Senin, 29 September 2025

IMS Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Kambuh Lagi! Ini Cara Mencegahnya Menurut Dokter

Meski sebagian besar jenis IMS bisa disembuhkan, potensi untuk kembali terinfeksi tetap ada, jika perilaku seksual berisiko tidak berubah.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
freepik.com
PENYAKIT KELAMIN - Ilustrasi terkena infeksi menular seksual (IMS). Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat kasus IMS di Indonesia melonjak dalam tiga terakhir, khususnya pada kelompok remaja usia 15 hingga 19 tahun.  

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Infeksi Menular Seksual (IMS) masih menjadi tantangan serius dalam dunia kesehatan. 

Meski sebagian besar jenis IMS bisa disembuhkan, potensi untuk kembali terinfeksi tetap ada, jika perilaku seksual berisiko tidak berubah.

Dr. Alessandro Alfieri, M.Med.Sc., Sp.D.V.E dari Rumah Sakit Sardjito dalam talkshow kesehatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan, menjelaskan lebih lanjut mengenai penyembuhan IMS dan pentingnya edukasi serta pencegahan.

IMS Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Terinfeksi Lagi

Menurut dr. Alfieri, IMS pada dasarnya bisa diobati, bahkan hingga pasien benar-benar pulih secara klinis. 

Baca juga: Cegah Penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis C Sejak Dini dengan Pemeriksaan IMS

Namun, itu tidak menjamin pasien tidak akan terinfeksi lagi di kemudian hari.

"Kalau ditanya bisa disembuhkan atau tidak, bisa. Tapi jeleknya dari IMS ini, dia bisa terinfeksi lagi," ungkapnya, Rabu (2/7/2025). 

Beberapa jenis IMS seperti sifilis dan HIV juga meninggalkan jejak pada pemeriksaan laboratorium. 

Meskipun kondisi pasien sudah sehat dan tidak memiliki gejala, hasil tes darah bisa tetap menunjukkan positif.

“Misalkan sifilis, ada satu penanda cek darah yang selamanya tidak akan pernah bisa hilang, selamanya akan positif. Sama seperti HIV,” tambahnya.

Mencegah IMS: Terapkan Prinsip A-B-C-D-E

Untuk melindungi diri sendiri dan orang lain dari risiko IMS, dr. Alfieri mengingatkan pentingnya penerapan prinsip pencegahan sederhana yang dirangkum dalam singkatan A-B-C-D-E:

  • A (Abstinence): Tidak melakukan hubungan seksual sebelum waktunya.
  • B (Be faithful): Setia pada satu pasangan yang sah.
  • C (Condom): Gunakan kondom saat berhubungan seksual, terutama dalam situasi berisiko.
  • D (Drugs): Hindari penggunaan narkoba, terutama melalui suntikan.
  • E (Education): Edukasi dan informasi yang tepat mengenai IMS harus dicari dari sumber terpercaya, seperti dokter.


“Sekarang informasi banyak, tapi tetap harus dari sumber yang benar. Jangan asal dari media sosial,” imbuhnya. 

Sebagai dokter yang menangani langsung kasus-kasus IMS di RSUP Dr. Sardjito, dr. Andrew mengungkapkan bahwa jenis IMS yang paling sering ditemukan adalah kutil kelamin (kondiloma akuminata).

“Di divisi kami, penyakit terbanyak, nomor satu adalah kutil kelamin,” ujarnya.

Penyakit lain yang cukup banyak ditemukan adalah sifilis dalam berbagai tahap—primer, sekunder, hingga laten. Tak jarang, IMS ini muncul bersamaan dengan infeksi HIV.

“Biasanya ada kondilomanya, ada sifilisnya juga, plus ada HIV-nya,” jelasnya.

IMS Lebih Banyak Dialami Laki-Laki

Meskipun IMS bisa menyerang siapa saja, data di RSUP Dr. Sardjito menunjukkan bahwa pasien IMS didominasi oleh laki-laki.

“Sebagian besar laki-laki, mungkin sekitar 60–70 persen. Sisanya perempuan,” ungkapnya.

Hal ini menunjukkan bahwa upaya edukasi dan skrining dini penting dilakukan untuk semua gender, terutama kelompok yang masuk dalam kategori berisiko tinggi.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan