Studi: Pengobatan Jantung Koroner Lebih Efektif Pakai Bioadaptor Dibandingkan Stent Bersalut Obat
Berdasar hasil studi, Bioadaptor efektif menekan pertumbuhan volume plak secara signifikan dalam perangkat stent.
William Wijns, MD dari Lambe Institute for Translational Medicine and CÚRAM, Galway, Irlandia menyebut temuan ini melengkapi inovasi di dunia medis.
"Menurut saya inovasi ini sangat luar biasa," jelas Wijns.
Baca juga: Penyakit Jantung Jadi Penyebab Kematian Jemaah Haji Terbanyak
Kardiolog Intervensi dari Rumah Sakit Medistra Jakarta, Prof. Dr. dr. Teguh Santoso mengakui bahwa dunia medis membutuhkan perangkat yang mampu bergerak dinamis mengikuti alur secara radial.
"Sesungguhnya yang kita butuhkan adalah perangkat yang dapat bergerak dinamis mengikuti alur secara radial. Siapa bilang kita membutuhkan perangkat yang mengikuti alur pembuluh secara longitudinal," kata Prof. Teguh.
Temuan tersebut, kata dia, juga menunjukkan bagaimana Bioadaptor memiliki dampak positif untuk mengurangi volume plak dan meningkatkan kesehatan pembuluh darah secara keseluruhan.
"Mengapa saya memilih Bioadaptor? Karena 6 bulan setelah stenting, alat akan beradaptasi dan membiarkan pembuluh darah bergerak secara alami dan menurut saya hal ini sangat penting bagipemulihan pasien," papar Prof. Teguh.
Ahli Jantung Intervensi senior di Antwerp Cardiovascular Center, Antwerpen Belgia, DR Stefan Verheye, MD, PhD, mengatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan Bioadaptor memulihkan denyut pembuluh darah yang diukur dengan ultrasound dan dipertahankan ketika lumen pembuluh terbuka.
"Ini juga menunjukkan tingkat penyempitan pembuluh darah yang lebih rendah dan lebih sedikit kehilangan ukuran lumen dibandingkan dengan stent konvensional. Hasil positif ini diamati di berbagai jenis pembuluh darah dan lesi, termasuk pada pasien diabetes," jelas DR Verheye.
Temuan penting lainnya adalah stabilisasi dan regresi plak yang diamati menggunakan Bioadaptor.
Dalam analisis subkelompok, terungkap bahwa Bioadaptor menurunkan volume plak pasca pemasangan stent, sedangkan stent konvensional menyebabkan peningkatan plak.
Hal ini menunjukkan potensi sinergis antara pemulihan gerak dan fungsi pembuluh Bioadaptor dengan penggunaan obat penurun lipid.
Hasil ini senada dengan pendapat dari Lead Investigator Bioadaptor Shigeru Saito, MD saat hasil penelitian terbaru dari Bioadaptor ini diumumkan ke publik.
"Ketika saya melihat hasilnya, saya sangat terkejut sekaligus antusias," kata Shigerux mengacu pada perubahan volume plak.
Di sisi lain, dalam artikel TCTMD yang diterbitkan tepat setelah temuan diumumkan, Ajay J. Kirtane, MD, SM dari NewYork-Presbyterian/Columbia University Irving Medical Center, New York, AS mengatakan bahwa perubahan volume plak yang diamati dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa restenosis in-stent tetap menjadi masalah klinis.
"Hampir 10 persen pasien yang datang ke lab kateter, datang untuk melakukan restenosis in-stent, itu tidak baik. Pasien memang mendapatkan hasil yang baik lebih awal tanpa masalah di tahun pertama, namun diikuti peningkatan kejadian kambuhnya penyakit," kata Kirtane.
Perwakilan Elixir Medical di Indonesia, Ati Sarawati menyampaikan bahwa teknologi inovatif ini kini ada di beberapa rumah sakit tanah air, meliputi RS Harapan Kita, RS Medistra, RS Pusat Pertamina, RS Kristen Bethsaida, RS Abdi Waluyo, RS Siloam Lippo Cikarang.
Lalu RS Siloam Lippo Village, RS Siloam MRCC, RS Siloam Kebun Jeruk, RS Bina Waluya, RS Mandaya, RS Pusat Angkatan Darat (RSPAD).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.