Selasa, 7 Oktober 2025

Angka Cacat Bawaan Tinggi, Akademisi Minta Pemerintah Perkuat Pencegahan Dini

World Health Organization (WHO), menyebutkan bahwa cacat lahir dialami sekitar 1 dari 33 bayi di dunia.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Wahyu Aji
health.kompas.com
ilustrasi bayi baru lahir - Akademisi dari Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi, Astri Avianti menekankan pentingnya pencegahan terhadap Spina Bifida atau cacat bawaan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - World Health Organization (WHO), menyebutkan bahwa cacat lahir dialami sekitar 1 dari 33 bayi di dunia.

Menanggapi hal tersebut, akademisi dari Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi, Astri Avianti menekankan pentingnya pencegahan terhadap Spina Bifida atau cacat bawaan.

"Bagaimana preventionnya, apa aja yang harus dikerjakan supaya tidak terjadi kecacatan ini. Jadi disini kita tidak hanya bekerja dari dokter saja ya, tapi dari konsultan genomics, kita punya disini ahli-ahli genetika," ujar Astri melalui keterangan tertulis, Jumat (25/7/2025).

Ia mengatakan, dengan pemberian asam folat sejak dini dapat mengurangi resiko kelahiran dengan kondisi spina bifida. 

Menurutnya, penting bagi wanita hamil untuk mengonsumsi asam folat dalam jumlah yang cukup. 

"Pencegahan bisa dilakukan sebelum kehamilan, bahkan kenapa sekarang anak SMP sudah dapet asam folat? Karena ini mereka masuk di masa pubertas, sebagai pencegahan sejak dini," ujarnya.

Ia mengatakan, asam folat dapat berasal dari suplemen vitamin dan makanan seperti sayuran hijau, biji-bijian, dan kacang-kacangan. 

Saat ini, makanan siap saji kerap dikonsumsi yang menggangu kesehatan setiap orang.

"Sebenernya ya, makanan bergizi itu semua ada folic acidnya, yang paling besar itu sayur-sayuran. Kita selalu banyak dengan makanan-makanan yang sudah siap saji, jadi memang sebaiknya kita mengkonsumsi real food," katanya.

Demi mencegah hal tersebut, Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi menggelar seminar bet tema ‘Bangun pemahaman komperhensif untuk Penanganan dan Pencegahan Lebih Baik Spina Bifida'.

Sementara itu, Rektor Universitas Yarsi, Profesor Fasli Jalal mengatakan, Spina Bifida berdampak besar pada pertumbuhan otak, dan kecerdasan. Bahkan fungsi yang signifikan, serta learning disabilitynya yang akan kurang.

"Harusnya sejak lahir itu sudah bisa dicatat berapa prevalensinya dan siapa aja ibu-ibu yang mempunyai anak seperti itu. Sehingga secara demografi dan public health, kita bisa cegah dan follow up anak ini," kata Fasli.

Untuk itu berbagai pencegahan harus dilakukan sejak dini kepada ibu hamil melalui konsumsi asam folat

"Pertama tentu kalau bisa profil ibu hamilnya, kita tentu pelajari ada nggak perbedaan sel-sel tertentu," katanya.

Fasli meminta pemerintah semakin serius dengan persoalan Spina Bifida ini, melalui pemberian zat besi dengan kandungan asam folat

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved