Senin, 29 September 2025

Resistensi Antimikroba Jadi Ancaman Global, Indonesia Ambil Peran Strategis

Upaya pengendalian resistensi antimikroba (AMR) dibutuhkan untuk mencegah kemunculan berbagai penyakit berbahaya

Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
HandOut/IST
PENGENDALIAN PENYAKIT - Penandatangan MOU antara Indonesia dan Swedia untuk mewujudkan pengendalian AMR yang maksimal. Dalam foto tersebut yakni Acko Ankarberg Johansson selaku Menteri Kesehatan Swedia; Danny Cho selaku Direktur Bisnis Essity Asia Tengah dan Timur; drg. Yuli Astuti Saripawan, M.Kes selaku Direktur Mutu Pelayanan Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan RI; Budi Gunadi Sadikin selaku Menteri Kesehatan RI. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Upaya pengendalian resistensi antimikroba (AMR) dibutuhkan untuk mencegah kemunculan berbagai penyakit berbahaya, termasuk yang bisa menimbulkan pandemi.

Direktur Essity untuk Asia Tengah dan Timur, Danny Cho mengatakan kerja sama dan strategi yang mumpuni dibutuhkan untuk menekan potensi ancaman kesehatan global akibat AMR.

Dia mengatakan resistensi antimikroba merupakan salah satu tantangan kesehatan global paling mendesak saat ini. 

Kondisi ini melemahkan efektivitas pengobatan modern dan meningkatkan angka kematian akibat infeksi yang sebelumnya dapat disembuhkan. 

"Sebagai negara dengan populasi terbesar ke empat di dunia, Indonesia berada di garis depan dalam menangani isu ini," kata Danny, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (3/6/2025).

Untuk mewujudkan pengendalian AMR yang maksimal, kerja sama antara berbagai pihak sangat dibutuhkan, khususnya dengan pemerintah.

Danny mengatakan, untuk mendukung upaya pengendalian AMR, pihaknya telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Kementerian Kesehatan. 

Danny mengatakan hal ini dilakukan sebagai tonggak penting dalam kerja sama layanan kesehatan berkelanjutan dalam kerangka Sweden-Indonesia Sustainability Partnership (SISP).

Penandatanganan yang berlangsung dalam SISP Healthcare Conference 2025 itu menegaskan peran Essity sebagai mitra pelaksana utama yang ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan dan Perawatan Sosial Swedia untuk mendukung agenda pengendalian AMR nasional di Indonesia. Kemitraan ini sejalan dengan kesepakatan antar-pemerintah (G2G) antara Swedia dan Indonesia yang mengedepankan sistem kesehatan berkelanjutan, digitalisasi, dan ketahanan layanan kesehatan masyarakat.

“Sesuai dengan misi kami Breaking Barries to Wellbeing kami ingin membantu mengatasi tantangan untuk mewujudkan kesehatan dan kesejahteraan di Indonesia," kata dia.

Baca juga: Menkes Soroti Resistansi Antimikroba, Masih Jadi Ancaman Bagi Kesehatan Masyarakat

"Dengan keahlian kami dan dukungan teknologi Sorbact, kami tak hanya berkontribusi pada peningkatan hasil perawatan pasien, tetapi juga mendukung penguatan upaya nasional dalam menanggulangi resistensi antibiotik," pungkas Danny.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan