Respons IDAI Terkait Maraknya Pneumonia yang Menyerang Anak-anak di China
China kini sedang mengalami peningkatan penyakit pneumonia misterius yang menyerang banyak anak-anak.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Muhammad Zulfikar
Sehingga dapat dilaporkan dan dilakukan antisipasi dini jika ditemukan adanya peningkatan jumlah kasus yang signifikan.
Ketiga, mycoplasma pneumonia bukan kuman baru. Dan biasanya menyebabkan gejala pneumonia yang ringan yang dapat diobati dengan antibiotika.
Keempat, masyarakat perlu meningkatkan kembali perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk kebiasaan mencuci tangan dan pemakaian masker.
Baca juga: Pantau Perkembangan Penyebaran Pneumonia di China, Sandiaga Uno Minta Wisatawan Indonesia Hati-hati
Kelima, pemberian ASI eksklusif, vaksinasi lengkap dan vitamin A dosis tinggi sangat penting untuk mencegah bayi dan anak dari pneumonia.
Seperti diketahui, China kini sedang mengalami peningkatan penyakit pneumonia misterius yang menyerang banyak anak-anak.
Mulanya penyakit pernapasan akut tersebut terdeteksi di China bagian utara. Dilaporkan pada pertengahan Oktober 2023 ada peningkatan penyakit mirip influenza.
Kelompok pneumonia yang tidak terdiagnosis pada anak-anak di China utara tersebut juga telah dilaporkan oleh kelompok-kelompok termasuk Program Pemantauan Penyakit Berkembang.
Seorang warga Beijing bernama Wei mengatakan dari mereka yang terkena pneumonia tidak menunjukkan gejala. "Mereka tidak batuk. Mereka hanya mengalami suhu tinggi (demam) dan banyak yang mengalami bintil paru," ujar Wei dikutip Sky News.
Sebelumnya WHO telah mengajukan permintaan resmi ke China untuk memberikan tambahan informasi epidemiologi dan klinis serta hasil laboratorium dari wabah yang dilaporkan terjadi pada anak-anak.
Mereka juga meminta informasi lebih lanjut tentang tren sirkulasi patogen yang diketahui yang dirujuk oleh otoritas China.
WHO mengatakan pihaknya telah melakukan kontak dengan para dokter dan ilmuwan melalui kemitraan teknis dan jaringan yang ada di China.
"Lonjakan penyakit pernapasan misterius ini tidak setinggi sebelum pandemi COVID-19, " kata seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seraya menegaskan kembali bahwa tidak ada patogen baru atau tidak biasa yang ditemukan dalam kasus-kasus baru-baru ini.
Maria van Kerkhove dari WHO mengatakan lonjakan penyakit diperkirakan terjadi setelah pembatasan pandemi dicabut. “Inilah yang dihadapi sebagian besar negara satu atau dua tahun lalu,” katanya.
Menulis di X, sebelumnya Twitter, Dr Krutika Kuppalli, yang merupakan bagian dari program darurat WHO, mengatakan kemunculan pneumonia misterius ini bisa jadi disebabkan banyak hal. Namun yang pasti kata dia jangan mengambil kesimpulan terlalu dini.
“Intinya adalah kita masih membutuhkan banyak informasi,” ujar Dr Krutika.
Anomali Weng Hongyang 3 Tahun Terakhir, Medali Emas China Masters 2025 Pertajam Torehan |
![]() |
---|
Rekor Sempurna An Se-young di Final BWF World Tour 2025, Kans Pecahkan Rekor Pribadi di Akhir Tahun |
![]() |
---|
Jadwal Badminton setelah China Masters: Episode Baru Fajar/Fikri di Korea Open 2025 |
![]() |
---|
Update Ranking BWF setelah China Masters 2025: Fajar/Fikri Melejit, Rehan/Gloria Sejarah Baru |
![]() |
---|
Amerika Hidupkan Lagi Pangkalan Angkatan Laut Terbesarnya di Halaman Belakang China |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.