Sabtu, 4 Oktober 2025

Waspada Ibu Hamil Bisa Berisiko Alami Gagal Jantung, Ketahui Faktor Risikonya 

Biasanya, ibu berpotensi mengalami gagal jantung pada trimester dua hingga tiga akhir dan setelah persalinan.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
Freepik
Ilustrasi ibu hamil - Ibu hamil bisa berisiko alami gagal jantung.  Kondisi gagal jantung pada masa kehamilan juga dikenal dengan istilah Peripartum Cardiomyopathy (PPCM)  

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Ibu hamil bisa berisiko alami gagal jantung

Kondisi gagal jantung pada masa kehamilan juga dikenal dengan istilah Peripartum Cardiomyopathy (PPCM) 

Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dari Rumah Sakit Pusat Jantung Nasional Harapan Kita Jakarta Mira Fauziah

"Apakah mungkin gagal jantung bisa terjadi pada saat kehamilan, jawabannya mungkin. (Tapi) bukan berarti semua hamil akan mengalami gagal jantung," ungkapnya pada talkshow kesehatan di akun Instagram Kementerian Kesehatan, Minggu (4/4/2024). 

Biasanya, ibu berpotensi mengalami gagal jantung pada trimester dua hingga tiga akhir dan setelah persalinan. 

Ketika ibu mengalami gagal jantung, maka  fungsi pompa jantung berkurang dan melemah.

Baca juga: Ibu Hamil Bisa Berisiko Gagal Jantung, Dokter Bagikan Tips Pencegahan 

"Mulai dari jantung itu kerja mulai kurang optimal saja sudah disebut gagal jantung. Performanya berkurang," jelasnya. 

Situasi ini, kata dr bisa membahayakan kondisi ibu dan janin. 

"Kalau kerja berkurang, padahal kondisi ibu hamil bawa dua sirkulasi, ibu dan janin dia (jadi) begitu terbebani. Kalau terbebani, pompa darahnya tidak ade kuat, tidak optimal," jelas dr Mira. 

Jadi darah yang harusnya dialirkan ke seluruh tubuh malah berkumpul pada satu titik . 

Salah satu titik kerap terjadi pengumpulan darah bisa paru-paru.  Sehingga kadangkala ibu jadi sesak.

Penyebab Gagal Jantung Ibu Hamil

Menurut dr Mira, sampai saat ini penyebab pasti dari gagal jantung pada ibu hamil belum bisa dipahami dengan pasti namun, ada beberapa hipotesa terkait hal ini. 

Pertama, pada saat hamil, beban jantung bertambah dikarenakan tubuh ibu bertanggungjawab untuk sirkulasi dua manusia. 

"Jadi volume cairan dalam tubuh ibu lebih banyak pada saat tidak hamil. Detak jantung lebih cepat, ada serangkaian penyesuaian dalam tubuh dan tentu membawa beban lebih besar," jelasnya. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved