Sabtu, 4 Oktober 2025

Stres Kena Macet Tiap Hari? Jaga dan Periksakan Kesehatan Mental Anda

Macet ini tidak boleh dipandang sebelah mata karena berbagai studi menunjukkan, kemacetan dan waktu tempuh perjalanan berpengaruh pada tingkat stres.

freepik
ILUSTRASI MACET - Rabu (28/5/2025) lalu kemacetan panjang menghiasi jalan-jalan Jakarta. Kemacetan ini membuat waktu tempuh perjalanan meningkat dua kali lipat. Macet ini tidak boleh dipandang sebelah mata karena berbagai studi menunjukkan, kemacetan dan waktu tempuh perjalanan berpengaruh pada tingkat stres, kesehatan dan mental. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Rabu (28/5/2025) lalu kemacetan panjang menghiasi jalan-jalan Jakarta. Kemacetan ini membuat waktu tempuh perjalanan meningkat dua kali lipat.

Polisi menyebut salah satu penyebab kemacetan adalah momen libur Kenaikan Yesus Kristus dan cuti bersama.

Baca juga: Ungkap Penyebab Macet Horor Jakarta, Polisi Pastikan Bukan karena Kunjungan Presiden Prancis Macron

Media sosial pun ramai dengan keluhan warga Jakarta atas kemacetan ini.

Macet ini tidak boleh dipandang sebelah mata karena berbagai studi menunjukkan, kemacetan dan waktu tempuh perjalanan berpengaruh pada tingkat stres, kesehatan dan mental.

Baca juga: Penutupan Jalan untuk Rombongan Macron dan Pegawai Pulang Cepat BIang Kerok Macet Jakarta Semalam

Oleh karena itu kita perlu memeriksakan kondisi kesehatan agar terhindar dari stress dan gangguan mental.

Salah satunya dengan pemeriksaan mental gratis dan mandiri bernama Mind Health Self-Check yang bisa dicoba.

Caranya mudah, hanya perlu menjawab pertanyaan yang mencakup aspek gaya hidup, skill dan kondisi pikiran saat ini dalam aplikasi pemeriksaan mental.

Semua pertanyaan dapat diselesaikan kurang dari sepuluh menit.

Platform pemeriksaan mental secara mandiri ini merupakan inisiatif dari AXA dan sudah hadir sejak November 2024.

Tersedia di 13 negara dan 10 bahasa dan seluruh lapisan masyarakat dapat mengaksesnya secara gratis.

Pemeriksaan gratis ini memberikan diagnosis cara mengelola kondisi mental mereka dengan lebih baik. Platform ini merupakan langkah awal yang penting, karena individu yang memiliki kesadaran diri untuk menjaga kesehatan mental akan memiliki tingkat perkembangan diri yang lebih kuat dan bermakna.

"AXA dan AXA Mandiri mengajak karyawan dan masyarakat membuat perbedaan dengan mengukur kesehatan mental mereka secara mandiri melalui platform ini. Lingkungan kerja yang dikelilingi kesehatan mental yang terjaga akan membuat karyawan dan masyarakat lebih maksimal dalam meraih cita-citanya,” tutur Presiden Direktur AXA Mandiri, Handojo G. Kusuma.

Selain itu AXA dalam risetnya bersama IPSOS di 16 negara dengan 17.000 responden berusia 17-75 tahun mencatat sepertiga populasi global (32 persen) saat ini hidup dengan gangguan kesehatan mental.

Lalu sebanyak 52 persen responden kelompok umur muda menyebut penggunaan media sosial dan digitalisasi berdampak negatif pada kesehatan mental mereka.

Baca juga: Mobil Maung Presiden Prabowo Turut Terjebak Macet Panjang di Jakarta

Hasil survei tersebut juga mencatat tiga aspek kehidupan yang memengaruhi kesehatan mental populasi dunia yaitu ketidakstabilan finansial, kondisi global dunia dan konsumsi berita yang negatif.

Halaman
12

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved