dikenal sebagai Breast Cancer Awareness Month atau Bulan Kesadaran Kanker Payudara. Sejak 2016, Lovepink aktif mengajak perempuan lebih sadar akan pentingnya deteksi dini.
Gerakan yang awalnya bernama Jakarta Goes Pink kini berkembang menjadi gerakan nasional dan telah hadir di 16 daerah, berkat dukungan para penyintas kanker payudara.
Para relawan yang juga merupakan penyintas kanker mendapat pelatihan tersertifikasi agar mampu menyebarkan edukasi ke masyarakat.
“Risiko kanker payudara perlu disosialisasikan sejak dini karena data menunjukkan remaja perempuan usia 16–17 tahun pun bisa terkena kanker payudara,” tegas Dede.
Farida, Ketua Pelaksana Indonesia Goes Pink 2025 mengatakan, IGP 2025 mengangkat tema Living in Abundance, Running Together, Inspiring Hope.
Kegiatan di 9 kota akan dimulai dari kota Bandung pada Minggu, 12 Oktober 2025, melalui kegiatan Pink Harmony dengan menghadirkan sesi Qigong dan picnic breakfast di The Gaia Hotel, acara ini menggabungkan olahraga ringan, relaksasi, dan kebersamaan, sekaligus diskusi mengenai pentingnya deteksi dini kanker payudara.
Anak Sulung Mpok Alpa Akui Tahu sang Ibu Idap Kanker Payudara dari ART |
![]() |
---|
Suami Berharap Didatangi Mpok Alpa lewat Mimpi, Aji Darmaji: Kangen |
![]() |
---|
Komedian Nunung Akui Mentalnya Sempat Terpuruk setelah Mpok Alpa Meninggal |
![]() |
---|
7 Hari Mpok Alpa Meninggal, Raffi Ahmad Kenang Keinginan Sahabatnya Diundang ke Acara Nagita Slavina |
![]() |
---|
Meninggal saat Karier Naik Daun, Mpok Alpa Tinggalkan Banyak Pekerjaan hingga Akhir Tahun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.