Pemeriksaan Kesehatan Gratis
Cek Kesehatan Gratis Pelajar SD Hingga SMA Dimulai Besok, Pakar Ingatkan Soal Etika dan Privasi
Persiapan teknis program dimulai tujuh hari sebelum pemeriksaan dilakukan. Pada tahap ini sekolah akan mendistribusikan tautan kuesioner ke orang tua.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah resmi meluncurkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) bagi para pelajar di seluruh Indonesia mulai Senin(4/8/2025) besok. Target dari program tersebut mencakup lebih dari 53 juta siswa mulai dari jenjang SD, SMP, SMA/SMK hingga pesantren, dengan skema jemput bola di sekolah.
Baca juga: Serentak Dimulai 4 Agustus 2025, Ini 12 Lokasi Kick Off Cek Kesehatan Gratis Sekolah
Program ini disebut sebagai gebrakan strategis dalam mengawal kesehatan generasi muda. Namun, Pakar Epidemiologi Griffith University Australia, dr. Dicky Budiman M.Sc Ph.D mengingatkan agar pelaksanaannya tidak asal-asalan.
“Adanya screening atau pemeriksaan kesehatan ini, apalagi ini gratis, ini tentu menjadi upaya yang sangat strategis dan perlu dioptimalkan dan dimanfaatkan seoptimal mungkin ya, sebaik mungkin,” ujar Dicky dalam keterangannya, Minggu(3/8/2025).
Namun, Dicky menyoroti pentingnya tahapan pelaksanaan bertahap, mengingat keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan fasilitas kesehatan, terutama di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).
“Kita kan punya isu keterbatasan SDM dan juga fasilitas pemeriksaan. Terutama di daerah 3T. Nah, ini yang tentu saya bisa sarankan ya kita perlu melibatkan sekolah, guru UKS, guru pendidikan jasmani, atau mahasiswa tenaga kesehatan yang ada di wilayah itu,” ujarnya.
Dalam praktiknya nanti, Dokter Dicky memberi perhatian besar pada aspek etika, privasi dan kenyamanan siswa saat pemeriksaan. Menurutnya, pendekatan ini harus ramah anak dan berbasis psikososial, bukan sekadar teknis medis.
“Privacy dan etika untuk anak ini sangat-sangat serius dan bisa berpengaruh ke depan nanti. Jangan dianggap semua tenaga kesehatan sudah tahu langsung pemeriksaan, jangan, ini berbahaya,” ujarnya tegas.
Ia mengingatkan bahwa pengalaman buruk dalam pemeriksaan massal bisa meninggalkan luka psikologis, bahkan stigma antar siswa. “Saya sekolah SD juga ada seperti itu, antre kita berjejer, disuntik, dilihat teman, diketawain, itu nggak boleh terjadi lagi,” katanya.
Lebih lanjut Dicky juga menyatakan bahwa CKG tidak boleh berakhir sebagai formalitas pencapaian target. Ia mengkhawatirkan mentalitas yang penting selesai tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap siswa.
“Yang harus kita kejar bukan kuantitas tapi kualitasnya. Jangan dikejar satu hari selesai ya, ini yang salah," pungkasnya.
Baca juga: Rentan Cemas dan Depresi, CKG untuk Anak Sekolah Ada Tes Kejiwaan
Pemerintah akan mulai meluncurkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) bagi pelajar di Kota Depok, Jawa Barat pada 4 Agustus 2025. Program ini merupakan salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto dan dijalankan melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia. Pemeriksaan kesehatan ini menyasar pelajar dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SD dan sederajat, SMP dan sederajat, hingga SMA dan sederajat.
Jumlah dan jenis pemeriksaan disesuaikan dengan tingkat pendidikan. Dilansir dari situs resmi Pemkot Depok, untuk pelajar SD, akan dilakukan 13 jenis pemeriksaan, SMP 15 jenis, dan SMA kembali 13 jenis pemeriksaan.
Pemeriksaan CKG untuk jenjang SD meliputi:
1. Status gizi Pemeriksaan merokok (kelas 5 dan 6)
2. Aktivitas fisik (kelas 4–6)
3. Tekanan darah
4. Gula darah
5. Tuberkulosis
6. Pemeriksaan telinga
7. Pemeriksaan mata
8.Pemeriksaan gigi
9. Pemeriksaan kesehatan jiwa
10. Fungsi hati (hepatitis B)
11. Kesehatan reproduksi (kelas 4–6)
12. Riwayat imunisasi (kelas 1)
Untuk jenjang SMP, pemeriksaan mencakup:
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.