Ini Daftar 10 Provinsi dengan Kasus Chikungunya Terbanyak di Indonesia
Kemenkes mengimbau masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup sehat serta bersih. Chikungunya disebar melalui gigitan nyamuk pada siang dan sore hari.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Merujuk data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI kasus Chikungunya terbanyak ada di provinsi Jawa Barat.
Baca juga: Chikungunya Mewabah di Singapura, Bagaimana di Indonesia? Ini Penjelasan Kemenkes
Chikungunya merupakan penyakit tropis dimana virus ini menginfeksi manusia melalui gigitan nyamuk Aedes. Nyamuk ini menggigit terutama pada siang hari, dengan aktivitas puncak seringkali pada pagi dan sore hari.
Gejala biasanya muncul dalam waktu seminggu infeksi. Demam dan nyeri sendi datang tiba-tiba. Nyeri otot, sakit kepala, kelelahan, dan ruam juga dapat terjadi.
Mulai dari bulan Januari hingga Agustus 2025 tercatat ada 6.674 kasus Chikungunya di provinsi Jawa Barat. Kemudian disusul Jawa Tengah 3.388 kasus, Jawa Timur 2.903 kasus, Banten 834 serta DI Yogyakarta dengan 318 kasus.
Sementara Bali 174 kasus, DKI Jakarta 144 kasus, Kalimantan Timur 104 kasus, Sulawesi Tengah 75 kasus, Sumatera Barat 74 kasus. Meski demikian, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes RI, Aji Muhawarman mengatakan merujuk data tidak ada laporan kenaikan kasus penyakit tropis saat ini.
"Di Indonesia sampai saat ini trennya cenderung menurun," kata dia saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa(12/8/2025).
Saat ini trennya menunjukkan penurunan dalam 2 bulan terakhir, lantaran salah satu faktor risiko penyakit ini dipengaruhi oleh pola musim penghujan.
Kemenkes mengimbau masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup sehat dan bersih.
Baca juga: Wabah Chikungunya vs DBD: Jangan Sampai Salah Diagnosis!
Lakukan 3M Plus (Menguras penampungan air secara rutin, menutup rapat tempat penyimpanan air, mendaur ulang atau membuang barang bekas, Plus: Menggunakan obat nyamuk dan memasang kawat anti-nyamuk di ventilasi rumah), memastikan saluran air tidak tersumbat, dan dapat menaburkan bubuk abate pada penampungan air.
Sebelumnya, sejumlah negara di Asia hingga Afrika melaporkan peningkatan kasus chikungunya. Bahkan Amerika Serikat mengeluarkan travel warning atau peringatan perjalanan kepada warganya saat melancong ke Guangdong di Tiongkok, Bolivia, Kenya, Madagaskar, Mauritius, Mayotte, Réunion, Somalia, dan Sri Lanka.
Negara tetangga Singapura misalnya, mencatat ada 17 kasus chikungunya selama periode awal tahun 2025 hingga Juli ini. Jumlah ini 2 kali lipat naik dibanding tahun lalu pada periode yang sama.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memberikan peringatan ada risiko besar virus chikungunya bisa menyebabkan epidemi global.
Oleh karena itu, WHO mendesak semua pihak untuk segera bertindak mencegah penyebarannya.
WHO menyatakan bahwa mereka menemukan tanda-tanda peringatan dini yang persis sama seperti pada wabah besar dua dekade lalu, dan ingin mencegah terulangnya kejadian serupa.
Baca juga: 5,6 Miliar Orang Terancam Chikungunya: WHO Minta Dunia Belajar dari Wabah 2004
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.