Sabtu, 4 Oktober 2025

Pentingnya Pemeriksaan IHK pada Pasien Kanker Payudara: Apa yang Perlu Diketahui?

Melalui deteksi dini, kanker dapat diidentifikasi lebih cepat, sehingga memungkinkan intervensi medis yang lebih efektif

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Instagram
KANKER PAYUDARA - Internist-Hematologist Oncologist MRCC Siloam Hospital, Dr. dr. Jeffry Beta Tenggara, SpPD-KHOM. Kanker payudara menempati peringkat pertama dengan jumlah kasus baru terbanyak di Indonesia, yaitu 66.271 kasus atau 16,2 persen dari total 408.661 kasus yang terjadi. 

Dr. Jeffry menjelaskan, berdasarkan status reseptor hormon, kanker payudara dikategorikan menjadi dua subtipe, yaitu Hormon Reseptor Positif (HR+) dan Hormon Reseptor Negatif (HR-).

Kanker payudara HR positif (HR+) umumnya diobati dengan terapi hormon untuk menghambat efek estrogen dan memperlambat pertumbuhan sel kanker.

Sedangkan kanker payudara HR negatif (HR-) biasanya diobati dengan kemoterapi, terapi target, dan dalam beberapa kasus, imunoterapi.

Dari sisi status HER2, kanker payudara diklasifikasikan menjadi HER2-positif dan HER2-negatif,
berdasarkan skor kadar protein HER2 yang terdeteksi melalui pemeriksaan IHK.

Kanker dengan skor HER2 3+ dikategorikan sebagai HER2-positif, sedangkan skor 0, 1+, dan 2+ masuk dalam kategori HER2-negatif.

Namun, perkembangan ilmu patologi dan kedokteran kini memperkenalkan klasifikasi baru, yaitu HER2-rendah, yang merujuk pada kanker dengan jumlah protein HER2 yang terdeteksi dalam kadar 
rendah.

Kanker payudara HER2-positif umumnya bersifat lebih agresif dengan pertumbuhan sel yang cepat serta potensis metastasis yang lebih tinggi.

Karena itu, penanganannya perlu disesuaikan dengan ukuran dan penyebarannya. Pilihan terapi yang tersedia meliputi operasi, kemoterapi, radioterapi, terapi target dan terapi hormon.

Bagaimana jika hasil pemeriksaan HER2 menunjukkan skor 1+ atau 2+? Untuk itu, kata dr. Jeffry, 
perlu tes lanjutan yang disebut Fluorescence in situ hybridization (FISH).

Jika didapati hasil FISH negatif maka disebut sebagai HER2-rendah.

"Saat ini, kanker payudara HER2-rendah dapat diobati dengan Trastuzumab Deruxtecan (T-DXd) sebagai terapi lini kedua," ujarnya.

Dengan banyaknya jenis dan klasifikasi kanker payudara, penting bagi pasien untuk menjalani prosedur pemeriksaan yang menyeluruh agar terapi pengobatan yang diberikan tepat sasaran. 

Tahapan Skrining dan Diagnosis Kanker yang Perlu Dilakukan

Menurut dr. Jeffry, terdapat beberapa tahapan skrining dan diagnosis kanker payudara yang sebaiknya dijalani untuk mengetahui jenis dan tingkat agresivitas kanker payudara, antara lain: 

1. Biopsi – Pengambilan sampel jaringan diperlukan untuk analisis patologi guna memastikan apakah benjolan di payudara merupakan sel kanker atau bukan. 

2. Pemeriksaan Imunohistokimia (IHK) – Jika hasil biopsi mengonfirmasi adanya sel kanker,  pemeriksaan IHK dilakukan untuk menentukan karakteristik dan sifat kanker tersebut. 

3. Penentuan Stadium Kanker – Tahapan dasar dapat dilakukan dengan pemeriksaan USG atau 
Rontgen, namun ada baiknya dilakukan pemeriksaan dengan CT Scan atau PET Scan untuk hasil.(tribunnews/fin)

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved