Selasa, 7 Oktober 2025

KLB Campak

KLB Campak di Sumenep Jawa Timur, 17 Kasus Meninggal, Isolasi Jadi Cara Cegah Penularan

Kejadian Luar Biasa (KLB) terkait campak terjadi Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. 17 kasus kematian dilaporkan.

|
net
KASUS CAMPAK - Kejadian Luar Biasa (KLB) terkait campak terjadi Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. 17 kasus kematian dilaporkan. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA -- Kejadian Luar Biasa (KLB) terkait campak terjadi Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.

Baca juga: Rendahnya Imunisasi Picu Wabah Campak di Khyber-Pakhtunkhwa Pakistan


Kemenkes mencatat sampai dengan minggu ke-32 tahun 2025 ini, suspek campak ada 1.944.

Mayoritas berusia 0-4 tahun (53,3 persen).

Pada periode Februari-Juli 2025. terdapat 17 kasus kematian dengan mayoritas tidak memiliki riwayat diimunisasi.


Isolasi Sementara 

Anak yang sakit campak diimbau jalani isolasi sementara.

Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes RI, Aji Muhawarman mengatakan, isolasi sementara ini untuk mencegah penularan.

Baca juga: Lonjakan Kasus Campak: WHO dan CDC Peringatkan Bahaya

"Isolasi sementara anak yang sakit campak di rumah. Anak diimbau tidak masuk sekolah/tidak ikut kegiatan ramai untuk mencegah penularan," kata dia saat dihubungi Tribunnews.com, Senin (25/8/2025).

Saat anak terkena campak, anak harus dipantau kondisinya.

Diskusi Publik Situasi dan Ancaman Penyakit Campak dan Rubella di Pekanbaru, Senin (10/9/2018), dan ilustrasi campak.
Diskusi Publik Situasi dan Ancaman Penyakit Campak dan Rubella di Pekanbaru, Senin (10/9/2018), dan ilustrasi campak. (Kolase Tribun Pekanbaru/Nasuha Nasution dan Catatan Mini)

Segera ke fasyankes (dokter, puskesmas, klinik, RS) terdekat jika didapatkan ruam campak sehingga meminimalkan komplikasi yang fatal.

Menghadapi kondisi ini, Kemenkes berharap anak-anak bisa dilengkapi imunisasinya, bagi yang belum lengkap status imunisasinya atau tidak pernah imunisasi sama sekali.

Selain itu, masyarakat juga diimbau menjaga kebersihan diri dan lingkungan seperti rajin cuci tangan dengan sabun, gunakan masker untuk cegah penularan, dan pastikan ventilasi rumah baik.

Mencukupi kebutuhan gizi dan cairan anak, berikan makanan bergizi seimbang dan cukup minum agar untuk meningkatkan daya tahan tubuh.


Mengenal Campak, Penyakit yang Menular dengan Cepat

Penyakit campak sudah lama dikenal luas di masyarakat.

Penyakit sering menyerang anak-anak, khususnya bayi dan balita.

Seorang korban yang terkena campak
Seorang korban yang terkena campak (Richard Susilo)

Sering dianggap penyakit biasa, campak bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan tepat. 

Campak, atau sering disebut dengan "rubeola", adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus.

Penyakit ini sangat menular dan ditandai dengan gejala-gejala seperti demam, batuk, pilek, mata merah, serta ruam khas yang muncul di seluruh tubuh.

Campak menular melalui virus genus Morbillivirus dari keluarga Paramyxoviridae.

Dikutip dari laman ayo sehat Kemenkes, penularan campak sangatlah cepat dan mudah melalui:

  • 1. Percikan Saliva: Saat seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin, virus dapat menyebar ke udara dan menginfeksi orang lain yang berada di dekatnya.
  • 2. Kontak Langsung: Kontak langsung dengan cairan tubuh penderita bisa menjadi sumber penularan.
  • 3. Benda yang Terkontaminasi: Virus campak bisa bertahan hidup di permukaan benda selama beberapa jam. Bayi atau balita yang menyentuh benda tersebut kemudian memegang mulut atau hidungnya dapat terinfeksi.

Gejala campak biasanya muncul sekitar 10-14 hari setelah terinfeksi yaitu : 

  • Demam bisa mencapai 40°C
  • Batuk kering, 
  • Konjungtivitis (mata merah), 
  • pilek
  • ruam dari wajah dan telinga, kemudian menyebar ke seluruh tubuh
  • serta bintik koplik atau bintik-bintik putih kecil di dalam mulut, khususnya di bagian dalam pipi.
  •  
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved